CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

698. Putra dan cucu Keluarga Kim



698. Putra dan cucu Keluarga Kim

0Tuan Kim, yohan dan seorang suster berjalan menuju ruangan bayi. Sesampainya riangan itu, yohan dan tuan Kim hanya bisa melihat dari jauh wajah banyak imut dan manis sedang tersenyum, ada juga yang menangis dan tertidur pulas. Ya tentu saja ruangan itu tidak hanya di tempati oleh putra sang presdir saja. Tetapi juga anak-anak dari pasangan lainnya yang telah lahir di rumah sakit itu.     
0

Yohan meletakkan tangannya menempel di kaca bening itu sambil mencari-cari bayi yang terlihat mirip dengannya atau tertulis nama tiara di tempat tidur bayi itu. Tetapi sekian lama yohan mencari dengan melihat dari satu ujung ruangan ke ujung yang lain, tidak ada satupun bayi yang tertulis nama tiara atau namanya di tempat tidur bayi itu.     

"Papa, Mengapa aku tidak bisa menemukan bayiku dan Tiara? Dimana para perawat itu meletakkannya?" Kata yohan bertanya kepada papanya karena sudah tidak sabar melihat putranya yang baru saja lahir itu mirip dengan siapa? Mirip dengan yohan atau dengan Tiara? Mirip dengan Siapapun anak itu baik papanya ataupun mamanya, pasti dia akan sangat Tampan. Bahkan mungkin lebih tampan dari papanya yang pemarah ini.     

Tuan Kim hanya tersenyum melihat yohan yang terlihat bingung memangdang kesana-kemari mencari putranya.      

"Memang bagaimana caramu mengenalinya?" Tanya tuan Kim yang merasa penasaran. Padahal sudah jelas cucu laki-lakinya atau putra yohan sudah berada tepat di depan mereka berdua. Tetapi Yohan justru tidak mengenalinya.     

"Aku mencari nama tiara atau namaku yang tertulis di tempat tidur bayi-bayi itu. Tetapi aku sampai sekarang tidak menemukannya. Bayi disini terlalu banyak dan wajah bayi menurutku terkadang terlihat hampir mirip antara satu sama lainnya." Kata Yohan yang terlihat bingung membedakan wajah-wajah imut dan menggemaskan itu dengan matanya. Bagi sang presdir lebih mudah membedakan file bisnis dan menganalisisnya, daripada mencari perbedaan dari wajah imut para bayi itu.     

"Ha... Ha... Jika tiara saat ini mendengar mu berkata seperti itu. Dia pasti akan sangat marah. Bagaimana bisa kau mengatakan anakmu Mirip dengan anak orang lain? Bisa-bisanya akan ada sepatu melayang kearahmu." Kata tuan Kim yang malah tertawa terbahak-bahak mendengar ocehan polos putranya itu. Ya, mungkin karena ini adalah anak pertama putranya dan Yohan sendiri juga tidak bisa mendampingi Istrinya melahirkan saat itu. Sehingga yohan tidak mengetahui Secara langsung mana bayi yang dilahirkan oleh Istrinya.     

"Aku tidak sedang bercanda papa. Lihatlah wajah mereka semua lucu, Sampai membuatku bingung." Kata yohan yang masih terlihat serius mencari keberadaan putranya.     

"Kau lihat, bayi laki-laki yang sedang tertidur lelap itu. Bukankah dia sangat mirip denganmu? Acuh, dingin dan tidak perduli lingkungan sekitarnya gaduh seperti apapun, bayi itu tetap bisa tertidur dengan lelap. Bayi itu adalah putra kalian." Kata tuan kim menunjuk kearah seorang bayi yang berada di tengah-tengah ruangan.     

Yohan melihat kearah bayi laki-laki itu. Bayi itu memang terlihat sangat berbeda dengan yang lainnya. Tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.     

"Darimana papa tahu kalau itu cucu papa?" Tanya yohan penasaran. Padahal jelas-jelas di tempat tidur bayi itu tertulis nama bayi nyonya muda Yu, bukan Nyonya muda Kim atau Nyonya Tiara.     

"Tentu saja papa tahu. Meskipun papa panik juga masih bisa berfikir jernih. Makanya kendalikan emosi mu, supaya kamu bisa berfikir dengan baik. Jika kau mencari namamu atau Tiara, sampai nanti juga tidak akan ketemu. Bukankah Dokter Duan tadi sudah mengatakan, bahwa istrimu tiara terdaftar dengan nama Nyonya Yu. Nama laki-laki yang menyelamatkan nyawa tiara dan bayimu dengan membawa tiara tepat waktu ke rumah sakit ini." Jelas tuan Kim kepada Yohan, tentang bagaimana caranya bisa mengenali dan mengetahui dimana Posisi cucunya sekarang berada.     

Yang dikatakan oleh papanya memang benar. Tetapi sebenarnya yohan tidak rela jika anak dan Istrinya itu memakai nama orang lain saat ini.     

"Apakah itu benar-benar bayi kami? Dia sangat Tampan. Anak papa... Papa ingin sekali memelukmu dan membawamu pulang ke rumah bersama mamamu. Kita akan hidup bahagia selamanya." Kata yohan dalam hati sambil memandangi terus bayi mungil itu, yang sekarang sudah bangun dan membuka kedua matanya.     

Wajah mungilnya terlihat sangat lucu. Bibirnya sesekali terbuka dan kedua matanya mengedip sambil memandang sekitarnya. Sayang sekali yohan dan tuan Kim hanya bisa memandang dari jauh dan di batasi oleh kaca bening diantara ruangan. Jika saja tidak ada pembatas itu, mungkin yohan dan tuan kim sudah bergantian menggendong dan mencium bayi mungil itu dengan suka cita.      

Seorang perawat sedang menggendong bayi itu dan menenangkannya, ketika bayi yohan dan tiara tengah menangis. Bayi itu seolah merasakan kehadiran orang tuanya di luar sana dan menantikan Pelukan hangat dari mereka.     

"Dia menangis papa. Aku sangat ingin sekali menggendongnya." Kata yohan kepada Papanya, ketika melihat putranya itu menangis.     

"Bersabarlah sedikit lagi. Nanti kau akan bisa menggendong dan menjaganya sampai puas. Ketika bayi itu sudah kita bawa pulang ke kediaman kim bersama dengan istrimu. Papa yakin, mamamu juga akan ssngat bahagia melihat cucu yang lama di nantikan sudah lahir." Kata tuan Kim sambil menepuk pelan bahu Yohan dan menasehatinya.     

Perawat itu terlihat keluar dari ruangan itu sambil menggendong bayi sang presdir. Yohan dan tuan Kim Segera mengikutinya.     

"Suster, mau dibawa kemana bayi itu?" Tanya yohan yang berjalan di belakang perawat yang membawa bayinya.     

"Ke ruangan ibunya Tuan. Bayi ini sudah waktunya untuk menyusu kepada ibunya." Jawab perawat itu sambil tersenyum, kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar tiara.     

Yohan dan tuan Kim kemudian mengikuti langkah perawat itu menuju ke ruangan Tiara, untuk melihat bayi itu dari jarak yang lebih dekat lagi.     

Sesampainya di depan kamar istrinya yohan dan Tuan Kim melihat bodyguard miliknya itu sudah berdiri menunggu di depan pintu kamar. Sedangkan di dalam kamar ada tuan muda Yu dengan asisten Daniel yang menjaga Tiara.      

"Presdir." Kata bodyguard itu yang Segera menyongsong big bosnya itu yang sedang berjalan kearahnya.     

 "Kau... Bagaimana keadaan istriku?" Tanya yohan kepada bodyguardnya itu, karena bodyguardnya itulah yang sejak tadi berada di tempat ini.     

"Nyonya muda baik-baik saja. Di dalam ada tuan muda Yu dan asistennya. Mereka yang saya ceritakan di dalam telepon tadi." Kata bodyguard itu menjelaskan.     

Wajah sang presdir langsung merah padam. Bagaimana bisa bodyguardnya itu membiarkan istrinya bersama dengan laki-laki lain di dalam sebuah kamar tanpa penjagaan. Bagaimana jika laki-laki itu menyentuh dan merayu Tiara, memeluknya, memegang tangannya, memandang tiara dengan mesra, berkata manis dan sebagainya.      

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.