CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

404. Aku yang lebih pantas menjadi nyonya Muda Kim



404. Aku yang lebih pantas menjadi nyonya Muda Kim

0An an mengambil beberapa pakaian milik Tiara dari dalam lemari. kemudian Ia berjalan menuju cermin. An an menempelkan pakaian-pakaian itu di depan tubuhnya, sambil bercermin dengan pakaian itu secara bergantian.     
0

"Aduh,... An an Kamu memang cantik sekali jika memakai pakaian-pakaian ini, mungkin engkau lebih pantas memakainya daripada nyonya muda." katanya bergumam pelan sambil tersenyum sendiri melihat paras cantiknya terpantul dari dalam cermin. Bahkan tidak hanya itu saja pelayan muda ini bahkan berani mencoba memakai secara langsung mantel bulu sayangan Tiara yang merupakan hadiah dari suaminya.     

"Ya, ampun.... Mantel Ini indah sekali! Sangat cocok di tubuhku."  Gumamnya bangga. Iya setelah melepaskan sementara itu dari tubuhnya dan melemparkannya dengan cepat keatas sofa karena itu adalah tempat terdekat yang bisa ia jangkau.  Ia tidak mungkin memasukkan mantel itu dengan rapi dalam waktu yang singkat. Apalagi ia merasa sedang ada langkah kaki yang berjalan menuju ke arah kamar tuan muda dan muda. Jangan sampai ada orang yang melihat apa yang tengah ia lakukan saat ini.     

"Aduh.... Bagaimanapun ini? Semua pakaian-pakaian ini masih berantakan dimana-mana."  Gumam an an yang tengah merasa panik melihat pakaian yang ia ambil dari lemari pakaian sangatlah banyak. Bahkan masih tergeletak dimana-mana setelah ia mencobanya. Ada di atas sofa, meja rias, diatas tempat tidur, dan ada juga yang masih ada topi yang menempel di kepalanya.     

" Tidak! Aku harus cepat merapikannya, atau riwayatku akan tamat hari ini juga."  Gumam an an yang segera berlari kesana-kemari mengambil pakaian-pakain itu dan melemparkannya  menjadi satu ke atas tempat tidur.     

Ceklakk...     

pintu mulai terbuka dan nyonya Kim masuk kedalam kamar itu dan betapa terkejutnya wanita cantik ingin melihat kamar Putra dan menantunya itu menjadi berantakan seperti kapal pecah. Semua barang-barangnya berserakan, seperti baru saja ada pencuri yang masuk mengambil dan menggeledah barang-barang berharga milik  yohan dan Tiara.     

Mata wanita cantik ini, seketika menatap tajam pada seorang pelayan yang tengah berdiri didekat tempat tidur dengan wajah tegang dan ketakutan.      

"An annnnn.... Apa yang telah engkau lakukan! Aku mau minta kamu untuk mengambilkan pakaian bukan menghancurkan kamar Yohan!!! Pergi kau sekarang!"  Teriak nyonya kim geram dan mengusir an an dari kamar Yohan dan Tiara.      

"Mohon maafkan saya, nyonya besar. Maafkan saya... Pakaian-pakaian ini berantakan kan karena saya bingung memilih pakaian yang mana yang akan nyonya besar bawa sebagai pakaian ganti untuk tuan muda dan nyonya muda. Nyonya bisa memilihnya sekarang, dan sisanya akan saya rapikan kembali ke dalam lemari pakaian Tuan muda dan nyonya muda."  Jelas pelayan ini sambil bersimpuh di kaki Nyonya Kim karena takut di pecat dari pekerjaannya merawat dan menjaga Nyonya muda Tiara. Jika hal itu sampai benar terjadi, bukankah ia tidak akan bisa lagi melihat wajah tampan tuan muda yohan?.     

"Tidak perlu! Panggilkan aku pelayan lain."  jawab nyonya Kim dengan wajah masam dan marah. Pelayan itu sedah sangat keterlaluan, bilangnya bisa dan sanggup. Tetapi pada kenyataannya ia hanya memperparah keadaan yang ada.      

"Nyonya besar, tolong maafkan saya. Saya berjanji akan bekerja lebih berhati-hati lagi dan tidak akan mengulangi hal ini."  Kata An An sekali lagi memohon.     

"Sial! Pelayan ini, menyebalkan sekali hari ini. Tetapi aku  tidak bisa memutuskan untuk memecatnya tanpa persetujuan Yohan dan Tiara. Bagaimanapun an an itu pelayan Tiara, hanya dia yang berhak memutuskannya nanti. Meskipun an an pelayan keluar ini, namun... Sudahlah."  Gumam Nyonya kim dalam hati. Ingin rasanya ia memecat pelayan kurang ajar ini sekarang, Tetapi tidak bisa melakukannya.     

"Aku bilang pergi sekarang! Jangan sampai aku berubah pikiran dan malah memecatmu!"  Kata nyonya kim dengan tegas. Ia sama sekali tidak perduli dengan an an yang sedang menangis di kakinya.     

An an kemudian segera bediri dan melepaskan pegangan tangannya dari kaki nyonya Kim. Ia kemudian keluar dari kamar yohan dan tiara dengan mata sembab dan merah.      

Disaat ia berjalan menuruni anak tangga, ia berpapasan dengan Emelly yang hendak menyusul papa dan mama di dalam kamar. Ia bosan terlalu lama menunggu di bawah, seperti menunggu dua orang yang berbulan madu saja. "Papa dan mama benar-benar lupa kepadaku yang menunggu di bawah sangat lama. Ibarat pohon yang baru di tanam sampai keluar akarnya."  Gumam gadis cantik ini dalam hati.     

Emelly cuma melirik ke arah mata an an yang terlihat merah dan sembab. Kemudian ia menghentikannya sambil bertanya, "Eh, Kenapa mata kamu merah? Apakah aa debu nakal yang masuk atau kau membuat kesalahan yang membuat nyonya besar marah?" kata Emelly setengah menyindir.      

Gadis cantik ini tahu, jika hanya kemasukan debu saja. mungkin mata pelayan itu hanya terlihat merah saja dan tidak akan sembab dan basah seluruh pipinya seperti habis menangis tersedu-sedu.     

"Ah, tidak apa-apa nona muda. Mata saya cuma kemasukan debu saja. Nyonya besar sangat baik, mana mungkin akan marah-marah kepada pelayan kecil seperti saya."  Jawab an an masih menyembunyikan rasa kesalnya terhadap nona muda di depannya. Dia terlalu usil dan ikut campur dengan semua urusan yang ia kerjakan.     

"Baguslah, kalau kamu tahu diri! Jika hal itu sampai terjadi, itu artinya kau memang pelayan yang keterlaluan." Kata Emelly sekali mengingatkan pelayan itu di dalam kata-kata sindiran tajam yang ia lontarkan. Mungkin kali ini gadis cantik ini, hanya masih bermain kata-kata saja. Tetapi jika pelayannya itu masih saja tidak tahu diri dan masih menggoda kakak laki-lakinya, maka ia sendiri yang akan mengerjai pelayan muda itu dengan tangannya sendiri.     

Emelly kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar papa dan Mamanya meninggalkan pelayan itu sendiri berdiri sendiri sambil terdiam di anak tangga.     

An an menggertakkan giginya, kedua telapak tangannya mengepal erat, ekspresi wajahnya terlihat jelas ia sekarang sedang sangat marah dan terhina.     

"Sial! Sekali lagi iblis kecil itu merendahkanku. Kau lihat saja Emelly Kim suatu saat kau kan meminta maaf di kepadaku."  Gumam an an dalam hati. Baginya adik perempuan tuan muda yohan itu sudah sangat keterlaluan dalam menghina dan merendahkan dirinya. Padahal ia tidsk pernah menyentuh ataupun melakukan sesuatu kepadanya.      

An an menyeka air matanya sampai bersih dengan tangannya. Ia tidak mau jika orang lain melihatnya dalam keadaaan sepertinya itu. Pasti akan datang banyak pertanyaan yangbakan di lontarkan kepadanya. Hal itu pasti akan membuatnya semakin jengkel dan emosi. Tidak dipecat saja hari ini, sudah merupakan keberuntungan besar baginya. Tetapi bukan berarti ia juga rela di hina oleh sesama pelayan juga.     

Pelayan muda ini kembali ke dapur untuk membantu koki Lim. Entah apalagi yang bisa ia kerjakan. biasanya setiap hari tugasnya adalah membersihkan kamar tuan muda yohan dan merawat serta membantu nyonya muda Tiara dalam berbagai hal, jika di butuhkan.     

Sesampainya di dapur, koki Lim melihat an an yang baru saja datang.      

" Bagaimana an an, apakah kau sudah menyampaikan  pesan itu kepada nyonya besar? Aku takut jika terlalu lama makanannya akan dingin dan tidak segar lagi."  Tanya koki Lim kepada pelayan muda ini. Ia yang meminta an an untuk menyampaikan pesan itu kepada nyonya besar dan sush selayaknya ia meminta laporannya.     

An an mendekat dengan wajah masam dan cemberut. Selain itu wajahnya juga merah padam,  seolah sedang menahan emosi.      

"Sudah! Hai, koki Lim. Kau jangan bercanda! Mana mungkin makanan itu akan cepat dingin. Kita sedah menempatkan makanan-makanan itu ke dalam wadah yang mampu membuatnya tetap panas beberapa jam ke depan." Jawab An an dengan ketus. Ia kemudian duduk di kursi yang ada di pojokan dapur itu sambil meletakkan kepalanya di aras meja dengan menghadap ke bawah, sehingga wajahnya yidak terlihat karena tenggelam diantara kedua lengannya yang terlipat rapat.      

Koki Lim hanya diam dan juga heran. An an yang biasanya lembut dan sopan. Mengapa sekarang tiba-tiba menjadi kasar dan tida tahu sopan santun seperti itu. Koki lim mengangkat kedua alis matanya sembari berfikir. "Hmm... Jangan-jangan ini orang salah makan obat. Jadi, kelakuan menjadi aneh seperti itu atau mungkin sedang datang bulan. Hingga emosinya meledak-ledak tidak karuan. Tetapi tidak seharusnya juga ia lampiaskan kepadaku dan juga teman-temannya sesama pelayan."     

Koki Lim meminta kepada pelayan lainnya untuk membawa sop-sop dalam wadah terpisah itu ke dalam mobil dan tambah beberapa kotak makanan berisi buah yang telah terkupas bersih dan sudah di potong rapi. Sehingga tuan dan nyonya muda nanti bisa dengan mudah langsung menikmatinya.     

-------------     

DI LANTAI 2 KEDIAMAN KELUARGA KIM     

Emelly mengetuk pintu kamar papa dan mamanya Beberapa kali sambil memanggil papa dan mamanya dengan pelan.     

Tuan Kim segera membuka pintu kamarnya. Ia mempersilahkan putri cantiknya, masuk dan duduk di kursi di ruangan itu.     

" Papa dan mama, mengapa lama sekali? Aku bosan tahu..."  Katanya dengan bibir manyun.     

"Haist... Bersabarlah, mama mu masih ke kamar kakakmu untuk mengambil pakaian ganti untuk yohan dan tiara."  Jelas papanya dengan sambil menepuk bahu Emelly.     

"Papa... Kakak baik-baik saja, bukan? Aku sangat khawatir kepadanya. Kalau di sakit siapa yang akan menjagaku nanti?" Kata Emelly dengan manja sambil memeluk papanya.     

Kedua orang papa dan anak ini duduk saling berdekatan. Tuan kim membelai lembut putri manjanya itu sambil tersenyum simpul. Sudah lama mereka berdua tidak saling bermanja-manja seperti ini. Tuan kim yang sibuk dengan kegiatan bisnisnya dan juga Emelly sendiri sibuk dengan kuliahnya, sedangkan istrinya sendiri juga punya kegiatan sosialnya sendiri.     

"Yohan baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir, sesampainya disana. Kau akan melihat sendiri bagaimana keadaan kakakmu."  Jawab tuan Kim dengan tersenyum, supaya putrinya merasa lebih tenang.     

Emelly masih bercanda tawa dengan manja dengan papanya. Tiba-tiba nyonya kim masuk ke dalam kamar dengan wajah masam dan cemberut.      

Tuan kim dan Emelly hanya terdiam serta memandangnya dengan heran.     

"Papa... Ada apa dengan mama. Mengapa setelah keluar dari kamar kakak wajahnya menjadi kusut seperti itu?"  Tanya Emelly kepada papanya sedang suara pelan sambil berbisik di telinga tuan Kim.     

Tuan kim hanya menggelengkan kepalanya sambil menatap mata putrinya.     

" Entahlah, papa juga tidak tahu?"  Jawab papanya singkat.     

"Sayang... Kemarilah! Mengapa kau terlihat sangat marah seperti itu? Apakah ada yang menggangu perasaanmu?"  Tanya tuan Kim sambil menawarkan tempat duduk di sampingnya, supaya mereka bisa saling berbicara.     

"Aku jengkel dan marah kepada an an. Pelayan itu semakin tidak tahu diri saja. Aku memintanya mengambilkan pakaian ganti untuk yohan dan Tiara. Dia malah mengeluarkan hampir seluruh isi lemari pakaian dan meletakkan pakaian-pakaian itu di tempat itu. Tidak hanya itu masih ada juga yang berada diatas kursi. Belum lagi aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri memakai topi Tiara di kepalanya. Bukankah itu sangat keterlaluan!"  Jelas nyonya kim kepada suami dan juga putrinya. setelah duduk di atas kursi yang di tunjuk oleh suaminya tadi.     

Emelly yang mendengar keluh kesah mamanya seketika mengernyitkan dahinya. Ia semakin tidak menyukai pelayan muda itu. Baru saja ia memberikan peringatan kepadanya. Sekarang pelayan itu sudah berani berbuat ulah dan membuat mamanya sampai marah-marah tidak jelas kepadanya dan juga papanya.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.