CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

189. Ekspresi Keluarga Jiang (2)



189. Ekspresi Keluarga Jiang (2)

0Yohan mendekatkan wajahnya dan berbisik kepada istrinya, "Sayang, Kendalikan dirimu. Kamu tidak boleh terlihat lemah di hadapan mereka. Ingatlah kau masih punya aku, Suamimu!." perkataan Yohan ini benar-benar membuat hati Tiara tersentuh. Ya! Benar, laki-laki yang mesum dan menyebalkan inilah yang selalu ada, saat ia terjatuh dalam keadaan terpuruk saat itu hingga saat ini. Ia tidak boleh terlihat lemah, ia harus tegar dihadapan keluarganya. Supaya mereka tahu bahwa Tiara selama ini baik-baik saja dan hidup bahagia bersama pasangannya, meskipun keluarganya tidak mengetahui kalau ia sebenarnya sudah menikah.     
0

Tuan Kim melihat ke arah mata Tiara yang sembab. Hatinya ikut terenyuh melihat menantunya ini menangis karena sedikit banyak, ia telah mendengar kisah sedih kehidupan menantunya ini dari asisten Steve.     

"Sayang, Kenapa kamu menangis?" ucapnya dengan lembut.      

" Iya, Kenapa? Bukankah seharusnya kamu bahagia, bisa bertemu dengan keluargamu?" tambah nyonya Kim, yang juga melirik kearah menantunya dan menawarkan sapu tangan miliknya untuk menyeka air mata. Kedua orang tua Yohan benar-benar memperlakukan Tiara dengan lembut dan penuh kasih sayang, baik dengan ucapan maupun perbuatan mereka.      

Tara seketika mengerutkan kedua alis matanya, ekspresi wajahnya terlihat bingung dengan situasi sekarang ini. "What!!! Sayang?? Apa-apaan ini, Kenapa keluarga Kim memanggil Tiara dengan sebutan sedekat itu. Tidak... tidak...ini pasti ada sesuatu yang tidak benar." (pikiran Tara). Ia masih terlihat bingung melihat tiga orang di depannya yang memperlakukan Saudarinya itu seperti anak emas saja. Mulai sikap tuan dan nyonya Kim yang  terlihat sangat dekat dan akrab dengan Tiara, sampai Kim Yohan yang memperlakukan Tiara sangat mesra seolah Saudarinya itu adalah istrinya saja.     

Tak jauh berbeda dengan putrinya, Jerry Jiang juga sama bingungnya mendengar panggilan Kim Yuchen kepada putrinya Tiara dengan sebutan 'sayang'. "Apa yang terjadi? Kenapa Yuchen dan Haesu terlihat sangat sayang dan dekat dengan Tiara. Apakah mereka mengangkat Tiara sebagai anak mereka?" Pikiran Jerry Jiang. Melihat Tiara di dalam kediaman keluarga besar Kim saja sudah membuatnya syok, apalagi ditambah melihat perlakuan sahabat dan istrinya yang begitu memanjakan putrinya itu. Benar-benar membuat laki-laki ini terlihat seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa dan bingung.     

Sonya Jiang cuma terdiam dan ingin sekali ia menepuk keningnya sendiri, karena terlalu bingung dengan keadaan saat ini. Bagaimana tidak! Mereka pergi ke kediaman keluarga besar Kim dengan tujuan lamaran pernikahan untuk Tara Jiang, Tetapi putri keduanya Tiara justru telah tinggal di dalam rumah ini terlebih dahulu. Apa hubungannya Keluarga Kim dengan Tiara itupun ia juga kurang jelas. Wanita cantik istri Jerry Jiang ini hanya memandang secara bergantian kearah Tiara, Tara dan suaminya kemudian kearah Yohan dan orang tuanya. Ia tidak tahu ingin berkomentar dan berkata apa. sekarang ia hanya bisa menunggu suaminya membuka pembicaraan terlebih dahulu, baru ia tahu harus mengambil langkah selanjutnya.     

Tiara hanya memaksakan satu Senyuman tipis di sudut bibirnya. "Terimakasih, Papa dan mama telah mengundang keluarga saya ke rumah malam ini. Aku sangat terharu, sehingga tanpa sadar meneteskan air mata" ucapnya sendu. Tiara seperti tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia benar-benar tidak menyangka Keluarga suaminya Ini bisa sampai berfikir untuk mendatangkan papa dan mamanya untuk makan malam sebagai hadiah kejutan untuknya dan hasilnya tiara benar-benar terkejut.     

Ekspresi wajah Tara berubah semakin merah padam setelah mendengar jawaban Tiara kepada tuan dan nyonya Kim. Emosinya sedikit demi sedikit mulai naik dan ia mulai sulit untuk mengendalikannya.     

"What! Papa...Mama...?"gumam Tara dalam hati, "Apa-apaan ini, Bagaimana bisa dia memanggil tuan dan nyonya Kim dengan sebutan papa dan mama?" pikiran Tara semakin penasaran, tetapi mulutnya masih terkunci rapat. Ingin sekali ia berteriak dan mencaci maki saudaranya itu saat ini. Tetapi sekali lagi ia harus bersabar sedikit lagi. Ia tidak boleh bertindak ceroboh dan melakukan kesalahan-kesalahan yang besar.     

Yohan mengangkat wajahnya Tiara dan menghapus air matanya, "Sayang...Air matamu terlalu berharga untuk mengetes. Jangan menangis!" gumamnya lirih. Laki-laki ini menyeka air mata Tiara dengan jari-jarinya, kemudian mengecup kening istrinya.     

Tiara tersenyum memandang suaminya itu dan berusaha mengendalikan perasaan dan emosinya, supaya air matanya tidak terus-menerus menetes.     

Seluruh anggota keluarga Jiang semakin bingung, dan bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi. Jerry Jiang mulai membuka pembicaraan, "Tiara, bagaimana bisa kamu berada disini?" Tanya Jerry dengan sedikit ragu-ragu. Sebenarnya Jerry Jiang juga tidak ingin melontarkan pertanyaan konyol ini.     

Jelas saja terlihat konyol, jika orang tua sampai tidak tahu anaknya tinggal dengan siapa dan bagaimana bisa tinggal di keluarga Kim. Apalagi jika ia sampai menanyakan status Tiara di dalam keluarga sahabatnya itu, bukankah itu malah akan membuat dirinya terlihat bodoh dan tidak tahu malu???.     

Tuan Kim mulai berfikir untuk menjelaskan akar permasalahannya, sedari tadi ia sudah memperhatikan Jerry Jiang dan keluarganya yang terlihat bingun dengan perlakuan ia dan keluarganya terhadap Putrinya Tiara. Pasti banyak pertanyaan di benak mereka, cuma mereka hanya masih berfikir dan memilih untuk diam sementara waktu. "Jerry! Kami minta maaf. Sebenarnya kami mengundang kalian ke kediaman keluarga besar Jiang ini, ada hubungannya dengan adanya putrimu Tiara yang tinggal bersama dengan kami. Ada sesuatu yang penting yang ingin kami beritahukan dan jelaskan kepada kalian semua." tuan Kim mencoba menjelaskan masalah ini secara perlahan, agar tidak menyinggung perasaan teman lamanya itu. Tetapi entah mengapa ia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Tidak! Itu pasti hanya pemikirannya saja. Ekspresi kesal dan marah dari putri sulung sahabatnya itu sangat terlihat sekali ketika melihat putra dan menantunya itu terlihat mesra. Tara seolah-olah tak terima melihat kebahagiaan adiknya sendiri. Semua itu terlihat jelas dari sorot matanya yang sedari tadi menatap tajam penuh kebencian kerah Yohan dan Tiara tanpa terlewat sedikitpun. Ia mulai berfikir apa yang dilakukannya dengan istrinya akan mempersatukan keluarga Jiang atau malah memperburuk hubungan mereka dengan Tiara?? Entah apapun itu nangis akan terjawab.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.