CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

69. Rumah Sakit (1)



69. Rumah Sakit (1)

0Tara begitu senang saat mendengar ada seorang laki-laki yang memuji kecantikan dan keseksian tubuhnya. " Tentu saja. memang siapa yang akan terlihat lebih cantik dariku di kota ini." kata Tara membanggakan diri karena kecantikannya.     
0

Tara dan Jonathan masih bingung untuk memilih semua barang-barang yang diinginkan oleh Tara. Mereka berputar-putar di dalam tokoh dan mencoba satu persatu sepatu yang menurut mereka bagus dan juga memiliki kualitas dan merupakan merek terkenal serta limited edition.     

selain membeli sepatu Tara juga membeli barang-barang lain seperti halnya baju tas dan beberapa aksesoris. setelah mencoba beberapa baju,  akhirnya Tara memutuskan untuk membeli gaun merah yang telah ia coba baru saja. kalau malam berwarna merah ini memang sangat indah ia mampu menampilkan keindahan lekuk tubuh Tara Jiang dengan sempurna.     

Mereka berdua pergi ke kasir untuk membayar pakaian yang di inginkan Tara.     

Jonatan mengeluarkan kartu kreditnya untuk membayar pakaian-pakaian itu     

PERUSAHAAN LIANXI GRUP     

 Perusahaan Lianxi Grup     

Persiapan acara ulang tahun perusahaan Lianxi Grup ke 5 akan di adakan 2 hari lagi, semua persiapan sudah mencapai 80% hanya tinggal menambahkan sedikit hiasan di ruangan pesta saja. sedang masalah paling penting adalah tentang pemilihan perusahaan pemenang tender proyek pembangunan hotel di kota J yang belum ditentukan sampai sekarang, padahal ini akan di umumkan pada saat pesta.     

Asisten Steve terlihat mondar-mandir dari ruangannya ke ruangan presdir Yohan beberapa kali. hari ini ia harus mendapatkan keputusan perusahaan manakah yang akan di pilih oleh perusahaan Lianxi Grup sebagai pemenang sekaligus pelaksanaan pembangunan hotel di kota J ini.     

"Dimana Presdir? aku sudah berkali-kali bolak-balik ke ruangannya, tetapi tak kunjung bertemu dengannya"     

Asisten Steve sudah mencoba menelpon ke handphone Presdir Kim Yohan, namun handphone sedang tidak aktif. Steve juga sudah menghubungi ke villa presdir Kim Yohan tetapi kata bibi Alaen tuan muda Yohan dan nyonya muda belum pulang.     

"Ya Tuhan, kemana sebenarnya dia. kenapa tidak bisa di hubungi, apa terjadi sesuatu dengan presdir?" pikiran asisten Steve memulai bertanya-tanya dan khawatir.     

asisten Steve mulai berjalan menghampiri para bodyguard yang biasanya berjaga di depan pintu ruangan sang Presdir. tetapi mereka juga tidak tahu keberadaan atasnya itu.     

Para bodyguard itu menjelaskan, yang mereka telah beranjak pergi ketika sang Presdir tengah berdua di dalam ruangan bersama Sekertaris Jiang. ini jelas dilakukan atas perintah dari Presdir Kim sendiri. Mereka tidak akan ada yang berani membantah.     

Ya! Asisten Steve tahu benar, apa yang dikatakan oleh para bodyguard itu sepenuhnya jujur dan tidak mengada-ada. sang presdir memang tidak mau di ganggu ketika ia sedang berdua dengan istri kesayangannya itu.     

Asisten Steve meninggalkan para bodyguard sang Presdir dan berjalan menuju ruang kerjannya. secara tidak sengaja ia berpapasan dengan Sekertaris Tang dan asisten sekretaris Youli. Mereka berdua baru saja meletakkan berkas laporan Daria ruangan sang presdir.     

Wajah asisten Steve sudah terlihat lelah dan lesu.     

"Eh...apa kalian tahu kemana Presdir Kim pergi?" asisten Steve berhenti sejenak dan menoleh kearah dua wanita cantik yang baru saja ia lewati.     

Sekertaris Tang mulai menanggapi pertanyaan dari asisten pribadi kepercayaan sang presdir itu. ia berkata, "Aku tidak tahu pasti, tetapi tadi pagi aku melihat Presdir Kim sedang pergi bersama dokter Glen. Mereka membawa Sekertaris Jiang dengan tergesa-gesa. sepertinya Sekertaris Jiang pingsan di ruang kerja presdir. Mungkin saja mereka masih berada Rumah Sakit" jelas Tania dengan santai.     

Sekertaris Tang sama sekali tidak perduli dengan keadaan teman seprofesinya itu, ia bahkan lebih senang jika Tiara itu celaka.     

" Iya...aku juga melihatnya, oh...bahkan bukan hanya kami tapi hampir semua pegawai disini melihat mereka" tambah Youli mempertegas pernyataan Tania.     

Dari pernyataan kedua orang wanita itu, asisten Steve tahu kemana ia harus mencari sang presdir.     

" Oh... terimakasih informasinya, sepertinya kemungkinan besar mereka datang ke rumah sakit milik dokter Glen. aku akan pergi kesana" Steve meninggalkan Tania dan Youli.     

Asisten Steve bergegas menuju ruangan sang Presdir untuk mengambil beberapa dokumen penting yang harus segera mendapatkan tandatangan dan persetujuan sang presdir. Steve kemudian menyusul Yohan dan Tiara ke rumah sakit dokter Glen.     

Hanya butuh beberapa puluh menit saja, Steve telah sampai didepan rumah sakit dan mengarah ke lokasi parkir untuk memarkirkan mobilnya.     

Laki-laki tampan dan masih single ini berjalan menuju ke bagian administrasi. "Suster, ruangan pasien bernama ibu Tiara disebelah mana ya? Emm, kira-kira baru tadi pagi dirawat." tanya asisten Steve.     

Suster itu mulai mencari data sesuai nama yang di berikan oleh asisten Steve. Suster itu mengatakan kepada Steve untuk pergi ke ruang VIP-1.     

Asisten Steve segera melangkahkan kakinya menuju tempat yang di tunjukkan oleh suster tadi.     

Tok...tok..tok...suara pintu di ketuk perlahan. Yohan perlahan berjalan menuju pintu dan membukanya. "Oh....kamu Steve, masuklah"     

"Presdir" Ucapnya menyapa atasannya itu.     

Steve berjalan masuk kemudian berdiri di samping sofa, ia tidak akan duduk sebelum Presdir mengizinkannya.     

" Duduklah! katakan, apa ada hal yang penting? Maaf, aku pergi tanpa memberitahumu." Yohan berjalan dan berhenti di sebuah sofa di sudut ruangan. ia meletakkan tubuhnya dan duduk di sofa dan diikuti oleh asisten Steve.     

"Maaf Presdir, saya kemari karena ada sedikit urusan mendesak di kantor. Saya sudah mencoba menghubungi handphone Presdir berkali-kali tetapi selalu tidak aktif" Steve meletakkan map yang dibawanya di atas meja.     

"Oh, itu karena handphoneku lowbat dan aku juga panik tadi. tak sempat lagi aku memeriksa telepon seluler milikku" Jelas sang presdir.     

Asisten Steve mengerti dan bisa membayangkan bagaimana tingkah laku dan sikap atasannya itu, ketika mendapati istri kesayangannya pingsan.     

Yohan melihat isi map yang di bawa Steve "Proposal proyek pembangunan hotel"     

Mendengar ucapan Yohan, Tiara langsung membuka matanya karena sedari tadi ia cuma pura-pura tidur saja.     

"Apa itu proyek hotel yang aku tangani" ucap wanita cantik ini dengan menoleh ke arah Yohan dan Steve. ia perlahan-lahan bangun dari tempat tidur pasien dan duduk.     

Mendengar suara Tiara Steve dan Yohan seketika menoleh.     

" Sayang...kamu sudah sadar" Yohan meletakkan kembali map itu di atas meja dan berjalan mendekat ke arah Tiara.     

sekarang laki-laki tampan ini telah berdiri tepat didepan Tiara" Apa kamu masih pusing...apa yang kamu rasakan, Steve panggilkan Glen kemari"     

"Tidak...aku baik-baik saja, bisakah kita pulang. aku merasa jenuh dan bosan disini" ucap Tiara.     

Tiara tahu jika dia masih di rawat di rumah sakit ini, maka Yohan tidak akan membiarkan Tiara untuk menyentuh satupun pekerjaan. apalagi memberikan proposal proyek itu kepada Tiara.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.