CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

70. Rumah Sakit (2)



70. Rumah Sakit (2)

0"Steve segera beranjak dari tempat duduknya. sesuai perintah dari Yohan, Steve pergi ke ruangan dokter Glen.     
0

Kita tunggu Glen datang dan biarkan dia memeriksa kondisimu dulu, jika memungkinkan maka kita akan segera pulang meskipun sebenarnya aku lebih tenang jika kamu di rawat di sini sampai benar-benar membaik" Yohan membaringkan tubuhnya Tiara dan membelai lembut rambut panjangnya kemudian mengecup kening Tiara.     

" Istirahatlah dulu...tubuhmu masih lemah" kata Yohan dengan memandang lembut ke arah Tiara.     

Tak berapa lama dokter Glen dan Steve datang, Glen memeriksa kondisi tubuh Tiara dengan seksama.     

" Bagus...apa kamu masih pusing atau mual?" tanya dokter Glen kepada Tiara.     

"Tidak...aku baik-baik saja, aku hanya ingin pulang sekarang. bisakah? aku merasa jenuh sekali"     

Sepertinya aku harus membiarkan dia pulang, bukankah wanita yang sedang hamil perasaannya harus selalu senang tidak baik jika ia terus disini itu akan membuatnya stress (pikir dokter Glen).     

" Baiklah, jika itu yang kamu inginkan. aku rasa suamimu yang super galak ini bisa menjagamu dengan baik di rumah"     

"Terimakasih"     

Tiara tersenyum kepada dokter Glen, ia senang sekali akhirnya di izinkan pulang dari tempat yang membosankan ini.     

Di sisi ruangan yang lain Yohan sedang memandang tajam kepada dokter Glen dari sofa yang ada di dalam ruangan itu.     

Yohan akan sangat marah jika ada seseorang yang bermain-main dengan keadaan kesehatan Tiara. Yohan sudah setengah mati paniknya saat melihat istrinya pingsan. Jadi, kali ini jelas ia harus benar-benar memastikan Tiara sudah sehat. Barulah ia akan tenang untuk membawa istri kesayangannya itu pulang ke rumah.     

" Apa kau yakin dia sudah bisa pulang?"     

Yohan berbicara dengan dokter Glen dari pojok ruangan itu, tanpa berdiri dari posisi duduknya.     

Bulu kuduk dokter Glen mulai berdiri. Tatapan mata Presdir satu ini benar-benar tajam dan membuat orang yang melihatnya bergidik gemetar.     

Si Yohan galak itu pasti sedang marah, dia bisa mencekik aku nanti. Jika ada apa-apa dengan istri kesayangannya ini, Gumamnya dalam hati.     

Seketika dokter Glen memutar tubuhnya kearah sumber suara, punggungnya merasakan hawa dingin dari sebuah kemarahan.Ya adalah Suara sang presdir yang merasa kurang puas dengan keputusan Dokter tampan dan lembut ini.     

"Te..tentu saja, ikut aku! Aku akan menjelaskan sesuatu kepadamu" melambaikan tangan kepada sahabatnya.     

" Yohan, ikutlah denganku. aku akan menjelaskan semuanya" ucap dokter Glen dengan wajah serius, tak kalah serius dengan wajah yang di pasang sang presdir saat ini.     

Dokter Glen harus bisa meyakinkan sahabatnya itu, jika ia tidak salah mengambil keputusan. dokter Glen punya alasan yang bisa di jelaskan.     

Glen berjalan keluar dari ruangan Tiara, dan menuju ke ruangannya. Sang Presdir berjalan mengikutinya dari belakang.     

"Apa yang akan di jelaskan anak manja ini kepadaku?. Awas saja kalau dia main-main dengan kesehatan Tiara dan bayinya."     

Tangan sang Presdir sudah mengepal karena geram. ia tidak akan memaafkan siapapun yang melukai Keluarganya, sekalipun itu sahabatnya sendiri.     

Sesampainya di ruangan dokter Glen. Yohan dan Dokter Glen duduk saling berhadapan. dokter Glen mengambil nafas dalam-dalam dan berusaha bersikap tenang.     

"Glen...Apa kau yakin membiarkan istriku pulang? aku melihatnya masih begitu lemah. aku tidak ingin terjadi sesuatu kepadanya dan juga calon bayiku" berbicara dengan serius karena khawatir.     

Jelas tergambar dari raut muka sang Presdir rasa tidak percaya yang lumayan besar kepada dokter muda dan tampan di hadapannya.     

Dokter Glen seolah bisa membaca ekspresi wajah dari sahabat kecilnya ini. ia mulai menjelaskan semua kepada Yohan, mengapa ia memberi izin pulang kepada istri sahabatnya itu.     

"Hey! Apa kau sedang meragukan kemampuanku? percayalah padaku!. Tiara baik-baik saja. Istrimu hanya membutuhkan suasana yang nyaman dan menyenangkan saja. Kau hanya perlu menjaga perasaan Tiara agar selalu bahagia saat ini karena wanita yang sedang hamil tidak boleh stress. Itu bisa mempengaruhi bayi dalam kandungan ibunya" jelas Glen dengan perlahan. Jika ia sampai salah berbicara, bisa-bisa ada tinju panas melayang ke wajah tampannya.     

Dokter Glen sudah mengenal sifat dingin dan segala tabiat buruk sahabatnya itu. ia tidak akan banyak bicara dengan mulutnya, tetapi berbicara langsung dengan tindakannya.     

" Oh...begitu, baiklah aku akan membawanya pulang" Yohan menganggukan kepala manggut-manggut, seolah-olah ia sudah mengerti penjelasan dari dokter Glen.     

Sang Presdir merasa lega mendengar penjelasan dari dokter Glen yang menyatakan bahwa Tiara sudah sehat dan baik-baik saja. sudah jelas di simpulkan, bahwa ia tidak perlu khawatir lagi dengan istrinya dan bisa membawanya pulang.     

Tidak jauh berbeda Dalam pikiran dokter Glen. ia juga merasa sangat lega, akhirnya Yohan bisa menerima penjelasannya juga. ia mulai menjelaskan detail yang lainnya dengan panjang lebar.     

" Satu lagi, jauhkan dia dari benturan fisik yang keras, perhatikan asupan gizinya, berikan vitamin, cukup istirahat, tidak boleh terlalu lelah, jangan telat makan, jangan sembarang minum obat bla..bla..bla..." ucapan dokter Glen sudah seperti air tekun saja yang meluncur kebawah tanpa terkendali.     

Dalam pikiran Yohan, ia sudah mulai pusing mendengar ucapan Glen yang banyak dan muter-muter menurutnya.     

"Tutup mulutmu aku sudah mengerti, perkataanmu membuatku pusing" Yohan menutup paksa mulut Glen dengan memasukkan biscuit ke dalam mulut Glen dengan tangannya.     

" Ah... Dasar kau memang brengsek" maki Glen sambil mengunyah biskuit yang di masukkan Yohan ke dalam mulutnya.     

"Nyam..nyam. hmm, ini sungguh lezat" Gumamnya sembari menikmati biskuit.     

Yohan yang sudah tidak sabaran, mulai mengomel kesana kemari.     

" Sudah! Cepat tulis resep obatnya dan berikan kepada Steve! biar dia yang mengambilnya" perintahnya kepada dokter Glen dengan ketus.     

"Kamu sadis"     

"Jangan cerewet!"     

Yohan menelepon asisten Steve untuk segera datang ke ruangan dokter Glen.     

"Hallo, Presdir. Ada yang perlu saya bantu?"     

"Steve, datanglah ke ruangan Glen sekarang!"     

"Baik Presdir"     

Setelah sang presdir menutup panggilan teleponnya. asisten Steve segera meluncur ke ruangan dokter Glen.     

Glen menulis resep obat dan memberikannya kepada Steve. Sesuai dengan instruksi Steve mengambil obat itu di apotik rumah sakit. Setelah selesai, ia kembali lagi ke ruangan dokter Glen.     

Yohan dan Steve meninggalkan ruangan Glen. Mereka berjalan menuju ruangan Tiara.     

Ceklakk...     

Asisten Steve membukakan pintu untuk sang presdir. Terlihat Tiara sedang duduk di tepian tempat tidur pasien.     

Tiara melihat ke arah mereka berdua yang tengah berdiri di depan pintu.     

"Selamat siang ibu Tiara" asisten Steve menyapa dan memberi salam dengan tersenyum.     

Yohan berjalan mendekati ke arah istrinya. "Sayang, kenapa kamu bangun? Istirahatlah!"     

Sang presdir mengecup kening istrinya, kemudian duduk di tepian tempat tidur pasien.     

"Tidak mau, aku baik-baik saja. Aku bosan tiduran. Ayo kita pulang" gumamnya.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.