CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

100. Yohan Bertahanlah (2)



100. Yohan Bertahanlah (2)

0melihat tingkah laku sudah muak ditambah lagi mendengar ucapan-ucapannya yang sedikit pedas dan menyakitkan hati, membuat sang Presdir lama-lama menjadi geram. "Hei, nona Jiang. Dengarkan aku! Aku suka wanita atau tidak, itu urusanku. Jikapun di dunia ini hanya ada satu wanita dan itu adalah kau. Aku akan memilih untuk sendiri." Jawab sang Presdir.     
0

Mendengar perkataan Yohan tara cuma tertawa kecil, dan kembali mendekati sang Presdir. Ia masih belum menyerah dan berusaha merayunya kembali, menjulurkan tangannya untuk kesekian kali meraih wajah tampan dan dingin itu. Tetapi lagi-lagi ia di acuhkan begitu saja.     

Drettt...drett...     

tiba-tiba handphone Yohan berbunyi. Ia segera mengangkatnya dengan cepat karena itu telepon dari Villa pribadinya. Jelas yang menghubungi adalah bibi Alaen.     

Sang presdir terlihat sedikit panik. Kenapa tiba-tiba pelayanannya itu meneleponnya, apa mungkin terjadi sesuatu lagi dengan istrinya? pikirannya.     

" Hallo...bibi ada apa?" Jawab sang Presdir dengan nada tegas seperti biasanya.     

"Tuan muda... Nyonya muda?" Bibi alaen gugup dan takut mengatakan yang sebenarnya kepada tuan mudanya, jika nyonya Tiara di bawa oleh orang tua sang majikan.     

Wajah Yohan mengerut dan menjadi lebih serius dan tak sabar ingin mendengar kelanjutan ucapan bibi Alaen.     

" Bik...katakan dengan jelas, ada apa dengan Tiara?" tegas Yohan meminta jawaban yang jelas.     

" Nyonya muda, di bawa tuan dan nyonya besar" wanita tua pelayan Yohan ini berbicara dengan suara ketakutan dan khawatir.     

" Apa!" Yohan menghempaskan tangan Tara itu dari wajahnya, kemudian berjalan keluar dari ruangan kerjanya dengan cepat dan meninggalkan Tara Jiang sendiri di dalam ruangan.     

Sang Presdir tak perduli dengan Tara atau siapapun saat ini, yang ia inginkan saat ini adalah mengetahui keadaan istrinya secepatnya.     

Tara yang merasa tertolak ke sekian kalinya. ia Merasa emosi dan terhina, tak pernah ada seorang laki-laki yang menolaknya sampai sejauh ini.     

" Aaaaaakkhh, Sial! apa aku tidak salah dengar? Yohan tadi menyebut nama Tiara." Teriaknya dengan penuh emosi.     

Tara berjalan ke sofa untuk mengambil tasnya dan berbalik berjalan dengan gontai menuju pintu keluar. Di dalam hatinya masih bertanya-tanya, kenapa Yohan tadi menyebut nama Tiara. Apa hubungan mereka sebenarnya dan itu tadi telepon dari siapa?. Mengerutkan dahi dan terus berjalan keluar, dan masuk kedalam lift menuju lantai dasar.     

" Sial...kenapa? kenapa lagi-lagi Tiara, yang mengambil lelakiku! Ya...aku memang pernah melemparkan Yohan kepelukannya, tetapi waktu itu aku hanya menganggapnya sampah yang tak berguna saja dan sekarang Yohan adalah sebuah berlian, jadi aku harus mengambilnya lagi" katanya sambil bergumam sendiri di dalam lift.     

"Ting' pintu lift terbuka dan Tara keluar dari dalam lift menuju pintu keluar perusahaan dengan masih melamun.     

Di sela-sela lamunannya Tara Jiang tidak sengaja berpapasan dengan Tania Tang, Sekertaris utama perusahaan Lianxi Grup. Brukk...bahu mereka saling berbenturan, sehingga menyebabkan semua berkas yang di bawa Tania jatuh berserakan di lantai.     

"Hey...apa kau buta?" Teriak Tania yang merasa dirugikan karena hasil kerjanya jatuh berserakan. " Pungut!" perintah Tania kepada Tara sambil menunjuk kearah kertas yang berserakan di atas lantai yang jatuh karena ulah Tara.     

Tara hanya tertawa kecil dan sama sekali tidak ada niat untuk membantu Tania membereskan berkas-berkas yang terjatuh itu.     

" Ups... sorry nona Tang, aku tidak ada waktu. sebaiknya kau memungut semua kertas-kertas itu sendiri. " kata Tara meremehkan perintah Tania dan ia juga tidak memberi bantuan untuk memungut kertas-kertas yang berserakan di atas lantai, malah Tara langsung melangkahkan kakinya pergi  dari hadapan Sekertaris Tang begitu saja dengan tertawa kecil.     

Seketika wajah Tania perah padam mendengar perkataan dari Tara yang meremehkannya.     

" Hey!" teriak Tania yang tidak terima dengan sikap Tara Jiang kali ini. memang siapa dia berani berlaku seperti itu di perusahaan Lianxi Grup.     

Plakk... Tania menarik tangan Tara dan mendaratkan tamparan keras di pipi kanan Tara Jiang sebagai pelajaran untuk wanita sombong ini.     

" Hah...kau pantas menerima ini wanita jalang!" Tania menghina dan menampar pipi Tara di depan semua orang yang ada di ruangan itu.     

"Kau!" kata Tara sambil memegang pipi yang memerah bekas tamparan Tania.     

Tara tidak terima dengan perlakuan Tania ini, ia menarik dan mengacak-acak rambut Tania kemudian mendorongnya sampai jatuh  tersungkur di lantai.     

Tara membungkukkan tubuhnya. Plakk...plak...Tara membalas tamparan Tania dengan setimpal bahkan dua kali lipat lebih banyak dengan membuat tato merah bekas tangan lembutnya di pipi Sekertaris utama perusahaan Lianxi Grup itu.     

"Kau...memanggilku jalang! Ha..ha..Apa yang lebih menyedihkan daripada kau yang berada di dekatnya tetapi tidak bisa mendapatkannya " sindiran keras Tara kepada Tania.     

Tania merasa ada sesuatu yang kurang enak masuk ketelinganya.     

" Kau" ucapnya terhenti, Tania yang tidak terima telah dipermalukan Tara Jiang, berdiri dan membalas menarik rambut Tara sehingga  perkelahian hebat antara dua orang wanita yang memperebutkan sang Presdir terjadi begitu sengit dihadapan banyak orang.     

Tara dan Tania seperti orang yang tidak tahu malu. saling menjambak rambut, menampar, mendorong, memukul, menarik pakaian, dan mencaci maki dengan perkataan kotor yang saling di lontarkan keduanya seakan seperti saling bersahutan dan tidak ada habisnya.     

Salah satu pegawai berlari terpaksa berlari ke kantor asisten Steve untuk melapor, bahwa terjadi keributan di luar di lantai 1.      

" Tuan... Asisten Steve. Nona Tara dan Sekertaris Tang berkelahi di bawah" ucapnya tergesa-gesa.     

"Apa?" asisten Steve langsung keluar dengan cepat dari ruangan kerjanya dan berjalan dengan cepat menuju tempat kejadian. sesampainya di lantai 1. asisten Steve langsung meminta para pegawai memisahkan keduanya.     

" Berhenti! Berhenti...apa kalian berdua tidak tahu malu! bawa mereka berdua dan obati" perintah asisten Steve yang juga mulai tersulut emosinya, melihat dua orang fans berat sang Presdir sedang baku hantam satu sama lain.     

"Puh...mungkin lain kali harus ada ring tinju nih" pikiran nakal asisten Steve mulai muncul.     

"Eh'em, berhenti. Haruskah aku memberikan cermin kepada kalian berdua" kata asisten Steve menyindir keduanya yang sudah kacau.     

keadaan Tara dan Tania sudah acak-acakan seperti orang gila di pinggir jalan, dengan beberapa luka ringan karena bekas cakaran masing-masing.     

Para pegawai itu membawa keduanya ke ruangan untuk di obati lukanya.     

Steve berjalan di belakang  keduanya, ia berkata" Nona Tara, saya harap setelah ini anda bisa langsung pulang" setelah mengucapkan itu Steve kembali lagi keruangan kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaannya.     

Sesampainya di ruang pengobatan. Tara dan Tania masih saja saling bersatu mulut, menjambak rambut, mencakar dengan kuku tangan mereka sehingga membuat orang-orang yang berada di ruangan itu menjadi kualahan melerai pertengkaran keduanya.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.