CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

187. Undangan Makan Malam (10)



187. Undangan Makan Malam (10)

0Tuan dan nyonya Kim mempersilahkan para tamunya itu untuk duduk. Para pelayan yang berdiri tepat di samping kursi meja makan, menggeser kursi untuk duduk para tamu.     
0

Street... Suara kursi di geser. "Tuan Jiang silakan duduk" ucap pelayan dekat Jerry Jiang. Jerry Jiang kemudian mulai memposisikan tubuhnya untuk duduk dikursi yang sudah disediakan.     

Street... Suara kursi di geser. "Nyonya Jiang silakan duduk" ucap pelayan dekat Sonya Jiang. Sekarang Giliran Sonya Jiang kemudian mulai memposisikan tubuhnya untuk duduk dikursi yang sudah disediakan.     

Street... Suara kursi di geser. "Nona muda Jiang silakan duduk" ucap pelayan dekat Tara Jiang. Terakhir Tara Jiang kemudian mulai memposisikan tubuhnya untuk duduk dikursi yang sudah disediakan.     

Mereka berlima duduk sesuai dengan posisi masing-masing. Tuan Kim dekat dengan Nyonya Kim, Jerry Jiang dengan Sonya Jiang dan Tara Jiang dan masih ada 3 kursi kosong lainnya. Kursi yang disediakan untuk putra mereka Kim Yohan dan istrinya serta putri mereka Emelly. Tetapi sayangnya Emelly sudah  kembali terlebih dahulu untuk meneruskan studinya di Amerika. Sehingga ia tidak bisa menghadiri perjamuan makan malam ini.     

Mereka duduk saling berhadapan dan sesekali mengobrol ringan.  Apalagi pemeran tokoh utama yang di tunggu-tunggu belum hadir di ruangan itu.     

"Bibi Sue, dimana tuan mudamu? Kenapa belum turun juga" Tanya nyonya Kim kepada sang pelayan karena ia tadi sudah meminta kepala pelayan itu untuk memanggil Yohan.     

Tubuh bibi Sue gemetar, ia bingung mau melaporkan apa kepada nyonya Kim. Ia sudah dua kali naik ke atas untuk memanggil tuan muda dan nyonya mudanya segera turun ke bawah. Tetapi keduanya masih sibuk dengan sesuatu yang pribadi. Tidak mungkin ia melaporkan dengan suara keras dan terang-terangan kepada sang nyonya, jika tuan muda masih sedang memadu kasih dengan nyonya muda saat ia memanggil mereka di depan kamarnya. Bisa-bisa semua orang yang ada di meja makan ini mati tersedak.     

"Bi...Kenapa kau masih diam saja" Nyonya Kim merasa sedikit emosi, karena pelayan itu tak kunjung menjawab pertanyaannya.     

Akhirnya sang kepala pelayan, memberanikan diri  untuk maju dan berjalan mendekat ke arah nyonya besarnya yang sedang duduk. Ia membisikkan sesuatu yang sifatnya pribadi dan rahasia di telinga nyonya besarnya itu.     

Raut wajah nyonya Kim seketika berubah dari marah menjadi geli dan ingin tertawa. "Puff! Ha..ha...Dasar anak nakal! Sudah seperti ini, masih saja sempat melakukan itu" Gelak tawa nyonya Kim seketika pecah begitu saja.     

Tuan Kim dan anggota keluarga Jiang yang sedang berada di tempat itu menjadi bingung dan heran, sebenarnya apa yang membuat sang nyonya besar tertawa begitu lepas.     

Bibi Sue yang berada di samping juga terpaksa menahan tawa. Mana mungkin ia berani menertawakan tuan mudanya, apalagi di depan papa dan papanya.     

" Sayang, apa yang kau tertawakan?"  Tanya tuan Kim yang penasaran. Jarang-jarang ia melihat istrinya tertawa lepas seperti itu.     

" Hemm... Tidak ada! Tidak ada" jawabnya dengan masih menahan tawa. Hal seperti itu tidak bisa di bicarakan di meja makan. Nyonya Kim mendekatkan bibirnya ke telinga sang suami dan berbisik, "Nanti akan aku ceritakan kepadamu" Tuan Kim hanya menganggukkan kepalanya. Ia tahu jika itu pasti hal yang sifatnya pribadi. Nyonya Kim meminta bibi Sue kembali ke tempatnya.S Semua yang duduk di meja makan sedang mengobrol dan bercanda tawa.     

Tak... tak... tak...Suara langkah kaki seseorang yang tengah menuruni anak tangga. Terlihat seorang laki-laki tampan sedang berdiri di salah satu anak tangga dengan tangan terlihat merapikan kancing bagian atas kemejanya.     

Mata Tara Jiang langsung terpana melihatnya, "Ah, Gila. Pangeranku memang paling tampan.  memakai sederhana begitu saja, masih terlihat maskulin dan sexy." gumamnya, ketika melihat Kim Yohan.     

Dengan wajah mengernyit dan tatapan tidak suka, Yohan melihat ke arah semua orang yang ruang di meja makan itu. "Apa-apaan ini! Jadi mereka yang papa dan mama bilang tamu istimewa." Gumam Yohan lirih.     

Tuan dan nyonya Kim menoleh ke belakang, melihat ke arah putranya berdiri. "Sayang... Kemarilah! Kenapa kau hanya berdiri mematung disitu?" Teriaknya memanggil Kim Yohan supaya mendekat.     

Semua keluarga Jiang menunjukan pandangannya ke arah sang presdir dari perusahaan Lianxi Grup itu. "Oh, Ternyata Yohan juga ada disini?" Gumam Jerry Jiang berbasa-basi dengan melempar senyuman.     

Mereka semua hanya berfokus melihat ke arah Yohan saja, mereka tidak melihat seorang wanita cantik yang tengah berdiri bersembunyi di balik tubuh kekar suaminya itu. Ya, Siapa lagi? Tentu saja nyonya muda keluarga Kim yang sebenarnya. Dengan tubuh mungilnya ia bahkan hampir tak terlihat di telan bayang-bayang tubuh Yohan.     

"Sayang...Siapa yang datang?" suara manja yang bergema di balik punggung Yohan. Wanita yang sedang memeluk mesra sang suami dari belakang dan melingkarkan kedua tangan mungilnya di perut suaminya.     

Yohan cuma tersenyum, "Bukan orang yang penting, tamu biasa saja. Tetapi sepertinya akan membuat kamu sedikit terkejut nanti. " Jawabnya dengan tenang.     

"Kelinci kecil ini, ia benar-benar belum tahu kalau ada masalah besar yang sedang menunggunya di ruang makan. Tetapi tenanglah! Selama masih ada aku, tak akan aku biarkan orang lain menyakitimu lagi" janji Yohan dalam hati.     

Tara yang memperhatikan Yohan, sempat melihat tangan milik seorang wanita melingkar di perut pangerannya itu. Ia merasa curiga, sekaligus cemburu. Siapa yang berani-beraninya memeluk Laki-lakinya seenak hati.      

"Nyonya Kim, nona muda Emelly juga ikut pulang ke kota S. Aku dengar nona Emelly masih melanjutkan studinya di sebuah universitas di Amerika" Tanya Tara Jiang untuk menjawab rasa penasarannya, siapa gerangan yang telah memeluk Yohan dari belakang. Jika memang itu Emelly, rasanya ia tidak akan berat hati karena Emelly adalah adik perempuannya Yohan.     

"Oh, Emelly! Ya...Dia sempat pulang dengan kami, waktu perayaan ulang tahun perusahaan Lianxi Grup. Tetapi ia harus segera kembali ke Amerika lagi setelah 1 minggu" jawab nyonya Kim dengan biasa tanpa menaruh rasa curiga.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.