CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

199. Merawat Menantu Kesayangan (2)



199. Merawat Menantu Kesayangan (2)

0Dokter Glen akhirnya memiliki waktu dan menerima telepon dari mama Yohan itu dengan cepat saat melihat handphone miliknya berbunyi diatas meja dan itu adalah telepon dari Tante Haesu. "Hallo, Glen. akhirnya kau mengangkat telepon ku juga. Bisakah kamu datang ke rumah? Sepertinya Tiara kurang enak badan." kata Nyonya Kim kepada seseorang yang tengah berbicara dengannya di dalam telepon.     
0

"Halo, Tante Haesu. Iya...Saya akan segera meluncur kesana. Siapa yang sakit? apa yang terjadi sesuatu dengan istri Yohan, apa dia pingsan lagi?" tanya dokter Glen tak hentinya kepada Nyonya Kim. Seoalah yang sakit itu istrinya saja. Pemuda tampan ini harus bergerak cepat jika berurusan dengan mama sahabatnya ini, jika tidak ia bisa kena Omelan dan marah dari wanita cantik yang sudah seperti namanya sendiri itu.     

Kim Haesu cuma menghela nafas panjang. Tentunya ia harus menunggu dokter belum selesai berbicara baru menjawab semua pertanyaannya."dasar bocah ini, ia sama saja dengan Yohan mudah sekali panik, padahal Ia adalah seorang dokter seharusnya bisa lebih bersikap tenang dan tidak mudah panik" gumam Kim Haesu dalam hati. Ia tahu dokter Glen orangnya tenang, cuma jika berhadapan dengan wanita cantik ini. Ia selalu saja salah tingkah dan takut kena omel dan di marahi. Maklum saja, dokter Glen sudah seperti putranya sendiri.     

"Tidak...cuma aku melihat wajahnya sedikit pucat. Baiklah Aku tunggu." Nyonya Kim memutuskan panggilan teleponnya.     

Kemudian memasukkan handphone miliknya kembali kedalam kantong saku pakaiannya.     

Tiara memandang mama mertuanya dengan mata sedikit sayu. " Ma...Aku tidak apa-apa. Jadi, mama jangan khawatir. Aku hanya sedikit mual saja kok, nanti setelah istirahat juga akan baikan." Tiara mencoba menenangkan mama mertuanya, supaya tidak terlalu khawatir dengan keadaannya. Ia hanya tidak ingin terlalu merepotkan saja.     

Nyonya Kim tersenyum, ia tahu maksud dari Tiara. Menantunya ini sungguh baik hatinya, tidak ingin merepotkan dirinya dan membuat khawatir orang-orang disekitarnya.     

"Baiklah sayang. Kamu istirahat saja dulu dan mama akan menunggu Glen datang untuk memeriksamu. Aku turun dulu ke ruang tamu."  Kata nyonya Kim.      

Nyonya Kim membelai lembut rambut menantu itu dan memberi kecupan sayang di kening menantunya yang terbaring lemah itu. Seolah-olah ia adalah mama kandung dari wanita cantik istri putranya itu.      

Tiara membalas dengan senyuman. hatinya begitu bahagia dan bersyukur telah di pertemukan dengan keluarga baru yang sangat sayang kepadanya dan suami yang mencintainya. meskipun masa lalunya tidak begitu bahagia, tetapi semuanya sekarang telah terbayar dengan keluarga barunya. Sungguh hadiah dari Tuhan yang tak terduga baginya untuk kesabarannya selama ini.     

"Terimakasih mama"  ucapnya kepada mama mertuanya.     

"Sama-sama sayang" Nyonya Kim membalas senyuman Tiara, kemudian berangkat pergi meninggalkan kamar Tiara, supaya menantunya itu bisa beristirahat kembali.     

Tiara mulai membaringkan tubuhnya dan menarik kembali selimutnya untuk tiduran.     

sesekali ia memandang ke arah langit-langit kamar, ia mulai merasa bosan dan lelah jika harus seharian tiduran saja di atas ranjang. Matanya sudah sulit untuk terpejam, sepanjang hari hanya tiduran saja.     

" Puh... Bosannya. Aku ingin sekali ke kantor. setidaknya aku ada kerjaan yang bisa menghilangkan penatku. bercanda dengan Yohan dan juga asisten Steve dan juga pegawai di kantor lainnya" gumamnya dalam hati. Tetapi apalah daya semua hanya seperti mimpi disiang bolong saja untuk hari ini.     

Tiara membuka selimutnya dan bangun dari tempat tidur. memang masih pusing sedikit, tetapi rasa bosannya lebih dominan daripada rasa pusing dan mual nya. Bisa dikatakan ia memang keras kepala sekali.      

Tiara mencoba berdiri. tiba-tiba rasa pusing menyerang kembali, matanya terasa berkunang-kunang, tubuh menjadi ringan dan terasa sangat tidak nyaman, pandangan matanya sedikit demi sedikit menjadi gelap ketika ia sedang tegak berdiri disamping tempat tidur dan mulai berjalan beberapa langkah dari posisi semula.     

"Oh, apa yang terjadi kepadaku?" gumamnya sembari mencari pegangan, namun ia tidak sampai meraihnya. Tubuhnya mulai lunglai dan lemas.     

Brukk...     

wanita cantik ini jatuh pingsan ke lantai. terkapar tidak berdaya tanpa ada seseorang yang mengetahuinya. ini bukan salah siapa-Siapa, memang Tiara yang keras kepala. seharusnya ia menuruti nasihat mama mertuanya dan juga suaminya untuk istirahat total pada masa-masa ini.     

...     

Bremm bremm...terdengar suara mobil dokter Glen yang baru saja tiba di depan pintu kediaman keluarga besar Kim.     

Dokter Glen segara turun dengan mobilnya dengan membawa alat medis di tangannya. ia segera melangkahkan masuk ke dalam kediaman keluarga Kim.     

Glen tidak ingin mendapatkan murka wanita yang sudah dianggap seperti mama kandungnya sendiri, sudah cukup sekali saja ia ditampar oleh Nyonya Kim karena menyembunyikan pernikahannya Yohan. ia tidak ingin melakukan kesalahan lagi dengan telat datang untuk memeriksa istri sahabatnya itu.     

Tok...tok...     

An an Segera berlari menuju kearah pintu depan untuk melihat siapa tamu yang baru saja datang. ia melihat ke melalui lubang pintu terlebih dahulu.     

"Oh, dokter Glen. pasti Nyonya besar yang telah menelepon untuk memeriksa keadaan Nyonya muda." pikiran an an. gadis cantik ini Segera membukakan pintu.     

Ceklakk....     

"Selamat datang, dokter Glen. Eh, tuan muda HSIAO" kata an an belepotan. entah dia harus memanggil apa untuk laki-laki tampan ini     

"Panggil saya Glen saja." jawab pemuda ini dengan ramah. meskipun ia salah satu pewaris Keluarga besar di kota itu, namun dokter Glen adalah pemuda yang rendah hati.     

An an melihat ke arah dokter Glen, bagaimana mungkin Ia yang hanya seorang pelayan berani memanggil seorang penerus dari keluarga kaya dan terpandang di kota sini hanya dengan sebutan namanya saja secara langsung itu jelas tidak mungkin dan sangat tidak sopan.     

"Hah...Maaf tuan muda. saya tidak berani." jawab an an sambil terbengong. ia tidak menyangka bahwa tuan muda satu ini akan berkata demikian.     

"Kalau begitu, dokter Glen saja." imbuh pemuda tampan ini sambil tersenyum ramah.     

"Baik dokter Glen. terimakasih. nyonya sudah menunggu anda di ruang tamu." jawab an an.     

"Baiklah, antarkan aku kesana."pinta dokter Glen kepada an an.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.