CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

318. Dia Baik-baik saja



318. Dia Baik-baik saja

0Jerry Jiang yang merasa tidak enak menolak permintaan dari para kliennya, terpaksa harus mengikuti keinginan mereka untuk menghabiskan waktu minum bersama. meskipun ia sendiri tidak menginginkannya, untuk saat ini ia masih sangat penasaran dengan siapa Kim Yohan  sedang duduk di restoran itu. Wajah wanita itu sama sekali tidak terlihat, hanyalah punggungnya saja yang terlihat begitu familiar terlihat oleh direktur Jiang grup ini.     
0

"Oh, baiklah. Aku akan ikut dengan kalian, tetapi aku masih ada sedikit urusan yang harus aku selesaikan terlebih dahulu. Presdir William direktur Pei, dan direktur Jian. Kalian boleh berangkat terlebih dahulu. Setelah urusan saya selesai, saya akan segera menyusul ke tempat yang telah kalian tentukan." Jawab direktur Jerry Jiang kepada para kliennya itu. Setelah itu laki-laki tua ini segera menghabiskan secangkir kopi yang ia miliki di atas meja.     

" Baiklah, direktur Jerry. Kau bisa menyelesaikan urusanmu terlebih dahulu. kami akan berangkat ke SC bar terlebih dahulu. Jangan lupa untuk menyusul kami setelah urusan selesai." Kata presdir William kepada direktur Jerry Jiang. Ketika orang klien dari Papa Tiara ini segera berdiri dari tempat duduknya kemudian mereka saling berjabatan tangan sebelum meninggalkan tempat makan tersebut.     

"Terima kasih atas pengertian presdir William direktur Pei dan juga direktur Jian. setelah urusan saya selesai, saya akan segera menyusul kalian ke SC bar untuk bersenang-senang dan minum bersama." Jawab direktur Jerry sambil menyambut uluran tangan dari presdir William dan juga kedua kliennya yang lain secara bergantian.     

Setelah ketiga kliennya itu sudah meninggalkan meja tempat mereka makan. Jerry Jiang segera melangkahkan kakinya menuju meja di mana Kim Yohan dan wanita itu duduk menikmati makanan. Hanya ingin memastikan jika wanita itu adalah Putri nya Tiara.     

Sesampainya di meja makan Yohan dan Tiara. Direktur ciri-ciri yang berhenti dan berdiri tepat di belakang wanita duduk di depan Kim Yohan.      

" Selamat siang presdir Kim. Senang bisa bertemu anda disini. Kebetulan saya sedang ada pertemuan dengan beberapa bagian saya di daerah sekitar sini kemudian secara kebetulan ketika kami makan. Aku melihat anda sedang menikmati makanan di restoran yang sama juga. Saya hanya ingin menyapa anda dan menanyakan kabar putri saya apakah Tiara baik-baik saja?." kata direktur Jerry Jiang yang berbasa-basi saat bertemu dengan Kim Yohan.     

Kata-katanya Jerry Jiang terdengar sedikit kaku, walaupun ia tahu yang di hadapannya itu adalah menantunya sendiri tetapi sejarah hubungan mereka bukanlah selancar dan sebaik hubungan antara mertua dan menantu. Melainkan lebih mirip dengan musuh bebuyutan yang ingin saling menjatuhkan, ketika keduanya tidak bisa melakukan sebuah kerjasama yang baik.     

"Oh, Aku kira siapa yang sedang berjalan mendekat kearah kami. Ternyata seorang tamu kehormatan, wahai papa mertuaku! Tentu saja kabar Putri sangat baik-baik saja karena aku menjaganya dengan semua kemampuan dulu agar dia tidak sampai terlupa ataupun tersakiti, bukankah begitu sayang?" Jawab Kim Yohan kepada Papa mertuanya itu sambil sesekali melirik kearah Tiara yang sedang duduk di hadapannya.     

"Oh, syukurlah jika dia baik-baik saja. Aku hanya sudah sangat lama tidak bertemu dengan Tiara. Baiklah, aku harus pergi. Ada banyak urusan yang harus. Titip salam untuk Tiara dan juga papamu." Kata direktur Jerry yang kemudian membalikkan badannya untuk segera beranjak pergi meninggalkan meja makan Yohan dan Tiara. Setelah memandang dengan tatapan tajam ketika mendengar sindiran tajam dari menantu laki-lakinya itu.     

Tubuh wanita cantik ini seketika gemetar mendengar suara papanya yang telah lama di rindukannya, tangannya mengepal erat dengan menggerakkan gigi menahan emosi serta air mata. Dengan cepat ia menoleh dan memandang ke arah laki-laki tua yang tengah berdiri membelakanginya dan hendak melangkahkan kakinya pergi menjauh.     

"Papa... Papa tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja, suamiku telah menjagaku dengan baik."  panggil Tiara kepada Jerry Jiang. Namun papanya tetap pergi begitu saja dan tidak menghiraukan panggilan wanita cantik ini, bahkan menoleh sekali saja tidak pernah ia lakukan.      

Melihat perlakuan papanya terhadap dirinya ini, membuat Tiara sangat sedih. Mengapa papanya sama sekali tidak berubah, tetap saja sering mengabaikannya. Meskipun mereka berdua sudah lama sekali tidak bertemu, semenjak terakhir kali bertemu di perjamuan makan malam keluarga di kediaman keluarga Kim waktu itu. Tak terasa air matanya jatuh begitu saja, tanpa ia saja sadari. Perasaan sakit menjalar di hatinya membuat wanita cantik ini terasa sesak napas. Mengapa dia ang harus mengalami hal sepahit ini? Apa salahnya Sebenarnya kepada papanya? Mengapa selalu saja bersikap dingin dan acuh kepadanya. Jika hanya menambah rasa sakit di dalam hatinya, mengapa mereka harus bertemu dan mengapa papanya menanyakan tentang kabarnya kepada Yohan. Padahal jelas-jelas ia sudah berada di depan mata. Tak bisakah ia bertanya kabar itu sendiri kepadaku? Atau semua itu hanya sekedar basa-basi saja untuk mencari alasan berbicara dengan Presdir Perusahaan Lianxi Grup yang merupakan suaminya.      

Yohan berdiri dan memeluk istrinya dari belakang untuk menenangkan perasaan Tiara. Ia tahu, istrinya saat ini pasti sangat sedih. Tidak ada hal yang paling menyedihkan di bandingkan rasa sakit ketika kau diabaikan oleh orang-orang yang kamu sayangi dengan sepenuh hati.     

"Sudahlah, jangan bersedih. Mungkin direktur Jerry Jiang tidak mendengar teriakan suaramu yang sangat merdu ini. Lebih baik kau simpan siara emasmu itu hanya untuk memanggil namaku."  Kata Yohan yang berusaha mengalihkan perhatian Tiara dengan kata-kata genitnya. Laki-laki tampan ini mengambil tisu yang berada di atas meja, kemudian menyeka air mata di pipi istrinya sambil tersenyum.     

" Ayolah... Sayang, tersenyumlah! Nanti orang-orang yang melihat kita, mengira aku telah menganiayamu sampai kau menangis seperti ini. Aku bisa di pukuli orang satu restoran nanti karena membuat seorang putri cantik sakit hati." Kata Yohan merayu dengan memasang wajah memelas tetapi sangat imut dan lucu. Ekspresi wajah itu benar-benar membuat Tiara tak kuasa menahan tawanya.     

" Emm...aku... Aku..."     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.