CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

350. Ingin rasanya berkata jujur



350. Ingin rasanya berkata jujur

Di dalam benak Yohan sebenarnya ingin sekali menyangkal perkataan sahabatnya itu yang seolah menganggapnya terlalu over protective saja. Ia tahu Glen seperti itu karena ia sama sekali tidak mengetahui hal sebenarnya. Coba saja ia tahu, pasti ia orang pertama yang akan marah-marah tidak jelas. Dia paling tidak suka ada seseorang yang diperlukan tidak adil dan teraniaya.     

"Kau salah Glen. Kau sama sekali tidak mengenal mereka. Orang-orang di keluarga itu sama sekali tidak perduli dengan anggota keluarga lainnya. Mereka hanya melihat sesuatu berdasarkan uang saja. Apakah engkau tahu, bahkan dahulu Tiara sudah pernah dijadikan syarat tukar-menukar transaksi kerjasama oleh papanya denganku dan ketika Tiara menolak menjadi pialanya. Direktur Jerry Jiang menawarkan Tara sebagai gantinya, bukankah itu sudah cukup sebagai bukti. Satu hal yang aku sesali adalah ketika aku menolak Tara, justru Tiara yang di paksa menikahi laki-laki tua lain yang bisa memberikan keuntungan besar bagi keluarga mereka. Itulah mengapa aku menculiknya dari pesta pernikahannya waktu itu dan menghajar calon suaminya sampai babak belur. Haits... Beraninya ia ingin menikahi wanitaku." gumam Yohan dalam hati. Ingin sekali ia menjelaskannya, supaya sahabatnya itu tahu. Jika kecemasannya itu bukan tanpa alasan. Tetapi itu terasa tidak baik, karena itu adalah urusan pribadi keluarga Kim. Mungkin jika kecurigaannya sudah jelas terjawab, dan juga sudah memiliki cukup bukti, suatu saat ia akan menjelaskannya.     

"Oh, aku baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir. Sudahlah, sebaiknya kau sekarang beristirahat di kamar tamu."  Kata Yohan kepada Dokter Glen.     

"Baiklah, aku akan beristirahat dulu. Kau jagalah istrimu baik-baik, atau aku akan membawanya darimu."  Kata dokter Glen sambil berbisik menggoda Yohan. Kemudian bebrlari menjauh secepat kilat menuju pintu keluar.     

Seketika sang Presdir melempar bantal kecil diatas sofa ke arah dokter tampan itu. "Sial! Dasar monyet! Pergi kau ke neraka!"  Teriak Yohan sambil mengomel jengkel dengan keusilan sahabatnya itu.     

"Ha... Ha... Matilah kau punya istri cantik! Cemburu saja sampai tua...ha...ha... Dasar babi gendu!" Jawab dokter Glen sambil menangkis lemparan bantal dari Yohan sembari tertawa terbahak-bahak. Dokter tampan ini kemudian keluar dari kamar Yohan dengan masih tertawa sendiri.     

Setelah dokter grand keluar dari kamarnya Yohan memandang ke arah Tiara yang sedang berada di atas tempat tidur. ternyata sedari tadi wanita cantik ini sudah membuka mata dan mendengarkan sebagian pembicaraan mereka. Meskipun hanya sedikit di akhir obrolan yuhan dan dokter saja, saat mereka berdua sedang bercanda.     

"Sayang... Kau sudah bangun? Maaf, mgkin aku dan Glen terlalu berisik. Sehingga kau terganggu saat beristirahat." Kata Yohan sambil berjalan mendekat kearah tempat tidur. Ia kemudian duduk di tepian tempat tidur sambil memegang tangan istrinya.     

"Bagaimana keadaanmu sayang? Apakah masih pusing?" Tanya Yohan sambil tersenyum lembut.      

"Aku sudah baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir." jawab Tiara sambil memandang wajah Yohan.     

"Sayang dimana Emelly, aku sedari tadi tidak melihatnya?" Tanya Tiara kepada Yohan.     

"Benar juga, dimana anak nakal it? Sejak kita pulang dan sampai di rumah di belum sama sekali memperlihatkan batang hidungnya. Aku juga belum melihat asisten Steve."  jawab Yohan kepada Tiara. Laki-laki tampan ini sendiri juga tidak tahu dimana adik perempuannya itu sekarang.     

ketika Tiara menanyakan di mana adik perempuan selamanya itu sekarang? Ternyata suaminya sendiri itu, juga tidak mengetahui dimana gerangan gadis cantik itu.     

"Sayang... Coba kamu telepon Emelly. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dengannya. Bukankah dia tadi ikut kita ke rumah sakit Untuk mengantarkan aku?" Kata wanita cantik ini.     

Tiara secara tidak sadar keceplosan dan membuka rahasianya sendiri. Bagaimana tidak? bukankah seseorang yang tengah pingsan, tidak mungkin tahu bagaimana keadaan di sekitarnya dan siapa saja yang berada dan menemaninya saat itu. tetapi Tiara justru dengan lancarnya mengatakan bahwa pada saat itu juga ikut serta dengan mereka ke rumah sakit. katanya ini mungkin akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri jika Yohan menyadarinya.     

Yohan sudah menunjukkan senyuman manisnya. Itu sebagai anda ia telah menangkap suatu celah untuk menjebak istrinya, supaya mengatakan yang sebenarnya. Karena sedari tadi Tiara masih saja berusaha menutup-nutupi semuanya.     

"Sayang, bagaimana kamu tahu kalau gadis nakal itu ikut serta mengantarkan mau ke rumah sakit? padahal waktu itu kamu dalam keadaan tidak sadar dan hanya aku yang merindukanmu dan berada di dekatmu pada waktu itu." Kata yohan yang mulai mencoba dengan pertanyaannya kepada Tiara. Laki-laki tampan ini ingin tahu, bagaimana respon dan jawaban istrinya nanti.     

"Hmm... Itu...itu... Mak.. maksudku bukan begitu! Apa kamu bercanda sayang? Kamu pasti salah dengar. Bagaimana mungkin aku yang pingsan bisa tahu mengikuti mobil kita dari belakang he... He...." kata Tiara yang berusaha melakukan pembelaan pada dirinya. tetapi secara tidak sadar ia laki-laki justru menjatuhkan dirinya ke dalam lubang yang dalam dan akhirnya membuatnya terperangkap dengan kata-katanya sendiri.     

"He... He... Kau benar sayang. Bagaimana mungkin engkau yang pada saat itu tahu, jika gadis nakal itu mengikuti mobil kita dari belakang? Mata kamu terpejam, bukan?" jawab Yohan dengan senyum menyeringai, sambil cengar-cengir seolah-olah sedang menggoda Tiara dengan kata-katanya.     

"Sial! Aku tadi ngomong apa saja? Ahhhhhhh... Tiara, bodoh sekali kau ini. Bagaimana kau tak bisa berhati-hati berbicara. Sama saja engkau telah menggali lubang kuburan sendiri. Setelah ini yohan pasti akan sangat curiga, jika kau tengah berbohong. Masalah kau telah pingsan tadi. Tiara... Tiara... Ayo cepat berfikir untuk mencari jalan keluarnya." Gumam wanita cantik ini dalam hati. Ia terlihat sangat gugup dan salah tingkah saat berbicara dengan suaminya.     

"Ah, iya kau benar. Aku pasti hanya mendengar suaranya saja dan tidak melihatnya. Mataku sedang terpejam, iya kan sayang he... He... Bagaimana mungkin aku bisa melihat semua orang yang ada disekelilingku pada saat itu."  jawab Tiara yang semakin bingung mencari alasan. Supaya membuat Yohan tidak curiga.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.