CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

365. Berikan aku satu kesempatan lagi



365. Berikan aku satu kesempatan lagi

0Nyonya Kim dan juga tuan Kim segera bergegas keluar dari kamar tidur mereka, dan melihat Yohan sudah berdiri tepat di depan pintu kamar kedua dengan wajah dingin dan ekspresi wajah yang sangat menakutkan. Tatapan mata yang tajam, kedua alisnya mengerut hampir menyatu, wajahnya merah padam seperti sedang memendam amarah.     
0

"Sa..sayang... Kamu ada disini? Bukankah kamu tadi turun untuk menemui asisten Steve dan yang lainnya." Tanya Nyonya Kim dengan sedikit gugup dan salah tingkah. Wanita ini begitu bingung, sampai berbicara saja tidak lancar.     

Yohan hanya diam tanpa menjawab pertanyaan mamanya. Jelas laki-laki ini tahu ada sesuatu yang dia sembunyikan oleh mamanya darinya dan hal itulah yang sedang di tunggu oleh Yohan penjelasannya.     

---- Beberapa puluh menit sebelumnya.     

Saat Yohan menemui asisten pribadinya dan juga para bodyguard miliknya di ruang tamu. Ia bertemu salah satu pelayan yang menghidangkan minuman hangat kepada orang-orang bawahan sang presdir itu. Yohan secara sengaja bertanya kepada pelayan yang terlihat ketakutan dan cenderung berusaha menghindar sejauh mungkin dari dirinya maupun para laki-laki bodyguard sang tuan muda. Hal itu membuat Yohan semakin curiga, jika ada sesetu yang tidak beres terjadi di dalam kediaman keluarga Kim saat ia menjemput adik perempuannya.     

Yohan memanggil dan menghentikan pelayan itu saat ia akan pergi setelah menyajikan minuman untuk mereka semua.     

"An an, tunggu. Mengapa semua pelayan keluar malam-malam seperti ini. Bukankah sekarang sudah waktu istirahat?" Tanya sang tuan muda kepada pelayan wanita itu.     

"Emm... Itu tuan muda. Emm... " pelayan ini terlihat bingung untuk menjawab pertanyaan dari Yohan. Sebelum Yohan pulang ke rumah semua pelayan telah diperingatkan oleh sang nyonya besar supaya ketika tuan muda pulang dan menanyakan apa yang terjadi mereka harus tutup mulut atau menjawab dengan sesuatu yang lain.     

Mata An an terihat tidak fokus ketika berbicara dengan Yohan dan lebih banyak memilih untuk menunduk. Tangannya mengepal dan jari-jari tangan meremas satu sama lain untuk mengurangi kegugupannya.     

"Itu... Tuan muda, kami diminta nyonya mencari barangnya yang hilang."  Pelayan muda ini sambil tersenyum terpaksa. Iya tahu bahwa Tuan mudanya tidak akan percaya begitu saja dengan ucapannya.     

" Barang apa yang hilang?"  Tanya Yohan yang mulai mengintrogasi an an.     

"Emm... Cin... Cincin, tuan muda?" jawab pelayan ini sekali lagi. Jagung an an semakin berdegup kencang. Semakin lama ia semaki susah untuk mengendalikan perasaannya, antara senang diajak bicara laki-laki tampan pujaan hatinya dan ketakutan jika kebohongannya ketahuan.     

"Oh, cincin... Seperti apa bentuknya? Warna dan jenisnya?"  Tanya Yohan sekali lagi. Sejak awal laki-laki tampan ini sudah curiga dengan pelayan ini tengah berkata bohong kepadanya. tetapi ia harus memastikan dan membuatnya mengaku, serta mengatakan hal yang sebenarnya.     

"Ah, mati aku... Bagaimana mungkin aku tahu warna dan jenis-jenis perhiasan milik nyonya besar. Sekalipun aku sering melirik saat nyonya besar memakai cincin, tetapi aku juga tidak terlalu memperhatikan warna dan dan jenis-jenis perhiasannya. Bagaimana kalau tuan muda tahu aku berbohong kepadanya. Pasti aku akan di pecat, dan itu akan membuatku sangat tersiksa jika tidak bisa melihatnya sehari saja."  Gumam pelayan muda itu dalam hati. Ia tidak rela jika harus kehilangan pekerjaan dan juga laki-laki yang ia kagumi. Hilangnya Nyonya muda juga bukan karena kesalahannya. Lalu mengapa ia yng harus menanggung akibatnya?     

"Warnanya... Emmm... Itu...berlian bewarna merah muda bening dan berbentuk hati di tengah-tengah cincinnya."  Jawab pelayan ini dengan ragu-ragu karena ia juga tidak tahu berapa banyak perhiasan Nyonya besar. Ia takut jika warna dan jenis yang ia sebutkan tidak dimiliki oleh Nyonya Kim.     

Mendengar jawaban dari An an, Yohan Tersenyum menyeringai. Jelas bahwa pelayan wanita ini sedang berbohong. Mamanya sama sekali tidak memiliki perhiasan dengan yang di gambarkan oleh An an, melainkan itu adlah perhiasan yang dipakai oleh istrinya. Berlian dengan bentuk hati yang diberikan Mama dan papanya sebagai hadiah pernikahan mereka berdua.     

"Pergilah! Enyah dari hadapanku. Jangan lupa kemasi semua barang-barangmu dari rumah ini. Aku tidak membutuhkan pelayan seperti dirimu!" Kata Yohan kepada An an. Setelah itu ia meminta asisten Steve meletakkan sejumlah uang di hadapan pelayan wanita ini.     

Mata kanan terpelihara dan sangat terkejut ketika Tuhan mudahnya mengatakan hal itu. Semua ini jelas adalah kata-kata pemecatan Ia sebagai seorang pelayan di kediaman itu.     

"Tidak! Tidak tuan muda, jangan pecat saya. Tolong beri saya kesempatan satu kali lagi. Saya akan bekerja lebih baik lagi."  Kata an an memohon kepada laki-laki berwajah dingin ini, sambil memeluk erat kaki Yohan.     

"Heh... Apa kau pikir kau pantas untuk itu?" Kata yuhan sambil melirik ke arah bodyguardnya.     

Para lelaki bertubuh kekar dan berpakaian jas hitam serta kacamata hitam itu. Mereka segera menghampiri pelayan wanita ini, untuk melepaskan genggaman tangannya di kaki saat berdiri.     

"Tidak! Tuan muda... Tolong berikan sayang kesempatan. Saya akan mengatakan semuanya dengan jujur, tolong jangan pecat saya." Kata wanita cantik ini sambil memohon belas kasihan dan juga kesempatan dari Yohan.     

"Oh, Jadi sekarang kau sedang melakukan tukar-menukar denganku? Baiklah, akan aku lihat seberapa penting informasi yang kau berikan dan masih pantaskah seorang pembohong sepertimu bekerja untuk keluarga ini?" Kata Yohan kepada An an dengan pandangan tajam yang menusuk.     

"Iya tuan muda, saya salah. Saya telah berbohong pada tuan muda. Tetapi semua itu Karena saya hanya melaksanakan perintah dari nyonya besar saja. Sungguh saya tidak ada maksud seperti itu, saya bersumpah setia kepada keluarga ini dan tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan untuk keluarga tuan muda." kata pelayan wanita ini sambil menangis sesenggukan ketika kedua tangannya di dipegang erat oleh dua bodyguard yang berwajah dingin dan menakutkan.     

Kali ini rasa takut an an telah melebihi rasa kagumnya kepada sang tuan muda. Laki-laki tampan ini benar-benar sangat menyeramkan saat marah. Yang eenting bagi an an sekarang adalah menyelamatkan dirinya dan pekerjaannya saja.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.