CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

520. Ragu-ragu



520. Ragu-ragu

0Disaat Jonatan mengharap dan menunggu telepon dari Tiara jiang, justru yang muncul dan meneleponnya adalah saudara mantan tunangannya itu. Laki-laki tampan ini terpaksa untuk menjawab teleponnya, meskipun pada awalnya ia sudah merasa malas untuk berbicara dengan wanita cantik ini. mengingat pada waktu itu, jonathan sedang sangat membutuhkan bantuannya. tetapi wanita cantik itu justru mengabaikannya dan mengatakan, bahwa ia sudah tidak bisa membantu laki-laki tampan ini dalam mendapatkan dana investasi untuk perusahaan milik sang kekasih. Sebab pada saat itu posisi wanita cantik ini sendiri pun dalam keadaan sulit, dan tidak bisa berbuat banyak di bawah tekanan papanya. meskipun itu untuk dirinya sendiri, apalagi untuk membantu jonatan.     
0

"Hallo, Sayang. Aku sangat merindukanmu." Kata Tara di dalam teleponnya.     

"Sudahlah, jangan merayu lagi. Katakan, apa yang kau inginkan dariku?" Jawab Jonatan dengan suara malas untuk meladeni wanita cantik ini lebih lanjut.     

tentu saja laki-laki tampan ini untuk sementara waktu tidak membutuhkan bantuan dari seorang Tara jiang, sebab terjadinya sekarang berubah arah menjadi kepada saudara perempuan wanita cantik ini. Bagai Jonathan mana yang lebih menguntungkan itulah yang akan ia dekati dan kejar sampai dapat.     

"Haits... Kau masih marah kepadaku? Maaf, aku untuk saat ini belum bisa membantu lebih sayang. Bisakah kau menemaniku malak malam hari ini? Ya, anggap saja makan malam u perpisahan sementara bagi kita." Kata wanita cantik ini dengan suara lembut dan menggoda.     

"Hah! Apa maksudnya dengan makan malam perpisahan sementara?" Kata laki-laki tampan ini dalam hatinya sedikit terkejut mendengar ucapan kekasihnya itu.     

"Sudahlah, mencoba menarik perhatianku dengan kata-katamu yang konyol itu. Perpisahan Apa? memang kamu mau kemana?" Tanya laki-laki tampan ini dengan santai dan tidak menanggapi perkataan Tara secara berlebihan. Walaupun sebenarnya ia juga terkejut dan penasaran.     

"Oh, kau begitu santai mendengarnya. Aku kira kau akan menangis dan memohon kepadaku untuk tidak pergi. Cih! Ternyata aku salah ha... Ha..." Kata wanita cantik ini sambil menertawakan dirinya sendiri.     

"Kamu ini berkata apa sayang? Aku ini sedang pusing dengan nasib Perusahaanku! Kau malah berfikir yang aneh-aneh seperti itu terhadapku. Ya, aku akan menjemputmu malam ini. Selebihnya kita bisa bicarakan nanti." Kata jonatan mengakhiri pembicaraan mereka berdua yang mulai melebar dan jika diteruskan hanya akan berujung pada pertengkaran tidak jelas nantinya.     

"Oke! pukul 7 malam, restoran H. Bye... " Jawab tara mengakhiri panggilan teleponnya.     

Dia adalah Tara Jiang, mana mungkin hal kecil yang di lakukan oleh papanya akan membuatnya pusing atau bersedih hati. Wanita cantik ini tak ubahnya seperti Jonatan yang hanya akan mengambil sesuatu yang sekiranya menguntungkan baginya dan membuang jauh hal yang membuatnya harus berpikir keras dan menderita. Hanya berpindah tempat kerja saja, memang apa susahnya? Asalkan semua fasilitas mewah dari Papanya bisa kembali, apa yang tidak akan ia lakukan? Itu jauh lebih baik dibandingkan hanya duduk di rumah menunggu belas kasihan papanya untuk memberikan uang jajan setiap bulannya, Itupun dengan jumlah terbatas.     

----------     

KEDIAMAN KELUARGA JIANG     

Tara keluar dari kamarnya dan memutuskan untuk menerima tawaran papanya soal pemindahan kerjanya di perusahaan milik tuan muda Han di kota J. Wanita cantik ini sudsh tidak tahan berhari-hari hanya makan dan tidur saja di rumahnya. Tidak bisa jalan-jalan dan menyombongkan diri seperti biasanya dengan mentraktir makanan dan berbelanja dengan teman-teman sesama nona besar dari keluarga kaya. Apa kata mereka nanti, saat wanita cantik ini bahkan tidak bisa membayar 1 tas branded limited edition kesukaannya. Itu pasti akan sangat memalukan baginya.     

Wanita cantik ini berjalan menuju ruang kerja papanya. Jerry jiang sedang berada di ruang kerja pribadinya itu selama beberapa hari ini, ketika bekerja. Papa tampan ini belum bisa berangkat dan bekerja di kantor secara maksimal. jadi untuk sementara waktu ia memutuskan untuk bekerja dari rumah saja, Sampai kondisinya benar-benar sehat.     

Tara mengetuk pintu ruang itu dengan pelan. Kali ini wanita cantik ini harus mengendalikan amarahnya dan bersikap sopan kepada Papanya atau papanya bisa saja memperpanjang masa hukumannya nanti.     

"Masuk." Jawab Jerry jiang yang masih terlihat sangat serius memandang ke arah layar laptop miliknya.     

Tara masuk dengan penampilan biasa-biasa saja. Tanpa make-up dan pakaian seksi seperti biasanya, hanya hanya kaos sederhana dan celana panjang sampai lutut. Penampilan sederhana itu mengingatkan Jerry jiang kepada putrinya yang lain. Tiara yang selalu sederhana dan tersenyum manis ketika bertemu dengannya, meskipun laki-laki ini selalu memasang wajah masam dan tidak pernah tersenyum di depan Tiara.     

Entah mengapa? Rasa rindu kepada putrinya yang polos itu tiba-tiba menerpa kedalam hatinya. Ingin sekali ia menemuinya, tetapi rasa malu dari perbuatannya di masa lalu Membuatnya takut dan enggan untuk menemui Tiara.      

"Ada apa? Masuk dan duduklah." Kata Jerry jiang mempersilahkan putri sulungnya itu masuk.     

Tara berjalan mendekat dan duduk di depan meja kerja papanya.     

"Pa... Apakah tawaran papa kemarin papa masih berlaku? He.. he..." Kata wanita cantikn ini sambil tersenyum sedikit malu. Mengingat saat itu ia menolak tawaran papanya secara mentah-mentah, bahkan menghina dan mencaci makinya.     

"Oh, apakah kau sudah sangat tidak sabar? Cobalah menikmati hari-hari sebagai nona besar yang begitu lama kau dambakan. Bukankah kau pernah mengeluh kepada papa, kau merasa lelah dengan pekerjaan di kantor? Sekarang kau bisa liburan Sesuka hatimu dan kemanapun kau mau tanpa ada batasan hari atau beban pekerjaan." Jawab Jerry jiang yang hanya tersenyum tipis, saat mendengar putri Cantiknya itu mulai memohon kebaikan hatinya.     

"Sudahlah, papa jangan mengolok-olok aku lagi. Liburan macam apa dengan uang sejumlah itu? Memang papa pikir aku mau pergi ke pasar malam dan membeli permen lollipop." Jawab wanita cantik ini dengan cemberut. Meskipun demikian tidak ada kata-kata kasar yang keluar dan mulut tara seperti biasanya.     

"Pikirkan baik-baik. Mungkin saat kau bekerja di perusahaan milik tuan muda Han, semua akan sangat berbeda. Disana papa ataupun kau tidak memiliki kekuatan atau kekuasaan. Seratus persen Semua kebijakan tuan muda Han yang mengaturnya, apakah kau yakin? Karena papa hanya bisa meminta kau diberikan pekerjaan disana, tetapi pekerjaan apa yang akan ia berikan kepadamu. Itu sepenuhnya hak dan keputusan tuan muda Han." Kata Jerry jiang menjelaskan kepada tara dengan pelan-pelan, supaya semua keputusan itu putrinya yang mengambil dan bukan atas paksaan darinya.     

Ini adalah satu-satunya cara Jerry jiang untuk merubah sifat tara yang sembarangan dan sombong ini secara perlahan. Laki-laki ini tentu berharap putrinya itu akan berubah di bawah kendali tuan muda yang merupakan putra sahabatnya itu. Namun semua tetap saja kembali kepada putrinya, sejauh mana tara nanti akan sadar dengan kesalahannya dan mengerti maksud dari papanya.     

Tara sedang terdiam dan berfikir sejenak. Ia tahu ini pasti hanya akal-akalan papanya saja. Tetapi yang dikatakan oleh Papanya itu juga ada benarnya. Bagaimanapun itu adalah perusahaan milik tuan muda menyebalkan itu dan bukan lagi Perusahaan cabang milik papanya. Han bisa saja mengerjainya habis-habisan nanti. Mengingat terakhir kali mereka bertemu, wanita cantik ini sempat mengerjai dan menghina laki-laki tampan dan dingin itu dengan seenak hatinya. Alhasil, wanita cantik ini juga di kerjai habis-habisan saat menyerah dokumen penting keperusahaan milik tuan muda menyebalkan itu, yang sampai sekarang masih ia ingat dengan baik.     

"Aku... Aku..." Kata tara dengan sedikit ragu-ragu.     

Padahal tadi, wanita cantik ini sudah sangat mantap dengan keputusan yang ia ambil. Tetapi mendengar penjelasan papanya, entah mengapa hatinya menjadi ragu dan gyah kembali.     

"Begini saja, papa akan meminta asisten Mo untuk mengantarkan dokumen itu malam ini. Jika kau sudah yakin dan siap. Besok pagi kau bisa menemui papa lagi." Kata Jerry jiang yang memberikan kesempatan berfikir kepada tara sekali lagi.     

Tara hanya mengangguk dan meninggalkan ruangan papanya begitu saja. Benar-benar anak yang manis, ketika menjadi seorang yang penurut.     

*Mengapa Jerry jiang sengaja membuat putrinya menjadi ragu dengan keputusannya kembali? Apa tujuannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.