CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

691. Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga



691. Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga

0Tuan Kim yang sedari tadi duduk di dekat Yohan hanya bisa menghela nafas. Tuan kim mengerti perasaan putranya saat ini pasti sangat bingung. Sudah begitu banyak orang yang mereka seber untuk melakukan pencarian terhadap tiara. Tetapi kenyataannya sampai saat ini istri Kesayangan sang presdir itu masih saja belum di temukan.     
0

"Yohan, sebaiknya kita pergi dari tempat ini sekarang." Kata tuan kim yang tidak ingin melihat yohan semakin sedih dan terpuruk.     

"Tidak papa, aku ingin memeriksa semua kamar rumah sakit ini. Aku tidak perduli, sekalipun harus mengetus pintu kamar satu persatu." Kata yohan yang masih tidak mau menyerah begitu saja.      

"Baiklah, aku akan membantu dengan meminta izin kepada pihak rumah sakit." Kata tuan Kim yang segera beranjak dari tempat duduknya dan menemui orang yang bertanggungjawab atas rumah sakit H, daripada yohan membuat kegaduhan di tempat itu nantinya.     

Ohan hanya mengangguk kepala kepada papanya, sembari menunggu para bodyguardnya datang untuk membantunya melakukan pencarian di tempat itu. Tentunya dengan cara yang baik dantidak mengganggu ke tenangan para pasien yang lainnya.     

-----------     

Disaat yang sama kakek Hao yang baru saja tiba di Rumah dengan diantar oleh bodyguard sang presdir, melihat dua orang laki-laki tampan yang sedang duduk menunggu di rumahnya dengan wajah lelah dan sedikit mengantuk. Apalagi tuan muda Yu Memang semalaman tidak tidur, hanya tidur beberapa jam terakhir menjelang pagi. Sedangkan laki-laki yang satunya cemberut dan menunduk kebawah memandangi lantai rumah kakek Hao yang kotor itu.     

"Kakek, apakah rumahmu masih jauh?" Tanya bodyguard yang mengantarkan Kakek Hao, karena sejak tadi Joni sudah menelepon dimana posisinya sekarang?     

Kakek Hao hanya tersenyum. "Kau lihat gubuk tua itu? Di sanalah aku hidup setiap hari, berlindung dari panas terik matahari dan dara dingin yang menusuk." Kata kakek Hao sambil menunjuk kearah rumah kecil yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri saat ini. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka hingga sampai di teras rumah kakek Hao.     

"Tuan-tuan sudah lama menunggu saya? Maaf saya tidak tahu, jika tuan-tuan akan berkunjung ke gubuk saya ini." Kata kakek Hao yang segera membuka pintu rumahnya, supaya para tamunya itu bisa duduk di dalam rumah.     

Hayden Yu dan asisten Daniel Segera mengangkat kepalanya dan mendongak keatas memandang kearah kakek Hao Yang datang dengan seorang laki-laki berpakaian rapi seperti pengawal pribadi dari keluarga kaya.     

"Kau sudah kembali, kakek tua? Apakah kau tidak tahu seberapa lama kami menunggumu? Puh... Rasanya hampir mati saja." Kata asisten Daniel yang mulai menggerutu di kursinya.     

"Daniel, tutup mulutmu! Daritadi mengoceh terus." Kata tuan muda Yu sambil memandang jengkel kearah asisten pribadi itu.     

Kakek Hao hanya tersenyum dan sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan asisten Daniel, karena memang jalan menuju ke rumahnya itu sangat sulit dan licin. Jadi, sudah sepantasnya kalau orang kaya seperti mereka itu menggerutu. Apalagi kakek Hao juga tidak tahu, sejak kapan mereka menunggu di depan rumahnya ini.     

"Maafkan saya tuan-tuan. Sekarang mari kita masuk ke dalam terlebih dahulu untuk berbicara." Kata kakek Hao mempersilahkan para tamunya untuk masuk ke dalam rumahnya yang sederhana itu.      

Tuan muda Yu dan asisten Daniel kemudian masuk ke dalam rumah, tetapi berbeda dengan bodyguard sang presdir yang harus segera kembali melaporkan dan mendatangi Joni di rumah sakit H karena ada tugas yang harus dikerjakan.     

"Kakek, maaf. Saya harus segera kembali." Kata bodyguard itu menolak ajakan kakek Hao untuk mampir sejenak di rumahnya.     

"Tunggu! Apakah kau yakin?" Kata Kakek Hao sambil berbisik pelan di telinga sang bodyguard. "Kau bisa saja menemukan orang yang tuanmu cari Setelah ini. Jadi tinggallah sejenak." Kata kakek Hao pelan sambil tersenyum simpul.     

"Benarkah? Baik, tetapi saya harus melaporkan hal ini dulu kepada bos saya. Jika tidak, saya pasti akan mendapatkan hukuman nanti." Kata bodyguard itu yang terpaksa harus mengambil resiko di marahi oleh doni, pemimpin bodyguard sang presdir.     

Kakek Hao hanya mengacungkan jempol untuk keberanian dan rasa tanggungjawab yang dimiliki oleh laki-laki itu.      

"Baiklah, terserah kau mau menunggu fi luar atau di luar atau di dalam rumah. Tetapi aku harus menemui mereka terlebih dahulu." Kata Kakek Hao kepada bodyguard sang presdir.     

Setelah itu kakek Hao masuk ke dalam rumah dan mengambil 3 cangkir teh untuk di suguhkan kepada para tamunya itu. Sedangkan bodyguard sang presdir menelepon Doni untuk melapor dan sekaligus bertanya. Apakah dia harus menunggu kak3k itu atau pergi menuju ke rumah sakit H seperti yang diperintahkan oleh Joni.     

"Hei, kenapa kau lama sekali! Apakah rumah kakek tua itu ada di ujung neraka? Sampai kau tak menjawab teleponku." Kata Doni yang mulai marah dan jengkel karena satu bodyguardnya ini sangat sulit di hubungi sejak tadi, hingga doni harus mengirimkan pesan singkat Secara khusus kepadanya. Mungkin inj juga bukan sepenuhnya kesalahan bodyguard itu karena memang sinyal handphone di daerah itu kurang baik.     

"Maaf, bos Doni. Rumah kakek tua ini sungguh sangat sulit dijangkau dengan mobil. Apalagi sinyal disini kurang baik. Tetapi saya sudah mengantarkan kakek itu selamat sampai tujuan, seperti pesan presdir." Kata bodyguard itu melaporkan hasil pekerjaannya kepada Doni, bahwa ia telah melaksanakan pekerjaannya dengan baik.     

"Kalau begitu, sudah sampai dimana kau sekarang?" Tanya Doni kepada anak buahnya itu.     

"Saya masih di rumah kakek tua itu bos." Jawab bodyguard itu dengan sedikit takut bosnya itu mengomel dan memerahinya.     

"Bodoh! Kenapa kau masih bengong disana!!! Tunggu apalagi?! Cepat datang ke rumah sakit H sekarang!!!" Kata Doni sambil berteriak geram karena menganggap anak buahnya ini dengans sengaja mengulur-ulur waktu untuk melakukan pekerjaannya.     

"Tunggu bos! Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu?" Tanya bodyguard itu mencegah Doni untuk mengakhiri Teleponnya.     

"Ada apalagi? Cepat katakan!" Kata Doni yang sudah jengkel dan marah Sampai ke ubun-ubun. Ya, mungkin karena doni sendiri juga sedang tertekan Setelah dimarahi oleh sang presdir.     

"Bos, kakek itu mengatakan bahwa dia memiliki informasi lagi tentang istri presdir. Tetapi sekarang kakek itu masih ada tamu penting dirumahnya dan meminta aku untuk menunggu." Kata bodyguard itu melaporkan sambil menunggu respon dari Doni untuk tindakan yang diambil selanjutnya.     

"Baiklah, kau tunggu saja kakek itu selesai dengan urusannya dan kabari Segera aku, jika ada informasi terbaru tentang istri presdir." Kata doni yang memberikan izin kepada anak buahnya itu untuk menunggu Kakek Hao dan berharap kali ini informasi yang diberikan akan benar-benar bisa membuat mereka bisa menemukan Istri presdir secepatnya.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.