CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

690. Entah mengapa? aku merasa kau ada di dekatku.



690. Entah mengapa? aku merasa kau ada di dekatku.

0Tatapan wanita itu masih terlihat sangat marah. Enak saja, sudah pegang-pegang seenaknya sendiri dan sekarang minta maaf saja masih minta di wakilkan. Laki-laki macam apa itu? Mungkin kalimat itu yang ingin di wanita itu melalui tatapan matanya yang tajam. Wanita ini menuntut permintaan maaf yohan secara langsung. Tetapi apalah daya, jangankan untuk mencaci maki laki-laki tampan itu secara langsung. Sedangkan untuk berbicara saja, wanita ini tidak bisa.     
0

"Awas saja, jika sampai aku bertemu lagi dengan laki-laki brengsek itu suatu hari nanti. Aku akan membuat di membayarnya." Kata wanita itu dalam hati.     

Setelah tuan Kim selesai berbicara dengan wanita itu dan dokter yang ada di ruangan itu. Tuan kim Segera menyusul putranya untuk keluar ruangan itu.     

"Mengapa kau malah pergi dan tidak meminta maaf terlebih dahulu?" Tanya tuan kim kepada Yohan.     

"Semuanya hanya salah faham saja. Aku tidak tahu kalau wanita itu bukan Tiara. Lagipula seluruh tubuhnya penuh dengan perban luka, siapa yang tahu kalau dia orang lain? Wanita itu juga salah, kenapa dia tidak berbicara atau berteriak, ketika aku memeluknya. Kalau memang dia bukan tiara Istriku. Jadi, ya aku tidak tahu." Jelas yohan kepada tuan kim dengan alasannya. Walaupun sebenarnya Yohan merasa malu karena salah memeluk wanita lainnya, yohan kira bahwa itu adalah Istrinya. Mungkin hal ini juga yang pernah dirasakan oleh tiara saat itu, saat salah memeluk asisten Steve di hotel dalam acara perayaan ulang tahun asisten tampan itu.     

"Ya, sudah. Papa tadi sudah bertanya kepada dokter itu. Sepertinya tiara tidak ada di Rumah Sakit ini. Luna tadi adalah satu-satunya pasien wanita yang mengalami kecelakaan 2 hari lalu yang masuk ke rumah sakit ini. Selebihnya memang ada wanita di ruangan VIP yang juga korban kecelakaan. Tetapi wanita itu datang bersama dengan suaminnya." Kata tuan Kim menyampaikan hasil obrolan dirinya dengan dokter yang merawat Luna.     

Yohan masih terdiam dan belum menanggapi perkataan papanya. Entah Mengapa hati dan perasaanku mengatakan, bahwa tiara sedang berada di dekatnya saat ini? Apakah itu hanya perasaan yohan saja?     

"Yohan, ada apa denganmu? Mengapa kau hanya diam saja?" Tanya tuan Kim kepada putranya yang seolah enggan meninggalkan rumah sakit itu. Meskipun tuan kim sudsh menjelaskan, bahwa tidak ada wanita hamil lainnya yang menjadi pasien kecelakaan selain Luna.     

"Papa, entah mengapa aku merasa tiara ada di tempat ini?" Kata Yohan yang sedari tadi memandang kearah sebuah ruangan yang ada di bangunan lain di seberang kamar itu.      

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja. Hal ini karena kau terlalu khawatir dan merindukan Tiara. Sehingga kau selalu merasa tiara berada di dekatmu dan mengikuti setiap langkah mu, kemanapun kau pergi." Kata tuan Kim yang hanya berusaha menenangkan yohan agar tidak terlalu kecewa dan panik, karena masih ada banyak rumah sakit yang harus mereka kunjungi untuk mencari tiara.     

Sebelum mereka pergi yohan memutuskan untuk mengecek dan menelepon para bodyguard-nya yang telah di sebar ke beberapa rumah sakit untuk mencari Istrinya.     

 Yohan duduk di sebuah kursi yang berada di dalam kamar itu. Kemudian menelepon Doni yang masih menunggu di dalam mobil untuk mengetahui seberapa Jauh perkembangan pencarian anak buah doni saat ini.     

"Doni, bagaimana hasil pencarian kalian? Apakah sudah ada kabar dari orang-orangmu?" Tanya yohan yang memiliki harapan besar kepada para bodyguardnya. Yohan berharap ada salah satu dari mereka membawa kabar baik tentang Tiara.     

"Maaf, presdir. Ada beberapa diantara mereka brlum memberikan kabar. Tolong, berikan saya sedikit waktu untuk menghubungi mereka kembali." Kata Doni yang harus menghubungi beberapa anak buahnya yang belum melaporkan hasil kerjanya.     

"Oke, hanya 10 menit." Kata yohan kepada Doni sebelum mengakhiri Teleponnya.     

"Siap, presdir." Jawab Doni dengan sigap sebelum big bosnya itu menutup teleponnya.     

"Aku harus segera menghubungi mereka semua. Jika tidak presdir pasti akan marah dan bisa memecat kami semua karena dianggap tidak pecus dalam bekerja." Kata Doni yang mulai bergumam sendiri sambil menekan tombol handphonenya untuk menghubungi satu persatu anak buahnya.     

Setelah sepuluh menit kemudian. Doni sedikit ragu untuk melaporkan hasil pencarian dari para anak buahnya, karena tidak ada satupun dari mereka yang berhasil menemukan istri sang presdir tersebut. Meskipun mereka telah berusaha dengan diam-diam mengintip satu persatu kamar di tumah sakit, karena jika mereka menggeledah secara langsung. Pasti mereka akan disangka penjahat atau orang yang mengganggu kenyamanan pasien di rumah sakit.     

"Mampus!!! Apa yang harus aku katakan kepada presdir. Bagaimana bisa tidak ada sedikit pun informasi soal keberadaan istri presdir. Ya, sudahlah. Apapun yang terjadi, aku harus tetap melaporkan hasilnya kepada presdir." Kata Doni yang merasa ragu dan takut untuk berbicara maupun berhadapan langsung dengan big bosnya itu.     

Doni mulai mengangkat handphone di tangannya karena sang presdir sudah menelepon kembali setelah 10 menit, tentu untuk menagih informasi yang di janjikan oleh Doni kepadanya.     

"Hallo, presdir." Jawab doni dengan singkat sambil berfikir bagaimana cara menyampaikan informasi itu tanpa membuat big bosnya itu marah. Seandainya yang menelepon adalah bos kecil (asisten Steve), tentu Doni tidak akan gemetar dan merasa panas dingin seperti sekarang ini. Doni jarang sekali berbicara secara langsung dengan sang presdir karena biasanya presdir selalu memberikan perintah melalui bos kecilnya itu.     

"Bagaimana? Apakah mereka sudah menemukan istriku?" Tanya yohan yang sudah tidak sabar. Tetapi sepertinya pimpinan bodyguard nya itu masih diam dan belum menjawab pertanyaan untuk beberapa saat.     

"Maaf, presdir. Saya sudah menghubungi mereka semua. Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang menemukan istri anda di rumah sakit yang telah mereka kunjungi. Bahkan mereka juga mengunjungi beberapa klinik kesehatan yang tidak terlalu besar juga. Tetapi hasilnya tetap sama, todak menemukan Nyonya muda." Jelas doni kepada big bosnya itu, bahwa mereka juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan perintah big bosnya itu.     

"Mustahil! Aku yakin tiara ada di salah satu rumah sakit di kota ini. Aku tidak mau tahu, pokoknya kalian harus mencarinya sekali lagi dan satu lagi! Cepat kirimkan beberapa orang yang membantuku memeriksa rumah sakit ini sekarang juga." Kata Yohan kepada Doni sambil marah-marah karena tidak puas dengan hasil pencarian para bodyguardnya.     

" Baik, presdir." Jawab Doni dengan suara lemas. Sudah untung bagi mereka hanya di minta untuk mencari ulang istri presdir, bukan di pecat secara masal dari pekerjaan mereka sebagai bodyguard.     

*Akankah insting yohan akan keberadaan Tiara benar kali ini, atau hanya perasaan yohan saja. Seperti yang dikatakan oleh tuan Kim?     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.