TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Terpuruk~



~Terpuruk~

0Jiang Kang Hua kembali diam, kemudian dia tersenyum kecut. Pada dasarnya adalah, Li Zheng Xi selalu berambisius, selalu ingin jadi yang pertama dan utama dari siapa pun itu di mata dan hati Chen Liao Xuan. Jika itu tidak terjadi maka dia akan merasa jika dia diduakan dan iri, itulah sikap dari Li Zheng Xi. Dan Jiang Kang Hua agaknya tahu, kenapa Chen Liao Xuan selalu berbincang dengannya dengan cara diam-diam dan di belakang sepengetahuan dari Li Zheng Xi. Mungkin Chen Liao Xuan tahu atas apa yang menjadi masalah dari Li Zheng Xi sendiri. Sosok yang tidak pernah dan tidak akan merasa kalau dirinya akan menjadi baik, ketika melihat ada sosok lain yang bersama dan dekat dengan Chen Liao Xuan.     
0

"Jika aku menyebutmu terlalu berambisi dan bernafsu apakah aku salah?" ucap Jiang Kang Hua. Li Zheng Xi langsung mendongak, pandangannya pada Jiang Kang Hua yang tampak tersenyum penuh arti. "Ya, maksudku. Kau terlalu berambisi, ketika kau bersama dengan Yang Mulia, ah, maksudku Putra Mahkota Xie kau seolah berpikir jika dia adalah sosok yang sempurna tanpa luput. Kau sama sekali tak pernah untuk berpikir jika dia juga punya kurangnya. Misalkan, meski dia adalah sosok Dewa yang agung, dia juga punya hati. Dia juga ingin dicintai, mencintai dan punya kehidupan pribadi dibalik kehidupan dan tanggung jawabnya sebagai Putra Mahkota Kerajaan Langit. sementara kau tidak memahami itu, yang kau pikirkan hanyalah bagaimana membuat Putra Mahkota menjadi sosok seperti yang kau inginkan, ambisimu itu benar-benar keterlaluan Penasihat Li. Aku rasa kau ini dari pada dihukum atau dilakukan sebagai apa pun, aku lebih setuju jika kau jatuh cinta,"     

"Jatuh cinta?"     

"Ya, jika kau jatuh cinta, maka kau akan tahu bagaimana perasaan Putra Mahkota saat itu. kau akan mengerti bagaimana rasanya jatuh cinta dan tergila-gila dengan seorang wanita. Setelah kau merasakan itu semua kau akan sadar jika hidup bukan melulu masalah tahta dan bagaimana menjadi sempurna. Tetapi juga belajar untuk menjadi bahagia. Penasihat Li, kesepian adalah hal yang paling memuakkan di dunia ini. dan ketika kau kesepian kau tidak bisa melakukan apa pun. sama halnya dengan sekarang ini, mungkin kau belum merasakan yang namanya kesepian, kau cenderung tak peduli dan acuh sama sekali dengan semua yang ada. Namun kau tidak tahu ketika nanti kau tua, ketika nanti kau sudah di masa senja. Maka semua yang menjadi ambisimu tidak akan berarti lagi, kau akan sendirian, kau akan kesepian, dan pada akhirnya yang kau lakukan hanyalah, menikmati sepimu sendiri, menikmati kesendirianmu sendiri, semua hal yang dulu membuatmu terobsesi akan menjauhimu, dan sampai kau pada akhirnya diganti dengan yang lebih muda-muda lagi kau akan tahu jika dirimu tidak ada gunanya sama sekali di dunia ini, ya, benar-benar tidak ada gunanya,"     

Mendengar hal itu, Li Zheng Xi tampak diam. Jatuh cinta? Ya, kenapa semua yang mengatakan itu kepadanya. Dulu, ketika dia masih di langit, dia juga sempat dikatakan seperti itu oleh Li Qian Long. Awalnya, Li Zheng Xi mengabaikan dan tidak peduli. Cinta, apa itu? menurutnya cinta adalah suatu hal yang tidak penting sama sekali. cinta itu tidak ada gunanya dan lain sebagainya. namun setelah Jiang Kang Hua mengatakan itu, Li Zheng Xi kembali berpikir, sepenting itukah yang namanya cinta? Li Zheng Xi benar-benar tidak mengerti sama sekali.     

"Kau berbicara panjang lebar masalah cinta, apakah kau juga pernah merasakannya? Jangan berkata omong kosong dan membual, Panglima Jiang. Kau juga belum pernah merasakannya tapi kau bertingkah seolah kau tahu semuanya," kata Li Zheng Xi, dia mengejek Jiang Kang Hua karena dia tahu betul sosok itu memang sampai saat ini belum memiliki pasangan.     

"Mungkin, aku tidak memiliki kekasih atau apa pun, baik dulu, sekarang, atau bahkan nanti. Namun aku sudah merasakan yang namanya jatuh cinta, dan rasa itu akan aku simpan selamanya. Jadi aku tidak ajan pernah merasa takut, tidak pernah merasa terluka atau pun menyesal karena sendiri. Sebab aku telah jatuh cinta, aku tahu sosok yang aku cintai itu siapa, dan aku bangga dengan perasaanku yang pernah ada itu,"     

Li Zheng Xi kembali terkekeh, dia seolah mengejek perasaan dari Jiang Kang Hua, untuk kemudian dia terdiam, memandang Jiang Kang Hua dengan mimik wajah seriusnya.     

"Apakah sosok itu adalah Nona Liu?" tebaknya. Jiang Kang Hua langsung terdiam membisu. Wajahnya tampak merona dan hal itu membuat Li Zheng Xi kembali tertawa. "Kau mudah sekali ditebak, Panglima Jiang. Bagaimana bisa kau jatuh cinta dengan Nona Liu?"     

"Karena dia baik, karena dia cantik, karena dia lugu dan polos, karena dia apa adanya, dan masih banyak lagi kelebihan yang dia punya dibandingkan dengan wanita yang ada di alam raya ini."     

"Kau bodoh, bagaimana dia tidak cantik dan sempurna. Dia adalah Dewi paling tinggi sebenarnya, jika saja tidak ada manusia yang menggoda ibunya. Dia ditakdirkan menjadi Ratu yang mendampingi Putra Mahkota kelak. Kau bodoh jika menjadikan semua hal itu alsan, sebab semua laki-laki pun memandang dia sama seperti itu. dank au akan mengingatnya sampai kau tua dan kesepian seperti itu? padahal jelas Nona Liu sekarang telah mati, dia saja ketika terlahir kembali belum tentu mengingatmu, dan yang terpenting adalah, kau tidak akan pernah bertemu dengannya. Lantas hal lain apa yang membuatmu menjadi jatuh cinta dengannya?"     

"Karena jantungku berdegup kencang ketika bersamanya, aku selalu ingin melindungi dan berkorban untuknya. Tak peduli, jika kini dia telah tiada, tak peduli jika nanti dia bereinkarnasi akan melupakanku dan kami tidak akan pernah bertemu lagi untuk selamanya, aku tidak peduli sama sekali tentang hal itu, yang kupedulikan adalah, aku telah jatuh cinta kepada sosok yang benar, dan aku akan selalu menjaga cinta itu. apalagi, laki-laki yang dicintai dia adalah tuanku, apalagi yang aku inginkan? Aku bangga dia bersama dengan sosok yang tepat, dan aku bangga telah menjadi penjaga mereka berdua di alam iblis ini. menjadi penjaga mereka adalah mimpi yang benar-benar seolah menjadi nyata dan aku selalu bahagia atas itu semua. Meski aku sendiri yakin jika ucapanku ini menurutmu hanyalah omong kosong semata. Ya, aku tidak peduli, sebab sejatinya cinta bukan hanya sekadar bagaimana cara kita untuk memiliki, namun bagaimana cara kita berjuang dan melindungi. Dan yang lebih penting dari pada itu semua adalah, yang penting kita telah merasakan cinta. Kalau kita telah merasakannya kita akan lebih menghargai tentang namanya hubungan dan perasaan seseorang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.