TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Terpuruk~



~Terpuruk~

0"A… apa?" kaget Li Zheng Xi. Dia sama sekali tak pernah menyangka jika hal ini akan terjadi. Lim Ming Yu akan melahirkan tentunya adalah hal yang wajar. Masalahnya sekarang adalah, tidak ada Chen Liao Xuan. Tidak ada suaminya, dan hal itu membuat Li Zheng Xi bingung bukan main. Ini adalah hari yang mendebarkan, hari di mana seorang anak akan lahir. Hari di mana calon Raja berikutnya akan lahir sebuah hal yang sangat luar biasa yang membuat Li Zheng Xi agaknya ikut bingung dan gugup karenanya. "Bagaimana ini? apa yang harus kita lakukan? Apa yang Selir Lim butuhkan? Di mana dia? Ayo kita kesana," semangat Li Zheng Xi.     
0

Mendengar hal itu, Jiang Kang Hua tampak melipat kedua tangannya di dada, dia menarik sebelah alisnya memandang Li Zheng Xi yang tampak bahagia itu, sebuah hal yang membuatnya merasa benar-benar aneh dengan sikap Li Zheng Xi yang begitu lucu dan sangat semangat sekali.     

"Kenapa? Apa yang terjadi kepadamu Penasihat Li? Kenapa kau bahkan lebih gugup dari pada ayahnya sendiri? Kenapa kau begitu bahagia setengah mati? Aku sangat curiga, jangan-jangan kau berharap jika Putra Mahkota kali ini bisa kau peralat dan tipu daya? Itu sebabnya kau sangat bahagia sekali mendengar kelahiran Putra Mahkota, iya kan?"     

"Apa yang kau bicarakan, Panglima Jiang. Bukankah kau sangat antusias selama ini. jadi berhentilah berkata dan ayo kita segera ke istana timur. Jika tidak aku akan memukulmu karena telah membuat Selir, ah bukan… calon Ratu kita terancam nyawanya hanya karena tingkah kita yang lebih memilih berdebat dari pada segera datang dan memberi sekadar semangat untuk Selir Lim. Ayo lekas kita segera kesana, dan jangan banyak tingkah apalagi banyak bicara. Aku benar-benar serius dengan hal itu, Panglima Jiang. Ayo!"     

Jiang Kang Hua hanya bisa mengulum senyum, terlebih saat tangannya ditarik paksa oleh Li Zheng Xi. Sebuah hal yang benar-benar diluar batas nalar jika ada yang melihat namun agaknya Jiang Kang Hua tidak peduli, dia begitu menikmati apa pun yang dilakukan oleh Li Zheng Xi kepadanya.     

Entah kenapa, sikap Li Zheng Xi yang menurutnya baik dan manis itu adalah hal yang sangat menyenangkan, dia benar-benar merasa terhibur sekali dengan apa yang dilakukan oleh Li Zheng Xi, sebagai pelipur lara dan rasa kesepiannya ketika tidak ada Chen Liao Xuan atau pun Liu Anqier bersamanya. Ya, dia sangat merindukan kedua sosok itu, dia merasa jika dia akan hancur tanpa adanya sosok itu. tapi menurut Jiang Kang Hua, rupanya hidupnya tidak akan semengerikan itu, hidupnya menjadi lebih berwarna dari pada dia hanya diam saja dengan cara bodoh menghabiskan hidupnya sendirian seorang diri tanpa adanya tujuan yang menyenangkan. Jiang Kang Hua kembali tersenyum sampai akhirnya keduanya sampai di depan kediaman Lim Ming Yu lalu keduanya memastikan jika Lim Ming Yu dalam keadaan baik-baik saja.     

"Kepala Dayang Zhao, apakah semuanya baik-baik saja? Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Li Zheng Xi saat Zhao Mimi memutuskan untuk keluar dari kediaman Lim Ming Yu karena mengetahui jika Jiang Kang Hua dan Li Zheng Xi ada di sana.     

"Selir Lim masih merasa kesakitan, Penasihat Li. Namun demikian, para Selir sudah berkumpul untuk memberikan kekuatan kepada Selir Lim. Biar bagaimanapun juga calon Putra Mahkota kita adalah sosok iblis dan juga Dewa. Dan hamba sangat yakin jika Selir Lim akan mengalami kesulitanya sendiri. Kesulitan Selir Lim sebagai sosok yang mengandung dari dua darah sekaligus. Darah putih dan hitam bercampur menjadi satu dan itu benar-benar akan menguras energy Selir Lim dengan sangat nyata. hamba takut jika mungkin Selir Lim tidak akan kuat untuk menerima energy yang dahsyat ini,"     

Li Zheng Xin dan Jiang Kang Hua hanya bisa diam, bagaimana tidak, keduanya tak bisa mengatakan apa pun. semua yang dikatakan Lim King Yu adalah benar sama sekali, mereka tak menyangka jika semua ini akan terjadi. hal di batas nalar yang tak bisa untuk mereka hadapi dengan sangat nyata.     

"Di mana Tabib istana?" tanya Jiang Kang Hua lagi. Zhao Mimi tampak menghela napasnya panjang.     

"Dayang Lee sedang memanggil Tabib istana, Panglima Jiang, mungkin sebentar lagi dia akan datang,"     

Tak berapa lama, Lee Huanran dan Tabib istana pun akhirnya datang, untuk kemudian mereka langsung menepi dan memberikan jalan kepada Tabib istana untuk memeriksa dan menyelamatkan Lim Ming Yu.     

"Tabib istana, kami benar-benar sangat bergantung kepadamu!" kata Jiang Kang Hua dan Li Zheng Xi dengan semangat menggebu. Sebuah hal yang ada di luar batas nalar keduanya, seolah keduanya adalah Ayah dari bayi yang diakandung oleh Lim Ming Yu.     

Setelah semuanya itu, keduanya hanya bisa berdiri di depan kamar Lim Ming Yu, bahkan tidak memiliki hasrat untuk duduk atau pun minum sama sekali. keduanya mondar-mandir dengan begitu bodoh kemudian memandang pintu kamar Lim Ming Yu ketika Lim Ming Yu menjerit kesakitan. Keduanya kembali saling padang lalu menghela napas panjang mereka, ini adalah hal yang sangat rumit, bagaimana mereka bisa melakukan hal seperti ini dengan sangat nyata. bagaimana mereka menjadi gugup seperti ini, sebuah hal yang tidak bisa untuk didengar sama sekali. bahkan perut keduanya mendadak terasa mulas hanya mendengar suara rintihan dari Lim Ming Yu.     

"Apakah menurutmu kita harus masuk ke dalam? Kita satukan kekuatan kita untuk menolong Selir Lim? Mendengarnya menangis seperti ini dan tampak kesakitan membuatku benar-benar ketakutan sendiri, perutku ikut sakit dan semua anggota badanku sakit semua. Apakah Selir Lim akan bis amelewati semua ini? bagaimana bisa melahirkan bisa sesakit itu? aku benar-benar tidak mengeri sama sekali. aku merasa jika ini adalah hal yang sangat mengerikan sekali sampai aku berpikir, perut Selir Lim akan meledak. Aku sangat gugup, aku takut jika terjadi sesuatu dengan Selir Lim. Aku takut sekali Panglima Jiang, aku takut jika mungkin kita tidak bisa mengemban amanah dari Yang Mulia Raja dan kita mengecewakannya. Apa yang harus kita lakukan untuk itu semua?"     

"Penasihat Li, tenanglah, kau tidak akan bisa berpikir dengan jernih jika pikiranmu kalut seperti itu. aku tahu kalau kau cemas, aku pun juga merasakannya. Namun demikian kita harus percaya jika takdir yang telah dituliskan oleh langit tak pernah bisa keliru. Jujur, aku ingin buang air hanya karena mendengar rintihan itu, aku jadi berpikir untuk tidak memiliki istri,"     

"Apa?"     

"Ya, karena kalau aku memiliki istri, aku takut saat dia melahirkan akan seperti ini," keluh Jiang Kang Hua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.