TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Ketemu Buah Hati~



~Ketemu Buah Hati~

0Lim Ming Yu tampak duduk bersama dengan Lee Huanran, dan beberapa Dayang lainnya. Mereka seolah sedang memikirkan suatu hal yang sangat rumit. Putra Mahkota kecil sudah tidur, tidur dengan sangat nyenyak di tempatnya. Sebuah ranjang ayunan yang dibuatkan oleh Le Zheng Xi sebagai hadiah untuk keponakannya tercinta, katanya.     
0

Lagi, Lim Ming Yu menghela napas panjang, kemudian dia melirik Lee Huanran yang tampak bertopang dagu, sebuah hal yang membuatnya sangat risau sama sekali. seolah di istana iblis sekarang tidak memiliki ketentraman. Bagaimana tidak, setiap detik dan embusan napasnya hanya ada peperangan dan kematian, pemberontakan dan pertumpahan darah yang sangat nyata. sebuah hal yang membuat Lee Huanran dan yang lainnya memikirkan banyak hal yang menyakiti hatinya. Bahkan, untuk sekadar memejamkan mata pun rasanya tidak bisa sama sekali.     

"Apakah semuanya akan berakhir seperti ini? ataukah sampai Putra Mahkota besar dan menjadi Raja semuanya baru bisa menjadi lebih baik dan aman tentram? Jika seperti itu, berarti kita harus membutuhkan waktu berapa ribu tahun lagi untuk bisa merasakan hidup dengan aman dan nyaman, damai tentram sentosa. Aku sama sekali tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Rasanya ingin memilih pergi di alam manusia dan bahagia bersama dengan manusia pada umumnya. Itu bukanlah hal yang sulit, aku bisa beradaptasi dengan apa pun itu,"     

"Kau benar-bebar memiliki keinginan kuat untuk menjadi manusia atau untuk bisa menyelamatkan dirimu sendiri dari alam iblis? Secara pengecut melarikan diri hanya karena kau ingin selamat dan takut musnah?"     

Lee Huanran menoleh, dia melihat Lim Ming Yu yang sudah memandangnya dengan kesal. Bagaimana tidak, Lim Ming Yu mendengar semua keluhan Lee Huanran seolah dia benar-benar tidak ikhlas dan sangat terbebani tinggal di alam iblis. Padahal saat ini semuanya dalam situasi genting, semuanya harus bersatu semuanya harus kompak untuk membuat benteng perlindungan untuk Putra Mahkot kecil agar dia bisa hidup ribuan tahun dan bahkan bisa untuk menjadi Raja penerus yang akan memusnahkan semua yang jahat dan menentangnya.     

Lim Ming Yu sebenarnya juga lelah, ini seolah kembali pada masa-masa sulit itu, masa peralihan saat Raja yang terdahulu mati, dan para petinggi kerajaan yang tamak juga serakah berlomba-lomba untuk menjadi Raja selanjutnya. Seolah mereka enggan untuk sekadar berpikir yang logis, jika Raja pun sudah dipilih langit dan tak sembarang bisa menjadi Raja.     

Lim Ming Yu kembali menghela napas panjang, ini adalah tugas terberat apalagi dia tak memiliki seni bela diri apa pun itu. sebuah hal yang agaknya membuat Lim Ming Yu semakin ketakutan setengah mati dan dia bingung harus berbuat apa jika sesuatu mungkin terjadi.     

"Maafkan hamba, Selir Lim. Bukan maksud hamba untuk melarikan diri atau apa pun itu. hamba benar-benar tidak menginginkan hal yang lainnya. Hanya saja hamba merasa sangat sesak sekali, hamba merasa rindu masa-masa saat Emo Shao Ye ada di sini. Semuanya tentram dan damai sekali dan hamba benar-benar ingin hal itu terulang lagi. Apakah yang hamba inginkan adalah keliru, Selir Lim? Hamba benar-benar tidak tahu apa yang harus hamba lakukan sekarang, hamba rindu Anqier, hamba rindu semua hal yang damai dan tenang, hamba—"     

"Aku tahu apa yang kau rasakan, Dayang Lee. Percayalah jika hal itu bukanlah yang terbaik sekarang. kita harus sama-sama kuat, kita harus menjadi satu agar semua hal yang mengerikan itu lekas berlalu. Tidak perlu banyak hal dan banyak tanya, karena itu semua tidak akan merubah apa-apa, kita juga tidak akan menjadi baik hanya karena sering berdebat dengan perdebatan-perdebatan yang tidak ada gunanya sama sekali. kita hanya bisa menjadi manusia yang tidak bisa untuk sekadar memilih dan dipilih dengan cara baik dan benar sama sekali,"     

Zhao Mimi tampak menerangkan dan membuat Lee Huanran mengerti tentang keadaan ini, sebab bagaimanapun memang Zhao Mimi adalah iblis yang paling muda di sini. Emosinya masih labil, dan dia benar-benar masih bingung dalam menerima kenyataan seperti ini. tidak seperti yang lainnya, yang sudah merasakan pahit getirnya kehidupan. Dan meski Zhao Mimi sendiri adalah sosok yang tidak begitu mempedulikan masalah ini karena dia lebih percaya dengan takdir, faktanya sikap dan pikiran terpuruk dari semua orang benar-benar membuatnya ikut rapuh juga.     

"Maafkan aku, Kapala Dayang Zhao. Sepertinya aku terlalu mendramalisir keadaan, sehingga semuanya menjadi seperti ini. maafkan aku Dayang Zhao, dan maafkan hamba Selir Lim. Hamba berjanji tidak akan mengatakan hal yang aneh-aneh lagi, hamba juga merasa jika semua ini memang harus dilalui bersama. Sebab sama halnya dengan sebuah pondasi, jika pondasi itu kuat dan saling merangkul semuanya akan menjadi kuat dan mudah, semua halangan dan rintangan, bahkan gulungan ombak yang kuat sekalipun tidak akan pernah bisa menggetarkan pondasii itu. namun jika pondasinya lemah, jangankan masalah seperti gulungan ombak yang besar, masalah kecil bahkan mampu menghancurkan semuanya dengan sangat nyata."     

"Namun, hatiku juga merasakan apa yang kamu rasakan, Dayang Lee," Lim Ming Yu kembali mengeluh, dia menghela napas panjang kemudian memandang taman istana yang luas membentang. "Kalau ada Yang Mulia Raja, setidaknya aku merasa bahwa semuanya akan aman dan baik-baik saja, kita memiliki pegangan yang kuat dan merasa dilindungi dengan cara sempurna. Kalau seperti ini seolah kita terombang ambing di tengah lautan. Jangkar-jangkar yang kita miliki tidak cukup kuat untuk membuat kita yakin kalau kita akan sampai di tujuan dengan selamat. Sebuah hal yang membuatku berpikir jika, mungkin kita akan tenggelam sebelum kita sampai di darat, atau kapal kita akan hancur berkeping-keping dengan sangat mengerikan. Faktanya kita hanya memiliki Panglima Jiang, juga Perdana Menteri Jian. Kalian juga tahu Penasihat Li memang selama ini nyaris tak pernah tampak berperang atau melakukan kegiatan yang bersinggungan dengan seni bela diri apa pun, aku benar-benar ragu dia bisa melindungi kita. aku takut dia malah akan gugur dalam peperangan di menit pertama berperang,"     

"Selir Lim, bukankah Anda sangat kejam?" celetuk Lee Huanran. Lim Ming Yu langsung mengerjapkan matanya tak mengerti. "Bagaimana bisa Selir Lim mendoakan yang sangat buruk kepada Penasihat Li? Malah membayangkan jika Penasihat Li akan mati di menit awal pertempuran. Asal Selir Lim tahu, meski Penasihat Li tampak lemah lembut dan tubuhnya seperti wanita dan dia memang terkesam menyukai kelembutan atau apa pun itu, tapi faktanya dia pernah bercinta dengan Selir Cheng."     

"Lalu apa hubungannya?" Kesal Lim Ming Yu. Lee Huanran pun membenarkan posisi duduknya, karena dia ingin menjelaskan sesuatu kepada Lim Ming Yu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.