TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Tidak Peduli -Part 6



Tidak Peduli -Part 6

0 Dan pada akhirnya, Chen Liao Xuan dan Jiang Kang Hua pun berjalan menuju tengah hutan. Dengan tangan kosong keduanya berjalan beriringan tanpa suara, hingga akhirnya, Jiang Kang Hua melirik Chen Liao Xuan yang sedari tadi tampak bersiul sambil mengikat kedua tangannya di belakang punggung. Seolah-olah, apa yang dia lakukan adalah hal yang sangat menyenangkan. Agaknya dia baru tahu sekarang, kalai Chen Liao Xuan sangat menikmati kehidupan di alam manusia. Berbeda dengan dirinya, yang baru kali ini bisa lama di alam manusia. Dan untuk bisa beradaptasi dengan mereka pun bukanlah hal yang muda tentu saja.     
0

"Sepertinya Yang Mulia sangat akrab dengan Nona Yang dan Bibi Liu, terlihat dengan jelas bagaimana cara Bibi Liu sangat menyayangi Yang Mulia. Padahal, jelas-jelas Yang Mulialah yang telah membunuh suaminya, sosok laki-laki yang begitu dia cintai," ucapan itu agaknya membuat Chen Liao Xuan menoleh, dia menelan ludahnya dengan ludah mendengar hal itu. Sungguh, andaikan waktu busa diputar kembali maka Chen Liao Xuan tidak akan pernah melakukan hal itu. Namun apa yang bisa dia lakukan? Dulu dia tidak tahu tentang siapa dirinya, dulu dia masih dikuasai oleh nafsu dan hasrat membunuh yang luar biasa. Sebelum wujud aslinya terungkap dan dia tahu jika dirinya adalah seorang Putra Mahkota Kerajaan Langit yang telah dibuang dengan cara mengerikan dan dijadikan Raja Iblis oleh ayahnya sendiri. Ya, ayahnya sendiri, yang berlaku sangat tidak adil kepadanya. Bagaimana bisa, setelah kekasihnya dibunuh, dia langsung dihempaskan dan dijadikan Raja Iblis. Entah kenapa, setiap kali Chen Liao Xuan mengingat hal itu dia selalu merasa kesal. Dia selalu berpikir jika tidak ada gunanya dia kembali menjadi Putra Mahkota Kerajaan Langit. Ada Kakak tirinya yang mungkin akan lebih pantas menjadi Raja dari pada dirinya. Dan ada orang-orang yang berpengaruh juga di sana seperti Li Qian Long. Namun demikian, Chen Liao Xuan pun agaknya merasa tak betah berada di istana iblis. Selain semua iblis yang ada di sana memang memiliki sifat iblis juga banyak sekali hal yang membuatnya jengah. Ya, Chen Liao Xuan ingin hidup damai dan tenang, dia ingin hidup di alam manusia saja. Itulah setidaknya yang dia inginkan saat ini dan sampai kapan pun itu, terlebih alam manusia ada kekasihnya, wanita yang begitu dia cinta.     

"Nona Yang dan Bibi Liu adalah orang-orang yang baik. Meski sedari awal mereka mengetahui jika aku iblis, mereka lantas tak takut dan tak menjauhiku, mereka selalu memberikan dukungan yang penuh denganku secara gamblang, membuatku seolah memiliki keluarga yang utuh di alam manusia. Terlebih lagi, aku sering mengunjungi kediamannya diam-diam selama ini, hubungan kami lebih seperti keponakan dan bibinya, itulah mungkin yang tergambar sampai detik ini,"     

"Bolehkah hamba berkomentar untuk itu?" ucap Jiang Kang Hua yang berhasil membuat Chen Liao Xuan menoleh. "Di alam manusia ini, bersama dengan mereka, Yang Mulia tampak sangat hidup, Yang Mulia tampak sangat bahagia sekali. Berbeda sekali ketika Yang Mulia berada di alam iblis, Yang Mulia benar-benar seperti tertekan dalam melakukan. banyak hal,"     

Chen Liao Xuan pun tersenyum, bahkan dia sendiri tak tahu harus menjawab apa ucapan dari Jiang Kang Hua ini.     

"Karena mayoritas makhluk di sana jahat dan suka menekan, membuat hidupku seolah selalu diatur dan mengalami banyak tekanan. Jadi aku merasa kalau di istana seperti di neraka, benar-benar sangat pengap dan menyesakkan. Bernapas pun rasanya tak tenang," jelas Chen Liao Xuan.     

Sebenarnya, apa yang dikatakan oleh Chen Liao Xuan, Jiang Kang Hua merasakannya juga. Dia benar-benar merasa hancur dan juga pengap berada di istana. Tapi mau bagaimana lagi, biar bagaimanapun di sana adalah tempatnya. Bukan seperti Chen Liao Xuan yang memang jika dirinya adalah Putra Mahkota Kerajaan Langit. Dia yang lahir dan tumbuh besar di sana pun juga merasa sangat pengap dan menyebalkan sekali. Terlebih sekarang, terlalu banyak kubu-kubu yang hanya memikirkan kekuasaan. Kubu-kubu yang semakin menyudutkan keberadaannya. Jiang Kang Hua pun agaknya telah lelah tinggal di istana yang seluruhnya penuh dengan intrik yang sama sekali tidak sehat itu.     

"Panglima Jiang, sebenarnya ada yang ingin aku perintahkan kepadamu untuk lakukan, itulah sebabnya aku mencarimu sebenarnya. Karena jika ini tidak kau yang melakukannya, semuanya akan percuma. Aku sudah ragu dengan Penasihat Li. Aku sama sekali tidak percaya dengan dia bagaimanapun caranya. Jadi aku hanya mempercayakan ini kepadamu,"     

"Tentang apa itu, Yang Mulia Raja?" tanya Jiang Kang Hua pada akhirnya, Chen Liao Xuan tampak menghela napas panjang.     

"Kau tahu bukan, jika semua Kasim istana sekarang sedang mengintai, mereka akan menyerang istana untuk melengserkanku dengan rasa jumawanya itu. Aku bisa menghabisi mereka semua. Tapi menghabisi bukanlah hal yang patut dilakukan sekarang. Aku ingin memenangkan tahta dengan cara selain kekerasan, dan itu sangat tidak mungkin terjadi. Itu sebabnya tadi aku mencoba berdamai dengan Selir Cheng. Aku ingin tahu bagaimana dia yang sebenarnya dan apakah dia masih memiliki ketertarikan kepadaku. Dan ternyata iya, benar adanya. Jadi aku harus mengatur strategi untuk itu. Jadi selidiki diam-diam siapa pun yang ada di istana, tentukan siapa saja yang masih memihak kepada kita dan siapa ayang berkhianat, kita harus mengambil hati mereka dengan cara lain, jika Selir Cheng mengambil hati mereka dengan tubuhnya."     

"Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Nona Liu adalah benar, Yang Mulia. Jika sebenarnya apa yang dilakukan oleh Selir Cheng semata-mata hanya dirinya cemburu. Karena setelah keberadaan Nona Liu di istana, perhatian Yang Mulia seutuhnya berubah. Yang dulu biasanya Selir Cheng yang menjadi pertama dan satu-satunya, yang selalu diprioritaskan kehadirannya, langsung tiba-tiba merasa diduakan, disingkirkan dan tidak penting keberadaannya. Apalagi, Yang Mulia adalah sosok yang begitu dia cintai. Jadi tidak akan pernah mungkin kalau Selir Cheng akan tega menyakiti Anda. Yang diinginkan Selir Cheng cuma satu, yaitu hati Yang Mulia, dan menjadi Ratu oleh Yang Mulia. Agar dia bisa mendampingi Yang Mulia. Namun, kita juga tidak mungkin terus mengabulkan semua permintaannya yang manja. Apalagi Selir Cheng memiliki tabiat yang sangat buruk kepada Selir lainnya. Tidak menutup kemungkinan jika Selir Cheng menjadi Ratu, maka kehidupan Selir lainnya akan menjadi semakin sengsara, dan apa pun yang ada di bawah kekuasaannya akan dilakukan sesuai keinginannya saja. Tanpa peduli jika yang lainnya mungkin menderita. Terlebih dia ini dikelilingi oleh sosok-sosok yang jahat sekali, mulai dari ayahnya, para Dayang-Dayangnya, dan semua yang ada di sekitarnya. Orang-orang iri dan dengki, yang begitu menginginkan sebuah kedudukan dengan bersilat lidah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.