TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Sisi Terang yang Terungkap~



~Sisi Terang yang Terungkap~

0Chen Liao Xuan tampak meramas kuas yang ada di tangannya, untuk sesekali dia meletakkan kuas tersebut dan membiarkan tintanya bahkan nyaris mengering. Untuk kemudian dia melihat Li Zheng Xi yang tampak duduk di sampingnya dengan membaca sebuah buku.     
0

Chen Liao Xuan sebenarnya ingin mengatakan secara pribadi kepada Li Zheng Xi. Tentang apa yang dia tahu tentang masa lalunya. Dia sangat berharap jika Li Zheng Xi mungkin ingat dengannya, Putra Mahkota beserta dengan penasihatnya yang sama-sama berjuang bersama sedari dulu. Namun setiap kali dia mengingat jika Li Zheng Xi telah tega tidur dengan Cheng Wan Nian membuat Chen Liao Xuan kesal. Dia seolah tak ingin untuk membahas ini lebih jauh lagi.     

"Yang Mulia, apakah Anda ingin berbicara kepada hamba? Kenapa Anda terus melihat hamba beberapa kali," kata Li Zheng Xi kemudian.     

Chen Liao Xuan tampak menghela napasnya dengan panjang kemudian dia memandang Li Zheng Xi yang sudah menutup bukunya dan memandangnya dengan sepenuh hati.     

"Tidak, aku tidak ingin mengatakan apa-apa. Hanya saja setiap aku melihatmu, entah kenapa aku merasa jika kita memiliki sebuah ikatan yang mungkin di kehidupan terdahulu," kata Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

Mendengar hal itu, hati Li Zheng Xi tampak menghangat, untuk kemudian dia memandang Chen Liao Xuan dengan mimik wajah sendunya.     

"Bahkan hamba pun merasakan hal yang sama," kata Li Zheng Xi.     

Mendengar hal itu, Chen Liao Xuan tersenyum kecut. Andai benar jika Li Zheng Xi merasakan hal yan sama. Seharusnya tidak perlu ada yang namanaya pengkhinatan seperti apa yang terjadi dulu. Atau… Chen Liao Xuan kembali terdiam. Dia lantas ingat kejadian saat waktu itu. saat Liu Angier meninggal di istana langit, dia ingat dengan jelas jika Li Zheng Xi lah yang mengatakan jika Penasihat ayahnya yang telah menusuk Liu Angier hingga ayahnya murka. Dia mulai berpikir jika ada sesuatu yang aneh di sini, ada sesuatu yang salah di sini. Bagaimana Li Zheng Xi sangat yakin jika pelakunya adalah Penasihat dari ayahnya? Dan juga, mana bisa dia berpikir jika mungkin Li Zheng Xi telah berdusta? Li Zheng Xi adalah sahabatnya, apa tujuannya Li Zheng Xi berdusta? Itu benar-benar sangat mustahil sekali. Chen Liao Xuan kembali mengerutkan keningnya, kemudian dia memandang Li Zheng Xi lagi. Selama ini di istana langit Li Zheng Xi adalah sosok sahabat, bahkan saudara yang sangat baik, sosok yang di mata Chen Laio Xuan lebih dari Kakak tirinya sendiri. Jadi bagaimana bisa dia berpikir jauh? Bagaimana bisa dia berpikir jika Li Zheng Xi telah berbohong? Chen Liao Xuan kembali diam, mungkin saja yang dilakukan oleh Li Zheng Xi kali ini di dunia iblis dengan tidur bersama dengan Cheng Wan Nian adalah bukan karena hal lain. Melainkan karena Li Zheng Xi tak mengingat jati dirinya sama sekali. sama sepertinya dulu, sehingga jiwa iblis yang ada di dalam dirinyalah yang membuatnya menjadi berkhianat dengan cara yang menyakitkan seperti ini. Sebab Chen Liao Xuan yakin, kalau Li Zheng Xi adalah pengikutnya yang paling setia, satu bukti pasti dari itu semua adalah, karena Li Zheng Xi telah sudi untuk ikut turun ke alam iblis bersamanya dan hidup dengan sangat tidak manusiawi sama sekali di sini. Sementara dia bisa saja masih berada di alam langit dan hidup enak bak Dewa-Dewa yang lainnya.     

"Kau tahu, aku sangat mempercayaimu. Menganggapmu sebagai saudaraku sendiri, dalam kehidupan mana pun itu," kata Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

Mendengar ucapan itu, agaknya membuat Li Zheng Xi tersanjung, bagaimana tidak, dia merasa jika Chen Liao Xuan sudah tidak lagi membencinya. Dan oleh sebab itu adalah, itu berarti jika Chen Liao Xuan sudah memaafkannya dan memberinya kesepatan kedua untuk menjadi pengikut Chen Liao Xuan yang paling setia.     

"Yang Mulia, asalkan Yang Mulia tahu, bahkan nyawa hamba saja, akan hamba serahkan sepenuhnya kepada Yang Mulia. Hamba benar-benar mendewkan Yang Mulia, dan tak akan pernah hamba berpaling sedikitpun dari Yang Mulia kecuali melakukan kesalahan itu. hamba selalu ingin menjadikan Yang Mulia yang terbaik. Seorang Raja yang paling sempurna sehingga menjadi kebanggan untuk semua sosok di alam raya ini. Tidak lebih dari itu, itulah sebabnya hamba rela melakukan segala cara, bahkan cara kotor sekalipun agar kedudukan Yang Mulia menjadi Raja tidak digeser oleh siapa pun di istana iblis ini."     

Chen Liao Xuan kembali tersenyum kecut, sebuah ucapan yang penuh dengan ambisi yang luar biasa. Seolah dirinya hanya sebuah alat pemuas nafsu untuk seseorang, dan Chen Liao Xuan berpikir kembali, apakah Li Zheng Xi yang ada di alam langit juga seperti itu? memiliki ambisi tinggi dan tanpa peduli dengan siapa pun itu?     

"Penasihat Li, ada hal yang perlu kita usahakan dan juga perlu kita lepaskan. Ada kalanya kita harus mengalah dengan takdir sebab mungkin apa yang menjadi keinginan kita bukanlah hal yang patut untuk kita miliki. Banyak hal tentang itu, dan aku sangat yakin jika kau juga tahu. misalnya, jika memang benar tahta ini menjadi milikku, bahkan seekor semut pun yang berusaha untuk mengganggu dia tidak akan pernah bisa melakukannya. Pun dengan sebaliknya, jika tahta ini akan menjadi milikku, sebagaimana aku menghindarinya maka tahta ini akan menjadi milikku. Itulah yang selama ini aku pelajari dengan pelan dan pasti, aku belajar tentang banyak hal yang mungkin sedikit orang yang menyadari. Tapi aku sama sekali tidak menyesal untuk itu sama sekali, Penasihat Li. Dan aku juga ingin memberitahukan satu hal kepadamu, belajarlah untuk menjadi seperti itu, jangan terlalu berambisi tinggi akan satu hal yang belum pasti. Kau juga harus sadar di mana letak kemampuanmu, kalau kau terus memaksa, semuanya tidak akan pernah menjadi berguna. Aku pun hanya seorang iblis biasa, yang kadang memiliki hal pribadiku sendiri, aku bukan sebuah boneka apalagi alat, untuk memenuhi ambisi dari seseorang,"     

"Maafkan hamba, Yang Mulia! Maafkan hamba! Hamba benar-benar tidak bermaksud untuk mengatakan hal seperti itu kepada Yang Mulia!" kata Li Zheng Xi. Dia langsung berlutut tepat di depan Chen Liao Xuan seolah dia merasa benar-benar bersalah hingga membuat Chen Liao Xuan murka.     

"Tidak, aku tidak sedang menyindirmu atau apa pun itu, Penasihat Li. Aku hanya ingin memberimu sebuah masukan. Bukan berarti aku tak suka dengan pola pikirmu, tapi setidaknya belajarlah untuk mencoba berpikir luas akan semua hal yang terjadi di sini. Sebab bagaimanapun, sebuah kedudukan tidak akan pernah abadi sampai kapan pun itu,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.