TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Rencana Jahat {5}



Rencana Jahat {5}

0Pagi ini, Chen Liao Xuan tengah berdiri tepat di depan pavilion para Dayang. Semua Dayang yang baru saja keluar dan bahkan ada di sekitar sana pun tampak saling bisik dan takut untuk mendekati Raja mereka itu. bagaimana tidak, siapa yang akan berani mendekati Chen Liao Xuan? Tidak ada. Lancang bagi seorang Dayang untuk berhadapan dengan seorang Raja Agung seperti Chen Liao Xuan. Meski dalam kasus ini, Chen Liao Xuan seolah tak peduli sama sekali jika mungkin dia akan dianggap sebagai Raja yang aneh. Raja kurang ajar atau segalanya karena telah kesini dengan bodoh hanya untuk menemui Liu Anqier.     
0

Tidak… dia tidak bodoh. Dia hanya ingin melihat Liu Anqier yang mungkin terakhir kali, dia hanya ingin melihat buah hatinya yang mungkin terakhir kali.     

Hatinya benar-benar kelu, pada takdir yang akan menimpa Liu Anqier setelah ini. dan Chen Liao Xuan yakin jika Liu Anqier akan semakin membencinya dan mungkin memiliki cita-cita untuk pergi dari alam iblis setelah ini.     

Namun jika memang itu terjadi, sejatinya Chen Liao Xuan sama sekali tak bisa untuk melarang dan memohon Liu Anqier untuk tetap tinggal. Itu semua adalah percuma, lebih baik Liu Anqier kembali ke alam manusia meski dia hancur setidaknya Liu Anqier akan mendapatkan kebahagiaannya. Di kehidupan ini, bahkan rasanya jauh lebih buruk dan berat dari kehidupan sebelumnya di alam langit. jika dulu dia sempat merasakan bahagia dengan Liu Anqier. tapi di kehidupan ini, dia benar-benar merasa hancur. Hanya ada rasa sakit, kecewa, sedih, duka serta air mata. Tidak ada satu rasa bahagia pun yang menyelimuti keduanya.     

"Yang Mulia, sekarang sudah waktunya Yang Mulia untuk pergi ke istana laut," kata Li Zheng Xi.     

Chen Liao Xuan menoleh, kemudian dia menganggukkan kepalanya. Dia kemudian berjalan menuju gerbang istana yang di sana sudah ada para selirnya yang telah menunggu. Bahkan, dia sama sekali tak bisa bertemu dengan Liu Anqier sama sekali. Liu Anqier hanya bersembunyi di balik kamarnya, dia melihat kepergian Chen Liao Xuan dengan mimik wajah sedih luar biasa.     

Jujur, Liu Anqier ingin keluar, dia ingin mengatakan kalau Chen Liao Xuan harus baik-baik saja. Dia ingin memeluk Chen Liao Xuan, dia ingin mengatakan kalau dia pasti akan merindukan Chen Liao Xuan. Namun dia tidak bisa, dia harus tidak melakukan itu. karena dia merasa sudah lelah dengan semuanya. Lelah berada di sini dengan semua tekanan, dan lelah menghadapi kenyataan karena dia mencintai sosok yang seharusnya tidak dia cintai. Bagaimana tidak dia cintai? Ya, alam mereka berbeda, dia harus sadar diri untuk itu.     

Lim Ming Yu, Cheng Wan Nian, dan dua Selir lainnya sudah berdiri di ambang gerbang. Untuk kemudian Chen Liao Xuan memandang para selirnya itu. Dia mencoba tersenyum, kemudian menghela napas panjang.     

"Yang Mulia, hamba tidak meminta apa pun kepadamu selain Yang Mulia kembali dengan selamat," Cheng Wan Nian mendekati Chen Liao Xuan, sambil merapikan jubahnya. Kemudian dia memegang tangan Chen Liao Xuan dengan sangat hangat. Lim Ming Yu dan Selir lainnya hanya bisa diam. Bagaimana tidak, karena mereka merasa tidak memiliki hak untuk melakukan hal itu. Mereka bukan Cheng Wan Nian, mereka tidak memiliki hak apa pun. mereka tak seperti Cheng Wan Nian yang mungkin bisa mengumbar jika mereka akan serindu itu jika ditinggal oleh Chen Liao Xuan. Mereka hanya bisa diam, memandang pemandangan itu tanpa bisa protes kepada Cheng Wan Nian. Memangnya siapa mereka, mereka bukanlah siapa-siapa yang memiliki kuasa penuh seperti Cheng Wan Nian.     

Chen Liao Xuan agaknya mengangguk, dia membalas pegangan tangan Cheng Wan Nian. Namun matanya melirik Lim Ming Yu dengan senyuman yang sama, dan kepada para selirnya.     

"Aku pergi. Jaga diri kalian baik-baik," kata Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

Chen Liao Xuan pun akhirnya naik kuda hitam yang sangat gagah. Membuat semua Selir yang ada di sana melambaikan tangannya.     

Cheng Wan Nian lalu melirik Lim Ming Yu dan para Selir lainnya. Kemudian dia tersenyum kecut.     

"Apa kalian tetap akan di sini? Apa kalian merasa pantas melakukan itu di depanku?" sindirnya.     

Dua Selir lainnya menundukkan kepalanya, sementara Lim Ming Yu menoleh. Dia ingin membantah, tapi dia ingat jika saat ini dia sedang hamil. Tidak… dia tidak akan berurusan dengan Cheng Wan Nian. Dia harus menjaga janinnya dengan sepenuh hati meski saat ini dia harus mengalah dengan apa pun kejahatan yang dilakukan oleh Cheng Wan Nian.     

"Selir Ling, dan Selir Xie, ayo kita kembali ke kediaman kita. aku ingin meminta mengajari untuk membuat manik-manik yang telah kalian buat beberapa waktu yang lalu,"     

Lim Ming Yu mencoba untuk memgajak kedua Selir milik Chen Liao Xuan, kemudian dia kembali memandang Cheng Wan Nian dan menundukkan kepalanya.     

"Maafkan hamba, Selir Cheng. Hamba ingin mengajak Selir Ling dan Selir Xie untuk kembali ke kediaman hamba," kata Lim Ming Yu.     

Kemudian dia berjalan pergi, membuat Cheng Wan Nian mencengkeram tangannya dengan kuat. Matanya tampak nanar, dia tampak emosi dengan hal itu.     

"Selir Cheng, apa Anda tidak tahu dengan jelas semua yang ada di sini. Selir Lim sudah berani menentang Anda dengan cara yang terang-terangan. Apakah Selir Cheng tidak melihat itu? seolah-olah dia ingin menjadi pahlawan bagi dua Selir Yang Mulia Raja. Jangan sampai kalau diam-diam dia ingin mengganti kedudukan kosong menjadi seorang Ratu. Terlebih kabarnya, Selir Lim tengah bersekutu dengan Dayang Liu. Sebab dia tahu kalau Dayang Liu adalah Dayang kesayangannya Yang Mulia Raja."     

Cheng Wan Nian tak mengatakan apa pun, dia langsung mengibaskan jubahnya lalu dia pergi.     

Tidak, dia tidak akan terpancing oleh sosok seperti Lim Ming Yu. Dia jauh di atas Lim Ming Yu dalam segi apa pun, dalam segi kecantikan, kekuatan dan lain sebagainya. dan dia tidak akan pernah peduli dengan keberadaan Lim Ming Yu. Dia satu-satunya Selir yang selalu tidur dengan Chen Liao Xuan. Dia satu-satunya Selir yang kemungkinan terbesar mendapatkan keturunan dari Chen Liao Xuan. Bukan Lim Ming Yu atau siapa pun itu.     

Cheng Wan Nian menoleh, saat tangannya ditarik paksa oleh seseorang yang merupakan Kasim Li. Tanpa basa-basi, di dalam aula agung istana. Kasim Li langsung membuka pakaian Cheng Wan Nian dan bercinta dengan Cheng Wan NIan. Dan ternyata di dalam sana tidak hanya Kasim Li sendiri. Masih ada beberapa Kasim lain yang sedang duduk di sana. Pun dengan Ayah dari Cheng Wan Nian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.