TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Ketulusan~



~Ketulusan~

0Setelah mengalahkan siluman beruang, Chen Liao Xuan langsung kembali melangkah menyusuri bukit itu. kini sudah tidak lagi ada badai salju lagi, yang ada hanya hutan belantara yang sangat gelap dan sunyi. Hutan yang sangat lembab, penuh dengan akar belukar yang menjuntai ke segala sisi.     
0

Chen Liao Xuan tetap berjalan, meski lumut-lumut yang ada di sepanjang jalan nyaris membuatnya tergelincir dan jatuh. Tapi, Chen Liao Xuan tetap tidak peduli, dia tetap berjalan dengan tertatih dan terus melangkahkan kakinya. Dia sudah mulai ragu. Di mana gerangan teratai keabadian itu, atau bahkan teratai keabadian itu memang hanya sebuah ilusi semata. Sebuah legenda yang sebenarnya tidak benar-benar ada.     

Chen Liao Xuan agaknya ragu. Tapi dia mau mencoba sampai berada di puncak bukit, karena dia ingin memastikan dengan kedua matanya sendiri kalau teratai keabadian itu nyata atau hanya sekadar ilusi.     

Dia kemudian terdiam sejenak, lalu memandang sekitar, ribuan pasang mata yang merah menyala memandangi arahnya pergi ke mana pun itu. Chen Liao Xuan tampak diam sejenak, kemudian dia tetap melanjutkan jalannya tak peduli apa yang akan terjadi nanti. Chen Liao Xuan langsung menghentikan langkahnya, saat para kelelawar itu mulai berterbangan dengan begitu nyata. Semuanya tampak menyilaukan dan membuat pandangan Chen Liao agaknya kabur. Dia memejamkan matanya, tapi pendengarannya agaknya kabur, dia langsung menginjak sebuah akar kemudian terbang menuju titik cahaya yang ada di depan matanya.     

Dan saat Chen Liao Xuan nyaris keluar dari hutan yang gelap dan lembab itu, sebuah sosok menghadangnya, menyerangnya dengan ribuan jarum yang sangat tajam. Chen Liao Xuan secara tak kasat mata langsung menghilang, kemudian dia berdiri di satu titik dan memandang sosok itu dengan tatapan kesalnya.     

"Siapa kau? Mau ke mana kau? Tidak ada yang boleh datang kesini, satu makhluk pun itu!" marah sosok itu.     

Chen Liao Xuan tampak menyeringai, kemudian dia memandang sosok itu. Sosok bersayap lebar dengan taring yang sangat runcing. Satu siluman lagi yang auranya jauh lebih pekat dari pada sosok yang tadi, batin Chen Liao Xuan.     

"Menyingkirlah, aku ingin lewat," kata Chen Liao Xuan pada akhirnya. Sosok itu tampak terbahak, seolah apa yang dikatakn oleh Chen Liao Xuan adalah sebuah kelucuan semata.     

"Tidak akan pernah ada yang bisa melewati tempatku. Selama ini tidak ada satu pun yang bisa menembus jalan ini. apalagi kau yang membawa wanitamu yang mati itu untuk datang kesini!"     

Chen Liao Xuan langsung berlari, membuat sosok itu berlari juga. keduanya kini saling melepaskan senjata masing-masing seolah mereka ingin menunjukkan salah satu di antara mereka siapa yang paling kuat.     

"Kau tidak akan pernah bisa melewatiku," geram siluman itu.     

Chen Liao Xuan langsung menancapkan kuku-kuku tajamnya di perut siluman itu, membuat siluman itu agaknya kaget luar biasa.     

Ya, siluman itu memiliki sebuah kelebihan. Yaitu bagian vital dalam tubuhnya tak bisa disentuh dan dilukai oleh siapa pun. tapi bagaimana bisa sosok di depannya ini bisa menusuk perutnya dengan sangat nyata. mengoyak isian yang ada di dalam perut dan membuatnya langsung limbung seketika.     

"K… kau," suara sangar itu kini mulai melemah, tampak sangat memilukan dan sangat menyakitkan. Chen Liao Xuan tampak menyeringai, dia tak peduli dengan apa pun kemudian dia langsung pergi dengan tak kasat mata.     

Chen Liao Xuan langsung berlari sekuat tenaga, dia langsung pergi dari sana. Sebab selangkah lagi dia sudah bisa melihat bagian tertinggi dari bukit itu. di sana ada sebuah awan yang tampak hitam pekat. Tapi, ada cahaya bulat kecil yang Chen Liao Xuan lihat tepat di dalam cahaya putih itu ada sebuah bunga teratai yang tampak melayang. Betapa bahagia Chen Liao Xuan saat mengetahui hal itu, tanpa pikir panjang dia langsung berlari hendak mengambil teratai itu. tapi tiba-tiba langkahnya langsung terhenti. Dia dan Liu Anqier terpental dengan sangat sempurna.     

Chen Liao Xuan tampak terkejut luar biasa melihat Liu Anqier menggelinding dengan sangat sempurna. Dia terkejut bukan main dengan hal itu.     

"Anqier!" teriak Chen Liao Xuan. Dia mau menarik Liu Anqier. Tapi lagi-lagi dia harus terpental karena naga hitam itu seolah enggan untuk membiarkan Chen Liao Xuan dan Liu Anqier besatu.     

Ya, naga itu tampak sangat mengerikan. Kulitnya seolah terbuat dari batu yang berwarna hitam pekat dengan sekat-sekat seperti larva pijar yang sangat mengerikan. Seolah-olah di dalam tubuhnya penuh dengan api yang sangat panas sekali.     

"Emo Shao Ye, kenapa kau ada di sini? Apakah kau ingin mengambil teratai abadiku untuk manusia yang sudah mati itu?" tanya naga hitam itu.     

Chen Liao Xuan tak menjawab, dia masih ingin mendekati Liu Anqier karena dia ingin memastikan jika Liu Anqier baik-baik saja. Tapi lagi-lagi Chen Liao Xuan terpental dengan sempurna, karena dihalangi oleh naga itu. hingga akhirnya lengannya terluka karena ulah dari naga itu.     

Karena merasa kesal dan Chen Liao Xuan merasa begitu sangat lemah. Ya, rasa lemah ini bukan karena dirinya sendiri tapi karena Liu Anqier. dia takut kalau Liu Anqier tidak bisa bertahan jauh lebih lama lagi.     

Chen Liao Xuan akhirnya berdiri, untuk kemudian dia memejamkan matanya, aura putih itu mulai menyelimuti Chen Liao Xuan, dan kemudian Chen Liao Xuan langsung berubah menjadi sosok naga yang seutuhnya. Naga hitam itu tampak terkejut bukan main, dia terperangah tak percaya melihat apa yang terjadi sekarang.     

"P… Putra Mahkota Kerajaan Langit?!" pekiknya.     

Naga yang merupakan perubahan wujud dari Chen Liao Xuan itu tampak menari di atas langit, warna putihnya tak seterang dulu. Sebab aura hitam pekat itu masih menyelimutinya dengan sangat nyata.     

Sosok naga itu langsung menyerang naga hitam. Keduanya saling menyerang satu sama lain di atas langit yang semakin lama semakin gelap dan hitam.     

Kilatan-kilatan cahaya tampak sangat nyata sepert kembang api. Sampai pada akhirnya naga hitam hendak menyemburkan bara apinya, tapi dengan cepat Chen Liao Xuan menembus mulut naga hitam itu sampai naga hitam itu terbelah menjadi dua kemudian naga hitam itu meledak begitu saja.     

Tak berapa lama, Chen Liao Xuan langsung terpental dengan wujudnya sebagai manusia lagi. Dia langsung memuntahkan darah segarnya.     

Ya, ini bukan karena naga hitam itu. tapi karena peperangan antara dua aura yang ada di dalam tubuhnya yang saling tidak mendukung satu sama lain. sehingga membuat tubuhnya mengalami luka dalam sendiri.     

Dengan kedua kaki yang tertarih Chen Liao Xuan langsung mendekat pada bunga teratai yang sudah tak dilingkari cahaya putih itu. bunga itu nyaris jatuh sehingga Chen Liao Xuan langsung menangkapnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.