TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Bertemu Musuh -Part 4



Bertemu Musuh -Part 4

0 Chen Liao Xuan tampak memandang langit sudah mulai gelap, bahkan purnama merah pun kini tampak nyata menghiasi langit di atas istana. Dia tak menyangka, jika purnama merah akan seperti ini. Selama ini, dia selalu menyibukkan diri di dalam sebuah gua yang jauh dari cahaya purnama merah.     
0

Pikirannya kini melayang pada Liu Anqier, jantungnya terasa sakit setiap kali dia mengingat jika Liu Anqier sekarang sedang berada di dalam kamar Wu Chong Ye. Tapi, apa yang harus dia lakukan untuk itu? Apa yang harus dia lakukan agar dia bisa menarik keluar Liu Anqier dan menolong gadisnya? Dia tidak akan pernah rela jika gadisnya sampai disentuh oleh laki-laki mana pun juga.     

"Yang Mulia?" panggil Kasim Agung yang berhasil membuat Chen Liao Xuan menoleh. Dia tampak menundukkan kepalanya, sambil menghela napas panjang. "Apakah ada sesuatu yang Yang Mulia pikirkan? Ataukah ini tentang Dayang Liu?" tebak Kasim Agung. Chen Liao Xuan pun menggeleng lemah.     

"Tidak, Kasim Agung Cheng. Hanya saja… arak ini terlalu kuat. Bukankah kau mikirkan hal sama denganku? Kepalaku sedikit pusing dibuatnya,"     

Kasim Agung tampak tertawa mendengar jawaban dari Chen Liao Xuan. Dia lupa jika menantunya itu memang tak terlihat gemar minum. Jadi, wajar saja jika menantunya merasakan hal yang seperti itu. Bahkan, iblis biasa atau manusia biasa bahkan bisa langsung tak sadarkan diri jika meminum satu gelas dari arak itu. Ya, ini adalah arak yang lain. Bukan arak yang sama seperti yang diminum tadi. Kira-kira sudah habis hampir lima botol arak yang disajikan Kasim Agung untuk menantunya.     

Chen Liao Xuan kini tampak memihat pelipisnya, wajahnya sudah merah padam. Tapi dia masih berusaha untuk tenang.     

"Yang Mulia, jika Yang Mulia sudah tidak kuat. Yang Mulia bisa kembali ke kamar,"     

"Tidak Kasim Agung Cheng, bagaimana bisa aku bersikap tidak sopan. Tapi, bisakah aku istirahat di sini sebentar? Aku ingin memejamkan mataku sejenak untuk menetralkan rasa pusing yang ada di kepalaku," pintanya. Kasim Agung itu pun mengangguk.     

"Silakan, Yang Mulia. Hamba akan menyuruh istri untuk menyiapkan makan malam untuk Yang Mulia."     

Chen Liao Xuan kembali mengangguk. Dia memejamkan mata sambil menyatukan jemari kanan dan kirinya. Untuk kemudian, sebagian dari tubuhnya terbang dan mencari di mana keberadaan Wu Chong Ye dan Liu Anqier berada.     

Sementara itu, Liu Anqier tampak berdiri. Dia tidak bisa berbuat apa-apa karena Wu Chong Ye benar-benar sudah membuatnya kesal bukan main. Berada di kamar seornag iblis busuk bukanlah mimpinya, dan itu berhasil mempermalukan harga dirinya jauh lebih dalam lagi.     

"Dayang Liu, menarilah untukku. Aku sangat menantikan tarianmu itu," perintah Wu Chong Ye. Setelah Liu Anqier dibawa kesini. Wu Chong Ye untungnya keluar. Dia mengurusi beberapa hal sehingga membuat Liu Anqier tenang. Coba saja kalau Wu Chong Ye masih di sini, mungkin sedari tadi Liu Anqier sudah menjadi alat pemuas nafsunya Wu Chong Ue dengan sangat nyata.     

Liu Anqier akhirnya menari di depan Wu chong Ye, dengan mengenakan jubah milik Jiang Kang Hua itu. Merasa tidak puas dengan penampilan Liu Anqier, Wu Chong Ye pun menarik jubah itu hingga terjatuh. Menampilkan Liu Anqier yang hanya mengenakan pakaian yang membalut dadanya ke bawah.     

Melihat dada mulus Liu Anqier, liur Wu Chong Ye tampaknya menetes. Bagaimana tidak, dia menjadi sudah tidak bisa menahan dirinya melihat pemandangan yang ada di depannya ini. Untuk kemudian, dia menarik ujung tali di pakaian terakhir Liu Anqier.     

Liu Anqier langsung berputar dengan sempurna, hingga ujung dari pakaian terakhirnya itu dia genggam, tapi Wu Chong Ye tampak menyeringai.     

"Lepaskan," perintahnya. Tapi Liu Anqier tampak enggan, hingga pakaian itu ditarik dengan sempurna dan menampilkan tubuh telanjang Liu Anqier.     

Liu Anqier hanya berdiri, dia mencoba untuk menutup tubuhnya dengan tangan, tapi tangannya langsung dipegang oleh Wu Chong Ye. Kemudian Wu Chong Ye melepaskan genggamannya itu. Tidak… dia tidak akan melakukan itu sekarang, dia mau mengabadikan momen ini, dia mau Liu Anqier menari dengan telanjang seperti ini.     

"Menarilah lagi,"     

Liu Anqier tampak diam, dia ingin menangis sekarang. Dia tidak bisa untuk menurut lagi, harga dirinya sudah benar-benar hancur.     

"Menarilah atau aku humum Panglima Jiang!" sentak Wu Chong Ye. Dia pun langsung menari. Jemari Wu Chong Ye kini mulai meraba paha Liu Anqier dan meraba perut Liu Anqier. Namun saat tangan itu hendak menyentuh dada Liu Anqier. Rasa panas yang teramat mulai merambat di tangannya hingga membuat Wu Chong Ye melepaskan tubuh Liu Anqier.     

Lagi… kenapa setiap dia menyentuh manusia di depannya ini rasanya selalu sama. Seperti terbakar bara api dengan sangat menyakitkan. Sebenarnya, apa yang terjadi? Atau ilmu apa yang ada di dalam tubuh manusia di depannya ini?     

Wu Chong Ye agaknya sudha tidak sabar, dia hendak menyerbu tubuh Liu Anqier namun dia langsung terdorong dengan sempurna. Chen Liao Xuan datang, dia langsung merengkuh Liu Anqier dan mengenakan jubahnya pada tubuh polos Liu Anqier. Rahang Chen Liao Xuan mengeras. Tapi dia tak mengatakan apa-apa selain memandang Liu Anqier yang sudah menangis tersedu. Untuk kemudian, dia menggerakkan dua jarinya pada Wu Chong Ye dan membuat mata Wu Chong Ye berdarah dibuatnya.     

"Sial! Siapa kau! Apa yang kau lakukan kepada mataku!" teriaknya.     

Chen Liao Xuan langsung membawa Liu Anqier untuk pergi. Direngkuhnya tubuh ringkih itu terbang dan menuju sebuah bukit. Keduanya masih saling pandang, di atas awan dan dihiasi oleh purnama merah yang tampak sangat menyilaukan. Setelah keduanya berada di atas bukit. Chen Liao Xuan tak melepaskan rengkuhannya, matanya menajam memandang Liu Anqier yang matanya masih tampak basah.     

Liu Anqier yang baru menyadari itu, dia berusaha menjauh dari Chen Liao Xuan. Tapi Chen Liao Xuan menahannya, dia langsung melumat bibir Liu Anqier. Tak peduli seberapa besar tenaga Liu Anqier untuk menolaknya.     

Kini, Chen Liao Xuan kembali terbang, membawa Liu Anqier masuk ke dalam sebuah gua. Dia kembali melumat bibir Liu Anqier dan melepaskan jubah yang menyelimuti tubuh Liu Anqier. Menuntun gadis kecil itu untuk berbaring di salah satu batu terbesar di sana, kemudian dia melepaskan pakaiannya.     

Chen Liao Xuan langsung melakukan penyatuan dengan Liu Anqier tanpa basa-basi. Sementara Liu Anqier hanya bisa mencengkeram pundak Chen Liao Xuan. Dia kembali menangis lagi sekarang. Entah kenapa, dia seperti manusia yang tak berguna. Yang hanya bisa sebagai alat pemuas nafsu dari para iblis di ala mini. Mengetahui jika Liu Anqier menangis. Chen Liao Xuan mengusap air mata Liu Anqier, kemudian dia memandang gadisnya dengan sayang.     

"Apa aku menyakitimu, Anqier?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.