TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Bertemu Musuh -Part 5



Bertemu Musuh -Part 5

0"Hamba merasa sangat kotor, Yang Mulia…," lirih Liu Anqier dengan sraa seraknya. "Apakah hamba hanya seorang manusia bodoh sehingga hanya bisa sebagai alat pemuas nafsu para iblis seperti kalian? Kenapa kalian merebutkan hamba hanya karena kalian ingin menjamah tubuh hamba,"     
0

Liu Anqier kembali menangis. Rambutnya yang tergerai panjang itu pun kini tampak berantakan. Pelan, Chen Liao Xuan mengelus rambut Liu Anqier. Kemudian dia duduk di belakang Liu Anqier. Merengkuh tubuh Liu Anqier dari belakang, kemudian dia mencium pipi gadis itu.     

"Kau tahu, aku melakukan ini bukan karena aku ingin melampiaskan nafsuku kepadamu. Tapi karena itu kamu, Anqier," Chen Liao Xuan mencoba menjelaskan. "Semua Selir yang ada di istana, tidak ada satu pun yang aku perlakukan sepertimu. Karena aku mencintaimu. Aku hanya ingin selalu bersamamau, tidak dengan yang lainnya."     

"Kenapa hamba?" Liu Anqier memiringkan tubuhnya, hingga wajahnya memandang Chen Liao Xuan dengan sempurna.     

Kedua pasang mata itu bertemu, tatapan Liu Anqier seolah sedang mencari sesuatu. Sementara tatapan Chen Liao Xuan tampak sangat dalam kepadanya. Tubuh mereka tampak saling bersentuhan. Hingga Liu Anqier bisa merasa hangatnya kulit Chen Liao Xuan ketika menyentuh tubuhnya.     

"Karena aku mencintaimu, dan cinta tidak membutuhkan kata mengapa. Meski itu di kehidupan yang akan datang, dan akan datang lagi. Wanita yang akan kucintai itu kamu. Meski aku menjadi binatang sekalipun, aku tetap akan mencintai kamu. Hanya kamu,"     

Chen Liao Xuan kini merapa pipi mulus Liu Anqier, pelan, dia menyibak rambut menjuntai Liu Anqier yang menutupi wajahnya. Kemudian, jemari itu turun dari rambut Liu Anqier. merambat pada leher jenjang Liu Anqier, bahu Liu Anqier, hingga dada Liu Anqier. Liu Anqier memejamkan matanya. Saat jemari itu mulai meremas dadanya dan memainkan putingnya. Sebuah hal yang selalu membuatnya kesal, tapi dia menginginkan hal itu.     

"Katakan kau mencintaiku Anqier,"     

"Tidak," jawab Liu Anqier tegas, tak terima dengan jawaban itu, kini tangan Chen Liao Xuan yang lain masuk ke dalam milik Liu Anqier.     

"Katakan kau mencintaiku, Anqier," pinta Chen Liao Xuan lagi. Liu Anqier memeluk tubuh Chen Liao Xuan. Dia berusaha mati-matian untuk menahan apa yang telah dilakukan oleh Chen Liao Xuan kepadanya.     

"Apa yang kau lakukan, hanya memancing hasratku, agar aku memintamu untuk melakukannya. Dengan cara aku harus mengatakan hal itu. Itu bukanlah hal yang tulus,"     

Chen Liao Xuan langsung menghentikan kegiatannya, kini dia memandang lagi mata Liu Anqier dengan dalam.     

"Katakan, kau mencintaiku," bisik Chen Liao Xuan lagi.     

"Mengapa?" tanya Liu Anqier. "Begitu pentingkah perasaanku? Kau adalah iblis dan aku manusia. Kau adalah pembunuh Ayah. Apa yang harus kujawab untuk itu," ucap Liu Anqier. Dada besarnya tampak bergerak naik turun, tatapannya memandang Chen Liao Xuan tampak menantang. Chen Liao Xuan kini menundukkan pandangannya, dia langsung tersenyum kecut.     

Cinta, akankah gadisnya mencintainya seperti perasaan itu pernah ada saat dulu keduanya di istana langit? Dia telah melakukan kesalahan besar, jadi cinta adalah hal yang tabu sekarang. Bahkan, nyaris tidak mungkin.     

"Memang siapa yang bisa mencintai iblis sepertiku," kata Chen Liao Xuan tersenyum getir. Dia hendak memalingkan wajahnya, tapi Liu Anqier seolah tak suka melihat pemandangan itu.     

"Aku mencintai Chen Tao," katanya. Chen Liao Xuan langsung menoleh kaget mendengar hal itu.     

"Apa?" tanyanya.     

"Aku mencintai Chen Tao. Sosok arogan yang kadang terkesan sangat dingin dan kasar. Tapi di lain sisi dia juga hangat dan memesona. Aku mencintai Chen Tao bahkan aku selalu menulis kata-kata bodoh untuknya, dan melukisnya ketika dia sedang bermain kecapi di bawah pohon persik. Ya… aku sangat mencintai Chen Tao. Tapi… rasa cintaku berubah ketika aku tahu siapa Chen Tao sebenarnya. Chen Tao tak ubahnya adalah iblis yang sangat jahat, Raja Iblis yang telah membunuh Ayah. Chen Tao telah membuatkua jatuh cinta dan patah hati di waktu yang bersamaan. Dia—"     

Chen Laio Xuan langsung menubruk tubuh Liu Anqier. Sampai Liu Anqier terjatuh dan dia berada di atasnya. Mata Chen Liao Xuan memandang Liu Anqier dengan semakin dalam.     

"Kau masih mencintaiku, bahkan perasaanmu masih sama saat ini. Benar kan?" ucap Chen Liao Xuan. Liu Anqier hendak memiringkan wajahnya tapi ditahan oleh Chen Liao Xuan. Air matanya mengalir begitu saja di pipinya.     

"Anqier, bertahanlah untukku. Sampai tiba saatnya aku tidak menjadi Raja Iblis lagi, hingga saatnya tiba aku lepas dari semua hal ini. Aku akan menunjukkan diriku yang sebenarnya, dan kita akan bisa bahagia dan bersama selamanya."     

"Aku tak mengerti,"     

"Kamu tak perlu mengerti tentang apa yang aku ucapkan. Kau hanya butuh untuk menungguku."     

Chen Liao Xuan mendekatkan bibirnya, tapi Liu Anqier langsung menarik kepalanya kemudian Liu Anqier melumat bibirnya. Chen Liao Xuan tampak tersenyum mendapat perlakuan lucu itu, dia pun kini membalas ciuman dari Liu Anqier, dan pada akhirnya, keduanya menghabiskan malam panjang mereka di gua itu.     

Di sisi lain, Cheng Wan Nian tampak berdiri, memunggungi seseorang dengan mimik wajah kesalnya yang luar biasa. Semua rencananya berantakan semua, dan itu karena sosok yang tak becus itu.     

"Kenapa sampai kau kehilangan Dayang Liu, Pangeran Wu? Apa kau tak bisa menidurinya meski sekali? Apakah sesakti itu Dayang Liu sampai kau kuwalahan terhadapnya?" kesal Cheng Wan Nian. "Ingat, aku telah memberimu banyak. Jadi, berhenti untuk mempermainkanku!"     

"Selir Cheng, sabarlah… apa kau tak melihat mataku yang terluka parah ini? Semalam ada sosok berpakaian serba putih dengan cahaya yang menyilaukan datang. Sosok itu menolong Dayang Liu pergi dari sini. Padahal, aku sudah tidak sabar untuk menikmati tubuhnya. Sial, aku harus melakukannya lagi dan aku tidak akan pernah berhenti sebelum aku bisa menjamahnya," kesal Wu Chong Ye.     

Cheng Wan Nian kembali diam, tatapannya nanar memandang lurus-lurus ke depan. Dia tidak bisa tinggal diam, bahkan dia sudah mengorbankan hal sampai sejauh ini.     

Wu Chong Ye kini menarik pinging Cheng Wan Nian untuk masuk ke dalam kamarnya, kemudian dia tersenyum dengan penuh kemenangan.     

"Puaskan aku lagi, agar aku bisa bersemangat untuk membuat Dayang Liu semain menderita. Aku sudah melucuti pakaiannya, membuatnya telanjang menari di depanku. Puaskan aku lagi agar aku bisa melakukan apa pun yang kau mau,"     

Wu Chong Ye langsung menarik ikat pinggang Cheng Wan Nian, sambil menutup pintu kamarnya. Melepaskan semua pakaian Selir kesayangan Raja itu kemudian dia melumat bibirnya, meraba tubuhnya, dan melakukan penyatuan dengannya.     

Cheng Wan Nian tahu konsekuensinya melakukan ini, tapi dia tidak puny acara lain lagi. Yang dibutuhkan Wu Chong Ye hanya tubuhnya, dan dia harus memberikan agar Wu Chong Ye bisa tunduk padanya. Dia tampak memejamkan mata, saat Wu Chong Ye sudah menikmati tubuhnya nyaris tak tersisa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.