TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Bertemu Musuh -Part 6



Bertemu Musuh -Part 6

0Jiang Kang Hua tampak duduk dengan mimik wajah kesalnya, dia lantas menoleh saat pagi-pagi Chen Liao Xuan tampak keluar dari kediaman Kasim Agung. Bahkan, Chen Liao Xuan bermalam di sana. Dan Liu Anqier tidak ada yang bisa membantunya sama sekali. Apakah… apakah Liu Anqier sudah dinodai oleh Wu Chong Ye? Itu adalah yang ada di otak Jiang Kang Hua. Dia terus saja berusaha untuk menepis pikiran itu tapi tidak bisa. Hingga akhirnya dia berdiri, sampai membuat Chen Liao Xuan melirik padanya.     
0

"Maaf, Kasim Agung. Sepertinya aku ada urusan dulu dengan Panglima Jiang," kata Chen Liao Xuan kemudian.     

Kasim Agung mengangguk, dia sangat bahagia karena telah berhasil menahan Chen Liao Xuan untuk tidak membantu Dayang rendahan itu. Untuk kemudian dia membiarkan Chen Liao Xuan berjalan bersama dengan Jiang Kang Hua menjauh darinya.     

"Ada apa, Panglima Jiang?" tanya Chen Liao Xuan dengan begitu tenang.     

"Yang Mulia, tidakkah Yang Mulia merasa cemas dengan Dayang Liu? Apa yang terjadi kepada Dayang Liu sekarang? Pasti dia sudah—"     

"Dia masih tidur," jawab Chen Liao Xuan. Jiang Kang Hua tampak bingung setengah mati mendengar ucapan dari Chen Liao Xuan itu.     

"Maaf, Yang Mulia?"     

"Dia masih tidur, dan aku sudah menyuruh Dayang mengantarkan pakaian kepadanya," lanjutnya.     

Jiang Kang Hua berhenti berjalan, bukankah itu berarti jika Liu Anqier selamat? Tapi, bagaimana bisa. Bagaimana bisa Liu Anqier selamat dan Chen Liao Xuan tahu kalau Liu Anqier masih tidur. Padahal jelas, Jiang Kang Hua berada di sini semalaman untuk memastikan jika Chen Liao Xuan mau menolong Liu Anqier. Namun semalaman itu juga Chen Liao Xuan tidak muncul, apalagi keluar dari kediaman Kasim Agung.     

Sementara itu, Liu Anqier kelopak mata Liu Anqier tampak bergerak-gerak gelisah. Sampai saat dia mendengar suara beberapa wanita tampak jelas di telinganya. Dia lantas mengambil posisi duduk, dia kaget bukan main melihat dirinya terjadi masih berada di dalam gua. Melihat para Dayang itu tersenyum, Liu Anqier lantas memandang tubuhnya. Dadanya terekspose sempurna, membuat Liu Anqier langsung menutupnya dengan rasa malu yang membuncah di dalam hatinya.     

"Apakah tidur di dalam gua seperti ini sangat nyaman, Dayang Liu? Ataukah, sosok yang menemanimu tidur benar-benar memberikan kehangatan untukmu?" goda Zhao Mimi. Liu Anqier kembali menundukkan wajahnya lagi. Dia mengulum senyum karena ucapan dari Zhao Mimi itu.     

"Kepala Dayang Zhao. Kenapa kaunbisa ada di sini? Dari mana kau tahu kalau aku ada di sini?" tanyanya penasaran.     

"Karena Yang Mulia Raja secara khsusus menyuruhku dan Zee Huanran untuk kesini, membantumu bersiap," jawa Zhao Mimi. Liu Anqier tampak menunduk lagi.     

Lee Huanran langsung menarik jubah Chen Liao Xuan yang menyelimuti tubuh Liu Anqier, sehingga membuat Liu Anqier kembali kaget bukan main.     

"Kepala Dayang Zhao, lihatlah… dada Liu Anqier benar-benar sangat besar dengan bentuknya yang sempurna. Apakah karena ingi Yang Mulia menyukainya?" Lee Huanran lantas meremas dada Liu Anqier. Membuat Liu Anqier merasa geli luar biasa.     

"Apa yang kau lakukan, Huanran. Mana selimutku,"     

"Berdirilah! Kami akan memandikanmu. Kau telanjang pun kami tidak akan bernafsu," goda Lee Huanran.     

"Mandi di mana?" tanya Liu Anqier sambil menutup dada dan bagian bawah tubuhnya. Tapi, Lee Huanran terus menggodanya.     

"Di samping sudah disiapkan pemandian yang hangat. Aku akan memberi perawatan khusus untuk dadamu agar lebih kenyal dan menggoda,"     

"Apa?"     

"Ya, tentu saja. Di semua tubuhmu, bahkan bagian intimu," goda Lee Huanran lagi.     

"Tapi, apa maksudnya ini?"     

Zhao Mimi pun tersenyum mendengar pertanyaan dari Liu Anqier. Ya, Liu Anqier benar-benar sangat bingung dengan apa yang terjadi sekarang.     

"Tadi, Yang Mulia Raja memerintahkan kepada kami. Untuk merawat tubuhmu agar tampak semakin indah. Itu sebabnya kami paham dengan apa yang dimaksud. Melayani Yang Mulia Raja di atas ranjang adalah tugasmu, jadi kau harus memakai wangi-wangian dan merawat bagian apa pun yang membuat Yang Mulia Raja senang. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, sampai tak terkecuali."     

"Tapi…," kata Liu Anqier terhenti, saat Lee Huanran sudah mengoleskan ramuan berwarna colekat kepada dadanya, dan memijat dadanya dengan konsisten itu. "Tapi dadaku sudah cukup membuatku tak nyaman dengan ukurannya, Kepala Dayang Zhao. Kalau diberi ramuan ini, mau sebesar apa lagi?" kesal Liu Anqier kemudian.     

"Ya setidaknya semakin kenyal. Meski sudah sangat kenyal. Pokoknya Yang Mulia senang kami juga senang," jawab Lee Huanran kemudian.     

Zhao Mimi kemudian tampak membakar sebuah wangi-wangian, diletakkan di antar kedua kaki Liu Anqier. Membuat Liu Anqier kembali menoleh dengan bingung.     

"Sedikit buka kakimu, agar wangi-wangian itu sampai pada bagian intimmu. Ini membuat kotoran yang ada di sana keluar dan akan membuatnya wangis."     

Zhao Mimi memberi sebuah kain di pangkuan Liu Anqier. Dia tahu kalau Liu Anqier agaknya sungkan dan malu setengah mati karena hal ini semua. Untuk kemudian, dia mulai mengasapi rambut Liu Anqier dengan wangi-wangian juga.     

"Aku tahu, Dayang Liu. Jika tubuhmu memang sudah sangat wangi dan tanpa celah. Tapi, ramuan ini dari Yang Mulia Raja. Kalau aku dan Lee Huanran tidak memberikannya kepadamu, Yang Mulia Raja pasti akan marah. Kamu tahu kan, kalau dia seperti terikat kepadamu? Dia akan tahu apa saja yang kami lakukan kepadamu. Jadi oleh sebab itu, kau menurutlah agar kami juga tidak berada dalam bahaya karena amarah Yang Mulia Raja,"     

"Baiklah, Kepala Dayang Zhao."     

"Bagaimana? Apakah terasa hangat?" tanya Zhao Mimi. Liu Anqier pun mengangguk.     

"Hangat sekali, Kepala Dayang Zhao."     

"Biasanya setelah itu semua kotoran akan keluar, dan itu juga akan membantu rahimmu untuk subur kembali," jelas Zhao Mimi.     

"Hunran, berhentilah meremas dadaku seperti itu. Kau sepertinya bernafsu dengan dadaku!" marah Liu Anqier kepada sahabatnya. Lee Huanran tampak terkekeh kemudian dia membiarkan dada Liu Anqier menggantuh sempurna di sana.     

"Pantas saja Yang Mulia Raja menyukainya. Kau benar-benar wanita,"     

"Apa kau pikir selama ini aku pria?" kesal Liu Anqier. Lee Huanran terkekeh lagi karenanya.     

"Jangan marah-marah, nanti aku akan meremas dadamu lagi kalau kau marah,"     

"Huanran, berhentilah berbicara menjijikkan seperti itu. Aku akan melemparmu dengan batu yang ada di sini, sungguh!"     

"Atau aku minta ramuan itu untuk dadaku, biar dadaku bisa seperti dadamu. Lalukan itu untukku, Anqier,"     

"Tidak, aku geli!"     

"Anqier, ayolah!"     

"Tidak Nona Lee, dan berhentilah merengek untuk hal yang tidak jelas seperti itu!"     

"Ayolah!"     

"Kepala Dayang Zhao, Huanran mulai berulah!" lapor Liu Anqier.     

Zhao Mimi hanya bisa tersenyum melihat kejadian itu. Seperti dua saudara yang bertengkar kemudian mengadukan pertengkaran itu kepada ibunya. Itu benar-benar sangat lucu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.