TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Masalah Istana -Part 5



Masalah Istana -Part 5

0Siang ini, Liu Anqier tampak sibuk. Dia memiliki beberapa potong pakaian baru yang dia buat sendiri. Untung saja dari beberapa pakaian itu ada yang terbuat dari sutera terbaik yang pernah ada, sehingga dia hanya butuh mengambil satu, dan membuat sebuah sulaman pada pakaian itu. Liu Anqier membuat sulaman kelinci, karena di matanya Lim Ming Yu begitu lucu seperti kelinci, sangat polos juga lincah. Tidak takut apa pun dan sepeerti seorang kesatria.     
0

Liu Anqier tampak puas dengan sulamannya, kemudian dia menata pakaian itu pada sebuah wadah dan dia tutupi dengan kain merah. Dua sosok yang dia berikan pakaian, sebenarnya Lee Huanran juga sudah dia siapkan pakaian, hanya saja Liu Anqier belum memiliki waktu yang pas untuk memberikannya. Kalau di dunia manusia dia akan memberi hadiah kepada sahabatnya saat ulang tahun sahabatnya tiba, tapi banga iblis? Apakah dia memiliki waktu ulang tahun? Bahkan hidupnya sudah ribuan tahun lamanya.     

Liu Anqier terdiam sejenak, kemudian dia mengambil pakaian yang hendak dia berikan untuk Lee Huanran, menaruhnya di tempat yang paling mudah dijangkau karena nanti dia akan membawanya untuk sahabatnya itu.     

Setelahnya, dia pun bersiap, pergi membersihkan diri untuk kemudian siap-siap pergi ke kediaman Lim Ming Yu.     

Liu Anqier sendiri tidak tahu, kenapa setelah kejadian itu Chen Liao Xuan sama sekali tak menampakkan diri di depannya. Terlebih, setelah adanya perintah untuk dia istirahat dulu dan tidak datang ke kediaman Raja untuk tidak bertandang ke sana.     

Tapia pa pun itu, Liu Anqier agaknya tidak ingin terlalu ambil pusing, dia ingin fokus pada satu titik dan dia harus benar-benar melakukannya. Sebab kalau tidak, dia akan menjadi manusia bodoh.     

Lagi, Liu Anqier mengambil belati yang ada di balik pakaiannya. Apakah sekarang belati ini akan berguna untuknya? Belati yang dia tujukan untuk menikam jantung Emo Shao Ye. Tapi ternyata perasaannya telah berubah kepadanya.     

Apa yang terjadi kepada dirinya? Liu Anqier benar-benar tidak mengerti sama sekali. Kenapa dengan dirinya. Kenapa dia menjadi lemah terhadap Emo Shao Ye. Dia adalah iblis, bahkan dia adalah raja iblis yang paling mengerikan di sini. Lantas kenapa dia menjadi seperti ini? Menjadi sosok lemah di hadapan Emo Shao Ye, sosok yang nyata-nyata telah membunuh ayahnya.     

Liu Anqier kembali menggelengkan kepalanya, kemudian dia menyisir rambut panjangnya. Dia melihat pantulan tubuhnya pada sebuah cermin berbuntuk bulat yang ada di depannya.     

Di sini semua energy tampak terasa sangat negative, Liu Anqier menjadi mudah lelah dan tak bertenaga sama sekali. Dia sama sekali tidak tahu jika berada di sini benar-benar menguras tenaganya.     

"Dayang Liu, aku adalah Kepala Dayang Zhao. Apakah kau sudah siap?" suara itu terdengar samar dari luar. Liu Anqier langsung meletakkan sisirnya. Sebuah manik-manik dia tusukkan pada salah satu bagian rambutnya, kemudian dia melihat hadiah yang hendak dia bawa untuk Lim Ming Yu. Setelah semuanya siap, Liu Anqier pun bergegas keluar, dia memandang Zhao Mimi dengan tatapan jenakanya.     

Zhao Mimi bahkan tampak terdiam sesaat, mengagumi kencantikan Liu Anqier yang ada di depannya ini. Bahkan, tanpa berias pun Liu Anqier terlihat begitu bersinar dan mencolok. Apalagi sekarang, dia sedang berias. Rasanya dia seperti melihat sosok Dewi Agung yang sedang turun dari kahyangan.     

"Kepala Dayang Zho?" panggil Liu Anqier. Ini adalah panggilannya untuk yang kesekian kali. Dan Zhao Mimi tampak terkesiap dengan hal itu. Dia langsung menampilkan seulas senyum kaku, lalu dia menundukkan pandangannya.     

"Ayo silakan, Selir Lim sudah menunggumu sedari tadi,"     

"Baiklah," katanya semangat.     

Dia lantas berjalan dengan anggun, di depan Zhao Mimi. Pakaiannya yang berwarna selaras dengan bunga persik itu tampak sangat indah melekat pada kulitnya yang putih, bahkan aroma wangi khas tubuhnya bisa tercium dengan begitu wangi. Padahal setahu Zhao Mimi, Liu Anqier tak memakai wewangian apa pun. Namun aromanya sangat semerbak bak wangi bunga-bunga yang ada di taman kahyangan.     

"Kepala Dayang Zhao,"     

"Ya, Dayang Liu?"     

"Kesinilah, mari kita berjalan bersama. Kenapa Anda berjalan di belakang hamba?" tanya Liu Anqier.     

Zhao Mimi pun tampak tersenyum, membuat Liu Anqier melambatkan jalannya. Keduanya pun kini berjalan beriringan.     

"Seharusnya tidak seperti ini, Dayang Liu. Dan kau tak perlu menyebut dirimu hamba di depanku,"     

"Kenapa?"     

"Karena, kamu adalah Dayang kamar Yang Mulia Raja. Karena itu pangkatmu akan setara dengan Selir sekalipun,"     

Liu Anqier kembali terkekeh dengan hal itu, kemudian dia memandang Zhao Mimi dengan tatapan jenakanya.     

"Hamba—"     

"Aku," tegas Zhao Mimi.     

"Aku tidak merasa jika aku seagung itu di sini, Kepala Dayang Zhao. Lagi pula aku hanyalah manusia biasa, kenapa bisa aku disandingkan dengan para Selir. Tentunya akan banyak perbedaan yang sangat mencolok,"     

"Dayang Liu,"     

"Hm?"     

"Apa selama ini kau tak bisa merasakan dirimu adalah sosok yang sangat luar biasa? Tubuhmu tampak begitu bersinar sekali di sini,"     

"Dayang Lee pernah mengatakan itu kepadaku, Kepala Dayang Zhao. Tapi aku tak tahu harus menjawab apa. Sebab kurasa mungkin dulu mendiang Ayah sering memberiku beberapa ramuannya. Itu sebabnya aku menjadi seperti ini."     

"Ramuan apa yang akan membuat seseorang menjadi seistimewa ini?" tanya Zhao Mimi. Liu Anqier tampak terdiam sejenak. Namun saat dia hendak melangkah, langkahnya langsung terhenti. Saat kepalanya membentur dada bidang yang ada di depannya dan bahkan dia nyaris jatuh. Untung saja tangan besar itu menangkapnya dengan begitu cepat, sehingga Liu Anqier tidak jadi jatuh.     

Kedua pasangan mata itu saling bertemu satu sama lain, Liu Anqier memandang sosok yang ada di depannya itu. Parasnya masih sama, begitu sempurna dan meneduhkan. Bahkan sekarang, dia tak melihat ada aura kejam iblis sama sekali di mata itu. Tatapannya begitu hangat dan sendu.     

"Maafkan hamba, Yang Mulia," kata Liu Anqier, dia hendak melepaskan tubuhnya dari dekapan Chen Liao Xuan, tapi Chen Liao Xuan menahannya.     

"Kau mau ke mana, Anqier?" tanya Chen Liao Xuan.     

Wajah Liu Anqier tampak bersemu merah, dia hendak memalingkan pandangannya tapi ditahan oleh Chen Liao Xuan. Di sini Zhao Mimi, juga ada Le Zheng Xi.     

"Hamba mau ke kediaman Selir Lim, Yang Mulia," jawab Liu Anqier lagi.     

"Untuk?" tanya Chen Liao Xuan penuh selidik. Dia melihat Liu Anqier berias, begitu sangat cantik dan mempesonanya.     

"Menghadiri jamuan makan malam, Yang Mulia. Bisakah Yang Mulia melepaskan hamba?" tanya Liu Anqier. Tapi, Chen Liao Xuan seolah enggan untuk melepaskan Liu Anqier sama sekali.     

"Siapa yang berhak meminta itu? Kau bahkan tidak berhak sama sekali untuk memintanya," kata Chen Liao Xuan lagi. Dia jadi ingat ketika masih berada di istana langit. Betapa cantik paras wanitanya ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.