TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Masalah Istana -Part 6



Masalah Istana -Part 6

0Bahkan sekarang ketika dia menjadi manusia sekalipun, parasnya benar-benar sangat cantik luar biasa.     
0

"Kau ke kamarku dulu," perintah Chen Liao Xuan.     

"Tapi—"     

"Aku tidak mau ada laki-laki lain yang melihat kau berias seperti itu, Dayang Liu!" murka Chen Liao Xuan. Liu Anqier langsung mengangguk, lantas dia memandang Zhao Mimi dengan pandangan takutnya.     

"Kepala Dayang Zhao."     

"Aku akan menunggumu di luar. Lekas ikuti Yang Mulia Raja, jangan sampai kau membuatnya murka," kata Zhao Mimi. Liu Anqier pun mengangguk, dia menitipkan hadiah untuk Lim Ming Yu kepada Zhao Mimi. Kemudian dia bergegas mengikuti langkah dari Chen Liao Xuan.     

Setelah Liu Anqier masuk, Chen Liao Xuan langsung menutup pintu dan mendorong Liu Anqier hingga dia terhimpit antara pintu dan lengan Chen Liao Xuan. Dia sama sekali tak tahu, bagaimana bisa Chen Liao Xuan seperti ini.     

"Yang Mulia, ini—"     

Ucapan Liu Anqier terhenti, saat bibirnya disentuh oleh jempol tangan Chen Liao Xuan. Untuk kemudian, Chen Liao Xuan menarik sebelah alisnya.     

"Kenapa hanya untuk menghadiri jamuan makan malam bersama dengan Selir Lim kau harus berdandan?" selidik Chen Liao Xuan.     

"Untuk menghormati Selir Lim,"     

"Lantas kenapa ketika kau bersamaku kau tak pernah berdandan seperti ini?"     

"Hamba selalu berdandan," kata Liu Anqier tak terima. "Hanya saja memang pemerah pipi, dan pemerah bibir hamba baru. Jadi mungkin sedikit berbeda. Jadi bagaimana, bagus tidak?" tanya Liu Anqier kemudian. Chen Liao Xuan langsung berdecak. Bisa-bisanya Liu Anqier bertanya seperti itu kepadanya. Jelas bagus! Bahkan saking bagusnya sehingga dia takut akan ada banyak mata laki-laki yang menatap lapar Liu Anqier. Bahkan dakam kenyataan, Liu Anqier pucat pasi sekalipun semua mata laki-laki selalu lapar melihatnya. Chen Liao Xuan tahu, telinga dan matanya terlalu tajam untuk mengetahui hal itu.     

"Kau mau tanya apalah aku menyukainya atau tidak?" tanya Chen Liao Xuan kemudian. Liu Anqier pun mengangguk penuh harap. "Kenapa matamu memakai hitam-hitam. Saat denganku tidak sama sekali," ketusnya lagi. Liu Anqier tampak kesal karena Chen Liao Xuan selalu membahas itu lagi.     

"Itu karena pandangan hamba kabur, Yang Mulia. Ini dari negeri seberang, yang katanya bisa memperjelas pandangan kita…," jawab Liu Anqier lagi. "Jadi, hamba boleh bisa pergi dari sini? Kepala Dayang Zhao pasti sudah menunggu," kata Liu Anqier lagi. Dia hendak pergi, tapi tubuhnya malah direngkuh oleh Chen Liao Xuan, kemudian tubuhnya diangkat sampai di atas ranjang.     

Chen Liao Xuan kini menindih Liu Anqier, membuat mata Liu Anqier memandangnya dengan tatapan bingungnya itu.     

"Anqier, apa yang bisa aku lakukan agar kamu menjadi istriku?" ucap Chen Liao Xuan ambigu. Liu Anqier tampak menelan ludahnya dengan susah. Sebab dia juga tidak tahu.     

"Jika Yang Mulia bukan Raja Iblis, dan jika Yang Mulia bukan yang membunuh Ayah, mungkin itu bisa terjadi," jawabnya kemudian.     

"Maka layanilah aku sekarang, Anqier,"     

"Tapi—"     

Bibir Liu Anqier langsung dilumat oleh Chen Liao Xuan. Membuat Liu Anqier nyaris kehabisan napas, dia melengkuh saat jemari Chen Liao Xuan menyentuh bagian-bagian sensitifnya.     

Chen Liao Xuan tampak memejamkan matanya, dia mengingat kembali memorinya bersama dengan Liu Anqier saat di istana langit dulu. Dia sangat merindukan masa-masa ini, bahkan setiap apa yang dia ingin lalukan dengan Liu Anqier sekarang harus terbatasi.     

Liu Anqier menyentuh pipi dari Chen Liao Xuan. Dia tak tahu kenapa laki-laki itu kini menangis. Dengan lembut Chen Liao Xuan memeluk tubuh polos Liu Anqier kemudian dia mencium keningnya dengan sayang.     

Sejenak, Liu Anqier merasa tak asing dengan hal semacam ini, dia kemudian memandang Chen Liao Xuan dengan tatapan beningnya.     

"Kenapa aku merasa tidak asing sama sekali dengan semua ini?" lirih Liu Anqier. Chen Liao Xuan hanya tersenyum, dia kembali memeluk Chen Liao Xuan dengan begitu hangat. Liu Anqier sama sekali tak menyangka jika diperlakukan dengan hangat dan lembut ini oleh Chen Liao Xuan.     

"Karena aku mencintaimu, Anqier. Karena aku merindukan kebersamaan kita seperti ini," jawab Chen Liao Xuan, yang lagi-lagi dia tak bisa menjawab apa-apa.     

Cinta? Kenapa Chen Liao Xuan mengatakan cinta kepadanya? Liu Anqier tak paham dengan apa yang ada di dalam benak Chen Liao Xuan. Apakah benar jika Chen Liao Xuan mencintainya?     

Liu Anqier mencoba menetralkan pikirannya, untuk kemudian dia kembali ingat jika Zhao Mimi masih menunggunya, dan Lim Ming Yu pasti sedang menunggunya sekarang. Dengan cepat Liu Anqier bangkit dari tidurnya, dia memandang Chen Liao Xuan dengan tatapan seriusnya.     

"Yang Mulia, hamba harus segera ke kediaman Selir Lim. Pasti Selir Lim sudah sangat menunggu hamba sekarang!" katanya panik.     

"Aku akan memakaikan pakaianmu, dan merapikan rambutmu,"     

"Tapi—"     

"Diam dan menurutlah,"     

Liu Anaiqer akhirnya menurut, saat Chen Liao Xuan mulai memakaikan pakaiannya dengan sedikit mempermainkan dirinya. Chen Liao Xuan tampak tersenyum ketika dia mendengar desahan itu keluar tanpa sengaja dari mulut mungil Liu Anqier. Setelah semuanya siap, Liu Anqier dituntun untuk duduk di depan cermin, kemudian Chen Liao Xuan menyisir rambut indah milik Liu Anqier. Menghiasnya dengan sangat cantik, kemudian dia mengambil satu hiasan dari tempatnya dan diletakkan pada rambut Liu Anqier.     

"Kau tampak cantik, Anqier,"     

Liu Anqier hanya tersenyum kaku, jika dibilang cantik kenapa dia malah merasa aneh. Hiasan rambut yang dibuat oleh Chen Liao Xuan benar-benar sangat aneh sekali. Bahkan hanya seperti pendekar wanita yang hendak pergi berperang. Terlebih, ada helaian rambut dari dua sisi yang ada di depan yang menutup pandangan Liu Anqier.     

"Apa kau suka dengan dandananku kepadamu?" tanya Chen Liao Xuan lagi. Liu Anqier mengangguk saja.     

"Hamba sangat menyukainya, Yang Mulia. Jadi, bisakah hamba undur diri sekarang?" tanya Liu Anqier untuk kesekian kalinya. Chen Liao Xuan akhirnya mengangguk, dan itu berhasil membuat Liu Anqier lega luar biasa.     

Setelah itu dia buru-buru keluar, Li Zheng Xi dan Zhao Mimi yang melihat Liu Anqier tampak aneh. Wajahnya yang tadi segar dengan riasannya kini tampak polos sama sekali, terlebih bentuk rambutnya itu.     

"Eh, Kepala Dayang Zhao. Bisakah kita berangkat ke kediaman Selir Lim?"     

"Dayang Liu, jenis hiasan rambut apa yang sedang kau gunakan itu? Dan lagi, ada yang aneh dengan bentuk pakaianmu?"     

Liu Anqier tampak sangat malu, dia langsung menarik tangan Zhao Mimi untuk lekas pergi dari sana sambil menutupi wajahnya. Li Zheng Xi tampak terkekeh dengan tingkah dari Liu Anqier itu.     

"Kepala Dayang Zhao, bisakah kau membantuku? Yang melakukan semua inin adalah Emo Shao Ye dan aku benar-benar sangat malu dengan dandananku ini," keluh Liu Anqier yang hendak menangis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.