TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Perlakuan Manis -Part 3



Perlakuan Manis -Part 3

0 Liu Anqier hanya bisa diam. Dia agaknya benar-benar merasa sungkan dengan apa yang dikatakan oleh Lim Ming Yu. Bagaimana bisa, seorang Selir dari Raja mengatakan hal itu kepada seorang Dayang rendahan sepertinya? Dia kembali menundukkan pandangannya, bahkan kedua sumpit yang ada di tangannya ia letakkan kembali ke atas meja.     
0

"Dayang Liu, makanlah. Aku mengundangmu kesini bukan untuk menghardikmu atau apa pun. Tapi untuk berterimakasih kepadamu, juga karena aku sangat mendukungmu sepenuhnya. Tidak jadi masalah jika yang ada di hati Yang Mulia adalah kamu. Asal jangan Selir Cheng, atau wanita lain yang memiliki peringai buruk. Karena aku tidak akan pernah rela jika Yang Mulia terjerat oleh sosok jahat seperti Selir Cheng atau yang lainnya. Sebab kalau sampai mereka yang menjadi Ratu di istana ini, tidak akan pernah dibayangkan bagaimana nasib para Selir yang ada di sini. Bahkan sekarang saja mereka sudah sangat tertindas, hak-hak mereka sering dirampas oleh Selir Cheng, hanya karena dia ingin menjadi nomor satu dan untuk memenuhi ambisinya. Jadi aku sangat membutuhkan bantuanmu sebagai sosok yang bisa mengambil hati Yang Mulia Raja untuk merubah atmosfer itu,"     

Liu Anqier diam sejenak, kemudian dia memandang Lim Ming Yu dengan tatapan kagetnya.     

"Jadi, maksud dari Selir Lim yang sebenarnya untuk mengundang hamba kesini adalah—"     

"Ya, Dayang Liu. Tujuanku mengundangmu kesini selain untuk berterimakasih kepadamu adalah untuk mengajakmu bekerjasama. Karena aku ingin merubah semua hal yang terjadi di sini dan menjadikan istana Selir tempat yang layak untuk para selir sehingga mereka memperoleh hak mereka secara merata. Aku benar-benar sudah merasa geram dengan sikap sok kuasa dari Selir Cheng, yang selalu menindas kami dengan cara yang sangat menyebalkan. Jika kenyataannya, Yang Mulia telah memiliki wanita yang dia cinta, maka Selir Cheng tidak akan pernah merasa cukup percaya diri untuk sok kuasa. Sebab bagaimanapun, sedari dulu yang membuatnya bangga adalah, karena dia merupakan Selir kesayangan Raja. Yang selalu Yang Mulia Raja bawa di perpustakaan istana untuk menghabiskan hari berdua, yang selalu diajak ke kamarnya untuk menghabiskan malam panjang berdua. Setiap hari di awal dan akhir perayaan malam bulan purnama hanya Selir Cheng yang bisa melayani Yang Mulia Raja. Bahkan selama hampir bertahun-tahun kami menikah dengan Yang Mulia Raja, kami hanya merasakan malam pengantin itu sekali. Dan Yang Mulia Raja seolah hanya ingin dikuasainya seorang diri. Itu adalah hal yang tidak adil, Dayang Liu. Dan aku ingin merubahnya. Karena Yang Mulia Raja adalah suami bersama. Bukan hanya suaminya saja, tapi suami kita. Aku benar-benar geram setiap kali dia membanggakan dirinyalah yang selalu mendapatkan apa yang diinginkan oleh Selir lain, dan itu dia ucapkan di depan selir lain. Benar-benar sangat menyakitkan, Dayang Liu."     

Liu Anqier kembali diam. Dia benar-benar bingung dengan apa yang harus dia katakan. Ini seperti sebuah ajakan untuk melengserkan kedudukan Selir Cheng, dan Liu Anqier merasa tidak sanggup untuk melakukan itu.     

"Ingat, Dayang Liu. Ini bukan perbuatan curang. Ini tentang menegakkan keadilan. Terlebih, apa kau tidak merasa kesal karena Selir Cheng telah membuatmu kehilangan janinmu dengan Yang Mulia Raja? Calon Putra Mahkota telah dihilangkan oleh Selir Cheng dengan sangat sadis, dan rahimmu bahkan mungkin tidak bisa mengandung lagi,"     

"Lantas, jika hamba setuju dengan perjanjian ini, apa yang bisa hamba lakukan?" tanya Liu Anqier pada akhirnya. Lim Ming Yu tampak sangat bahagia, mendengar ucapan itu keluar dari mulut Liu Anqier. Sebuah pengharapan yang telah lama dia nantikan.     

"Kau hanya cukup menjadi mulut kami kepada Yang Mulia Raja, Dayang Liu. Jika ada perlakuan yang tidak adil dari para selir, kami akan mengumpulkan bukti untukmu, dan beritahulah Yang Mulia Raja atas ketidak adilan yang selama ini terjadi. Agar Yang Mulia Raja tahu tentang bagaimana mengerikannya Selir Cheng. Sebab selama ini, setiap kali Yang Mulia Raja bertanya itu kepada Selir Cheng, sehingga Selir Cheng menutupi fakta yang ada. Sementara Penasihat Li agaknya sama saja. Dia juga seolah membantu menutupi kejahatan itu. Hanya karena Selir Cheng adalah putri dari Kasim agung yang ada di sini, yang pengaruhnya mampu membuat Yang Mulia Raja tetap berada dalam kedudukannya. Dan aku sangat tidak setuju dengan itu, Yang Mulia adalah Raja di sini, yang kedudukannya tidak akan gampang goyah apalagi hanya karena seorang Kasim Agung. Dia adalah Raja, tapi Penasihat Li tampak ketakutan dan membuat Yang Mulia Raja seolah menjadi boneka atas Kasim Agung. Diperintah, dan harus tunduk dengan patuh. Seolah-olah Yang Mulia Raja tidak memiliki karismanya dan kekuatannya sendiri. Seorang Raja yang seharusnya memiliki kekuatan dan disegani, berubah menjadi seorang Raja yang bahkan setiap titahnya saja diatur oleh Kasim Agung. Dan aku sebagai Selir tidak ingin dan tidak terima jika itu terjadi, Dayang Liu,"     

Liu Anqier agaknya paham dengan apa yang menjadi keresahan oleh Lim Ming Yu, kemudian dia pun mulai menganggukkan kepalanya dalam-dalam.     

"Jika memang hamba bisa menjadi mulut atas Selir Lim untuk menegakkan kebenaran, dan keadilan. Maka hamba akan siap untuk melakukannya."     

Wajah Lim Ming Yu tampak sangat bahagia ketika mendengar Liu Anqier mengatakan itu. Dengan cepat dia berdiri dari tempatnya duduk, berjalan mendekati Liu Anqier kemudian memeluk tubuh Liu Anqier dengan erat. Dia rasanya ingin menangis, selama ini dia mencoba untuk diam dan mencari sekutu untuk bisa menegakkan keadilan di istana, tapi tidak ada satu pun yang berani melakukannya. Dan sekarang, Liu Anqier telah menyetujui atas rencananya ini. Lim Ming Yu tidak akan pernah tinggal diam mulai dari sekarang. Dia berjanji akan membuat Cheng Wan Nian merasakan apa yang selama ini para Selir rasakan atas sikap egoisnya.     

Setelah menikmati jamuan makan malam di kediaman Lim Ming Yu, Liu Anqier pun kembali ke kediamannya. Dia berjalan di tengah taman istana sambil menikmati rembulan purnama yang mulai memerah. Tampak benar-benar menyeramkan, dan entah kenapa Liu Anqier merasa jika pada malam-malam purnama merah seperti ini bangsa iblis seolah sedang menunjukkan kekuatannya.     

"Besok biasanya Yang Mulia Raja akan melakukan perjalanan untuk bersemedi di salah satu goa yang ada di ujung bukit," kata Zhao Mimi membuka suara. Liu Anqier melirik Zhao Mimi. Dia bahkan baru tahu jika rajanya melakukan ritual semacam itu. "Karena kekuatan Yang Mulia Raja selalu hilang di saat purnama merah datang,"     

Liu Anqier tampak tersenyum. Dia ingat purnama merah dulu dia pertama kali bertemu dengan Chen Liao Xuan. Dia benar-benar tak menyangka jika akan terulang lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.