TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Terungkap Sisi Istimewa -Part 3



Terungkap Sisi Istimewa -Part 3

0Zhao Mimi hanya bisa termenung, mendengar apa yang dikatakan oleh rajanya itu benar-benar telah membuatnya kaget bukan main.     
0

Apakah benar apa yang menjadi dugaannya selama ini? Jika mungkin saja Liu Anqier dan rajanya di kehidupan terdahulu adalah sepasang kekasih? Dan mereka telah berjodoh? Itu sebabnya kenapa bisa rajanya yang terkenal bengis dan nyaris tak peduli dengan para selirnya sekalipun malah terjerat oleh pesona seorang manusia?     

Zhao Mimi langsung duduk mendekati Liu Anqier. Luka Liu Anqier yang ada di leher secara ajaib langsung menghilang begitu saja. Zhao Mimi kembali kaget bukan main melihat kejadian itu. Bahkan dia langsung ambruk sambil memandang Liu Anqier dengan tatapan takutnya.     

"Dayang Liu, katakan kepadaku kau ini dari bangsa apa?" tanya Zhao Mimi pada akhirnya.     

Liu Anqier hanya bisa menangis, dia langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.     

"Jangan sampai ada satu sosok pun di sini yang mengetahui ini, Dayang Liu. Sebab kalau tidak kau pasti akan dalam bahaya."     

*****     

"Ada masalah apa, Kepala Dayang Liu? Kenapa wajahmu tampak pucat pasi seperti ini?" tanya Lim Ming Yu.     

Pagi ini, dia hendak membuat sebuah silaman, dan rencananya dia ingin meminta Liu Anqier untuk mengajari. Namun, ketika Lim Ming Yu menyuruh Zhao Mimi untuk memanggil Liu Anqier, mimik wajahnya tampak pucat pasi. Seolah telah terjadi hal yang sangat mengejutkan dirinya.     

"Hamba—"     

"Apakah semalam telah terjadi sesuatu yang salah? Aku mendengar Lee Huanran memgatakan kepada Kepala Dayang Zhang Hana jika Selir Cheng telah melakukan hal jahat kepada Dayang Liu. Apakah itu benar?" tebak Lim Ming Yu.     

Zhao Mimi memandang Lim Ming Yu dengan tatapan bingungnya. Apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia bingung harus menceritakannya seperti apa, dari apa, dan bagaimana.     

"Hamba…," kata Zhao Mimi terhenti. Dia bahkan tampak menelan ludahnya dengan susah sekarang. "Hamba—"     

"Kepala Dayang Zhao apakah benar semalam jika kedudukan dari Selir Cheng benar-benar telah bergeser?" Zhang Hana langsung bertanya, dan itu berhasil membuat Lim Ming Yu tampak mendengus. Melihat jika Lim Ming Yu mendengus, Zhang Hana pun langsung memberikan hormatnya. "Maafkan hamba, Selir Lim."     

"Itu tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah, Kepala Dayang Zhao mau menceritakannya kepada kita."     

"Semalam, Selir Cheng telah menyadari jika hiasan rambut milik Yang Mulia Raja dikenakan oleh Dayang Liu. Dan agaknya Selir Cheng sangat kaget melihat itu. Dengan wajah kesalnya, dia menyuruh Kepala Dayang Tan untuk mengambil hiasan rambut itu. Karena sulit untuk diambil atau entah sengaja, Kepala Dayang Tan menjambak-jambak rambut Dayang Liu. Yang akhirnya Dayang Liu mencoba berontak dan memukul Kepala Dayang Tan dengan tanaga dalamnya. Karena tidak terima dengan perlawanan dari Dayang Liu, Selir Cheng pun murka. Dia langsung menyuruh Dayang Liu untuk berlutut di depannya. Kemudian, tangan Dayang Liu diinjak sampai berdarah dan Yang Mulia Raja mengetahui hal itu, Yang Mulia datang, dan terjadi perdebatan," jawab Zhao Mimi pada akhirnya.     

"Lalu? Apa yang terjadi setelah itu, Kepala Dayang Zhao?"     

"Setelah itu, Selir Cheng marah karena Yang Mulia membela Dayang Liu bahkan memanggil nama Dayang Liu secara langsung,"     

"Apa? Yang Mulia Raja memanggil nama Dayang Liu langsung?" kaget Lim Ming Yu. Zhao Mimi pun mengangguk.     

"Benar, Selir Lim. Setelah itu, Yang Mulia Raja memeriksa tangan Dayang Liu dan itu semakin membuat Selir Cheng murka. Dia mengungkit masalah kenapa Yang Mulia Raja memberikan hiasan rambut paling berharga untuk Dayang Liu, serta sebuah kalung yang hamba juga tidak tahu kalung apa itu. Lalu, Yang Mulia Raja bilang kalau Yang Mulia Raja peduli dengan Dayang Liu. Sehingga Selir Cheng mengancam akan mengadukan masalah ini pada Kasim Agung."     

"Lantas apa yang dikatakan oleh Yang Mulia Raja? Apakah Yang Mulia Raja merasa takut dengan itu?" tanya Lim Ming Yu semakin penasaran. Zhao Mimi pun menggeleng.     

"Tidak, Selir Lim. Yang Mulia Raja malah menantang. Beliau berkata jika Yang Mulia tidak ingin kehilangan Dayang Liu lagi," jawab Zhao Mimi. Tidak… dia tidak akan menceritakan masalah setelah itu. Dia tidak akan menceritakan masalah tentang kecurigaannya. Dia akan memendam ini sendiri untuk keselamatan dari Liu Anqier sendiri. Sebab Zhao Mimi tahu, jika Liu Anqier adalah sosok yang sangat baik. Terlebih di mata rajanya, Liu Anqier adalah permata yang paling berharga di dunia.     

"Sepertinya, Yang Mulia Raja begitu mencintai Dayang Liu. Aku sama sekali tak menyangka jika Yang Mulia Raja sedalam itu cintanya kepada Dayang Liu…," gumam Lim Ming Yu. "Lantas, apa yang dimaksud dengan tidak ingin kehilangan Dayang Liu lagi? Aku benar-benar tidak paham dengan hal itu,"     

"Apa jangan-jangan—"     

"Maaf, Selir Lim. Sudah dua kali Dayang Liu berada dalam bahaya di tangan Selir Cheng. Mungkin itulah sebabnya Yang Mulia mengatakan hal itu. Jika Yang Mulia Raja telah jatuh hati kepada Dayang Liu, bukankah luka kecil di tubuh Dayang Liu saja adalah suatu perkara yang sangat besar? Terlebih dua kali Dayang Liu nyaris meregang nyawa karena ulah Selir Cheng. Yang posisinya Dayang Liu adalah manusia. Bukan seperti kita dari bangsa iblis," potong cepat Zhao Mimi. Dia tidak mau kalau sampai Zhang Hana bisa berpikir jauh dan membuat praduga dan mulai menyelidik Liu Anqier lebih jauh lagi.     

"Tapi, Kepala Dayang Zhao. Apa kau tak merasa jika Dayang Liu sangat berbeda dari manusia pada umumnya?" ucap Zhang Hana yang berhasil membuat Zhao Mimi menelan ludahnya dengan susah.     

"Apa maksudmu itu, Kepala Dayang Zhang? Dayang Liu tentu adalah manusia. Memangnya dia siapa?" jawabnya pura-pura tak tahu tentang hal itu.     

"Paras cantiknya, warna kulitnya, kepribadiannya, dan aromanya. Benar-benar bukan seperti manusia. Apa kau melihat bahkan seorang Ratu dari bangsa manusia sekalipun bisa memiliki kulit yang seperti Dayang Liu? Begitu putih bersih dan berkilauan bak Kristal, begitu lembut dan licin seperti sutera. Bahkan dengan perawatan apa pun, tidak akan pernah manusia bisa mendapatkan kulit seperti itu. Dan wajahnya, benar-benar begitu cantik bahkan seperti seorang Dewi, sebuah kecantikan yang tampak abadi. Serta… aromanya begitu wangi seperti taman bunga. Setiap gerakannya, bahkan dia tidak mandi dan berada di dapur istana sekalipun keringatnya masih begitu wangi. Aku sama sekali tak pernah menemukan manusia seperti dia, di mana pun itu berada."     

Zhao Mimi, dan Lim Ming Yu hanya bisa diam. Zhao Mimi tampak tak berkutik sama sekali dengan ucapan dari Zhang Hana. Sementara Lim Ming Yu agaknya membenarkan ucapan dari Zhang Hana. Semuanya menjadi masuk akal sekarang. Ada hal yang harus dia selidiki.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.