TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Masalah Istana~



~Masalah Istana~

0 "Jadi, bagaimana bisa Selir Lim berada di sini. Bukankah seharusnya Selir Lim ada di kamar Yang Mulia Raja?" Zhao Mimi tampak bertanya.     
0

Pagi ini memang, semuanya tampak kehilangan separuh dari memori mereka. Bagaimana bisa mereka tiba-tiba berada di kamar semuanya. Padahal seingat mereka, mereka sedang dalam melakukan sesuatu.     

Terlebih Lim Ming Yu, dia ingat jelas jika semalam dia berada di depan kediaman Raja. Lalu, bagaimana bisa dia berada di sini. Lim Ming Yu benar-benar tidak tahu apa yang terjadi sekarang ini.     

"Panglima Jiang datang!"     

Lim Ming Yu dan Zhao Mimi menoleh, keduanya agaknya semakin bingung. Kenapa bisa sepagi ini Jiang Kang Hua ada di sini? Sebuah hal yang benar-benar sangat sanksi yang keduanya bingung setengah mati.     

"Maafkan hamba, Selir Lim. Hamba yakin jika Anda akan sangat bingung dengan apa yang terjadi sekarang," kata Jiang Kang Hua kemudian.     

"Bingung? Maksudnya?" tanya Lim Ming Yu yang tampak jauh lebih bingung dari tadi.     

Jiang Kang Hua agaknya tersenyum, dia sama sekali tak menyangka kalau apa yang dikatakannya akan menjadi ambigu seperti ini.     

"Maksud hamba, tiba-tiba Anda berada di kamar apakah itu tidak membuat Anda bingung, Selir Lim?" tanya Jiang Kang Hua lagi.     

Lim Ming Yu pun akhirnya paham dengan penjelasan itu, kemudian dia mengangguk juga.     

"Ya, tentu. Bukankah semalam aku ada di kediaman Yang Mulia Raja? Lantas bagaimana bisa aku tiba-tiba ada di sini? Di kediamanku sendiri. Bisakah kau menjelaskan ini kepadaku, Panglima Jiang?" tanya Lim Ming Yu kemudian.     

Jiang Kang Hua agaknya tersenyum, dia bahkan sudah merancang sebuah alasan yang sangat bagus untuk dia katakana kepada Lim Ming Yu.     

"Semalam hamba telah melakukan kesalahan besar, Selir Lim. Hamba mencoba kemampuan hamba untuk membuat seluruh penghuni bangsa iblis kehilangan kesadaran. Siapa sangka ternyata Selir Lim dan penduduk istana juga merasakannya. Setelah Yang Mulia tahu, Yang Mulia lantas membawa Anda ke kediaman Anda ini. Yang Mulia Raja tidur di samping Anda sambil terus memandang wajah cantik Anda. Jubah yang Mulia di sini adalah bukti jika Yang Mulia semalam bermalam di kediaman Anda, Selir Lim,"     

Lim Ming Yu tampak menoleh, dia melirik pada jubah berwarna merah yang tergeletak tepat di samping tempat tidurnya. Saat tahu jika itu adalah jubah dari suaminya, Lim Ming Yu agaknya mengulum senyum karena itu.     

"Apakah benar jika Yang Mulia Raja bermalam di kediamanku semalam?" tanya Lim Ming Yu penasaran.     

"Benar, Selir Lim."     

"Tapi, bukankah semalam Yang Mulia sedang sakit? Bagaimana bisa Yang Mulia ada di sini, Panglima Jiang?"     

Jiang Kang Hua agaknya kaget, dia tidak tahu kalau rajanya semalam itu sakit. Atau apakah, itu sebabnya Liu Anqier ada di kamarnya semalam? Jiang Kang Hua harus cepat memberikan jawaban semasuk akal mungkin,     

"Setelah Dayang Liu menyembuhkan Yang Mulia, lantas Yang Mulia mencari Anda. Untuk memberikan hadiah atas kemenangan yang telah Selir menangkan. Yang Mulia Raja langsung kesini, memberikan hadiah itu. Karena Yang Mulia melihat Selir Lim tertidur pulas sekali,"     

Wajah Lim Ming Yu tampak merona, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam. Jujur, dia sangat malu sekarang. Malu karena ucapan dari Jiang Kang Hua kepadanya.     

"Apa benar itu, Panglima Jiang?" tanya Lim Ming Yu malu-malu.     

Membahas masalah itu, Jiang Kang Hua jadi malu sendiri. Dia agaknya menggaruk tengkuknya kemudian menundukkan wajahnya.     

"Untuk masalah itu, Selir Lim seharusnya tak tanya kepada hamba. Sebab hamba tidak tahu, itu adalah urusan pribadi Selir Lim dan Yang Mulia Raja,"     

Lim Ming Yu menganggukkan kepalanya, kemudian dia menundukkan wajahnya lagi. Jujur, dia sama sekali tidak menyangka akan membahas masalah sensitive seperti ini bersama dengan Jiang Kang Hua.     

"Baiklah, Selir Lim. Hamba pamit undur diri dulu," putus Jiang Kang Hua kemudian.     

Lim Ming Yu kini tampak menyentuh dadanya, kemudian dia melihat jika di jubah suaminya ada sesuatu yang kotor di sana. Lagi, Lim Ming Yu tampak tersenyum kemudian dia mengambil jubah suaminya dan dia peluk dengan sangat erat.     

*****     

"Beberapa hari ini persenjataan prajurit kita mengalami banyak kerusakan. Kita membutuhkan senjata-senjata baru agar bisa memfasilitasi prajurit kita, Yang Mulia!"     

Seorang Kasim tampak memberi tahu kan masalah ini kepada Chen Liao Xuan. Untuk kemudian, Chen Liao Xuan terdiam sejenak.     

"Para petani telah kehilangan hasil panen mereka, Yang Mulia. Sehingga mereka tidak mau memberikan upeti kepada kita. Upeti yang seharusnya akan mereka bayarkan setiap tahunnya," Kasim lainnya pun memberitahu.     

Ya, biar bagaimana pun, di bangsa mana pun. Sistemnya akan tetap sama. Mereka membutuhkan beberapa hal untuk bisa bertahan hidup seperti rantai makanan. Sama halnya seperti yang dialami oleh bangsa iblis sekarang, di sana ada para petani juga, dan yang lainnya. Sehingga sistemnya sama seperti apa yang terjadi di alam manusia. Meski mungkin, tumbuhan atau apa pun sedikit berbeda.     

"Jelaskan kepadaku kenapa mereka tidak mau memberikan upeti kepada kita, apakah hasil panen mereka gagal karena suatu hama?" tanya Chen Liao Xuan kemudian.     

"Karena mereka merasa jika upeti yang kita minta terlalu tinggi, dan mereka gagal panen untuk kurun waktu yang lama, Yang Mulia. Sementara itu banyak rakyat yang kelaparan. Mereka sangat mendambakan sari dari kejayaan Yang Mulia Raja untuk menyuburkan kembali sawah-sawah mereka serta menyempurnakan kembali fisik mereka, Yang Mulia,"     

"Kau pikir Yang Mulia Raja itu adalah seorang pendeta yang dermawan, Kasim Mang? Apa kau tahu kita ini siapa? Apakah ada iblis yang memiliki rasa peduli sepertimu ini? Terlebih sebentar lagi adalah purnama merah, itu adalah waktu di mana Yang Mulia akan memberikan seluruh hidupnya untuk bertapa di gua. Jadi, berhentilah membual. Lagi pula, kematian mereka bukanlah tanggung jawab Yang Mulia Raja. Kau terlalu mendramalisir semuanya, jadi semuanya menjadi rancu," kata Kasim Agung Cheng.     

Semua yang ada di sana agaknya bersitegang, membuat Li Zheng Xi pun ikut bingung karenanya. Sementara Chen Liao Xuan memilih untuk diam, memerhatiakan setiap apa yang terjadi di sana.     

"Kasim Agung Cheng, sebenarnya apa yang dikatakan oleh Kasim Manga da benarnya juga. Jika tidak ada mereka, lantas bagaimana bisa kita bisa mendapatkan banyak bahan makanan? Kita tidak bisa apa-apa, selain mencoba membantu sedikit dari mereka Kasim Agung Lim. Dengan memberi mereka syarat jika kita membantu mereka akan memberikan upeti kepada kita dengan cara yang pantas. Sebab bagaimanapun juga, mereka telah menggantungkan hidup mereka kepada kita,"     

"Dengan memberi mereka berkat dari Yang Mulia Raja?" tanya Kasim Agung Cheng. Li Zheng Xi pun mengangguk menjawabi hal itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.