TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Malam Perayaan -Part 6



Malam Perayaan -Part 6

0"Anqier, kau tahu. Seumur-umur aku hidup di bangsa iblis baru kali ini aku melihat perayaan yang semeriah ini. Biasanya perayaannya cenderung kaku dan sangat membosankan, kau tahu. Dan dari semua ide itu kebanyakan adalah ide dari Selir Cheng," kata Lee Huanran. Dia sudah berlarian mengelilingi tubuh Liu Anqier, membuat Liu Anqier terkekeh karena tingkah lucu sahabatnya itu.     
0

"Huanran, kau tak pernah keluar dari gerbang istana ini setelah kau menjadi Dayang di sini, benar?" tanya Liu Anqier lagi. Lee Huanran menghentikan langkahnya, mimik wajah riang gembiranya kini tampak cemberut.     

"Kau benar, Anqier. Aku seperti terperangkap hidup oleh aturan-aturan kerajaan yang sangat menyebalkan, mana ada seorang Dayang bisa keluar dari istana, hm? Tidak ada sama sekali, kecuali mereka yang mendapatkan izin khusus yang izin itu hanya dimiliki oleh para Selir dan Yang Mulia Raja itu sendiri. Prajurit gerabang istana cenderung sangat kolot dan menyebalkan," keluh Lee Huanran lagi.     

"Sudahlah, kau tak perlu risau, Huanran. Kita akan menikmati perayaan ini. Kau mau apa? Manisan atau yang lainnya? Apakah di sini ada yang semacam itu?" tanya Liu Anqier.     

Lee Huanran mengangguk sempurna, untuk kemudian dia merengkuh lengan sahabatnya. Menariknya untuk segera berjalan menuju gerbang istana.     

"Tentu saja ada, apa kau lupa jika banyak sekali bangsa manusia yang terjebak di bangsa iblis ini? Jangankan makanan yang kau sebutkan itu, bahkan hal-hal lainnya itu juga ada tanpa berbeda sekalipun.     

"Benarkah?" tanya Liu Anqier yang agaknya penasaran, Lee Huanran kembali mengangguk. "Kau pernah ke bangsa manusia?" tanyanya lagi. Lee Huanran mengangguk lagi.     

"Tentu saja, aku pernah ke bangsa manusia. Waktu itu aku ikut dengan Ayah. Tapi, masih sangat kecil, dan aku melihat hal seperti di perayaan di sana. Semuanya ada dan sangat ramai, para pedagang dengan lampion-lampion merah yang menghiasi dagangan mereka berjajar dengan begitu rapi. Dan orang-orangnya tampak berdesak-desakan untuk sekadar menikmati hal itu. Hingga pada akhirnya mereka menyalakan lampion yang di sana biasanya dituliskan sebuah harapan kepada Dewa, yang aku yakin harapan mereka adalah agar doa itu didengarkan oleh Dewa, dan lilin-lilin kecil lainnya dinyalakan pada suatu benda yang dibuat dari kertas dan dibentuk seperti bungai teratai, mereka sebarkan ke sungai-sungai agar bisa ke hulu. Apakah aku benar?" tanya Lee Huanran. Liu Anqier pun mengangguk.     

"Rasanya aku sudah lama tak menikmati perayaan seperti ini, Huanran. Kau tahu di alam manusia, aku memiliki seorang sahabat yang memiliki sifat sepertimu. Dia sangat periang dan mudah sekali bergaul. Namanya Yang Si Qi. Kemana-mana aku dan dia selkalu bersama. Orangtuanya telah tiada saat dia kecil dulu, yang mengakibatkan dia tinggal bersamaku setelah kejadian itu. Kami seperti saudara kandung yang tak terpisahkan oleh apa pun. Tapi kini kami harus terpisah,"     

Lee Huanran langsung memeluk Liu Anqier, yang mimik wajahnya kini tampak sangat redup. Untuk kemudian, dia mengelus rambut Liu Anqier dengan sayang.     

"Kau tahu, Anqier, kau adalah manusia paling tulus dan paling murni yang pernah kukenal. Bahkan memandang sebuah persahabatan kau begitu tulus. Kau tak perlu cemas, bukankah aku juga sahabatmu? Aku bisa jadi Yang Si Qimu kan? Percayalah, aku akan menjadi sahabat paling baik sedunia yang pernah kau punya,"     

Liu Anqier tersenyum, tak terpikir olehnya bisa berteman dengan iblis seperti ini. Dan yang terpikirkan lagi adalah, dia bisa bertemu dengan iblis baik seperti Lee Huanran yang bahkan membuat Liu Anqier tak berpikir jika dia telah bersahabat dengan iblis. Karena yang dia rasakan adalah, dia seperti bersahabat dengan manusia pada umumnya.     

"Anqier, di banga iblis ini aroma tubuhmu sangat tajam dan kentara. Jadi kau tak boleh sembarangan berteman dengan orang. Sebab mungkin saja mereka menginginkan yang lain dari tubuhmu. Aku harap kau bisa memilah teman, dan jangan mudah luluh oleh mereka. Melihatmu seperti ini agaknya aku khawatir, sebab dengan sedikit jebakan yang membuatmu merasa iba dengan mereka kau akan terperangkap sempurna. Jika aku di sampingmu aku akan terus mengawasimu. Tapi jika tidak, kau pasti akan ada dalam bahaya."     

"Maksudmu?" tanya Liu Anqier bingung.     

"Maksudku tubuhmu, Anqier. Apa kau tak sadar jika bangsa iblis melihatmu dengan tatapan lapar? Tubuh dan darahmu itu sangat suci dan murni, aromanya begitu wangi dan menyegarkan. Jika ada iblis yang bia meminum darahmu atau memiliki tubuhmu bisa dikatakan mereka akan memiliki kesaktian luar biasa. Kau telah tidur dengan Yang Mulia Raja, apa kau tak merasakan sesuatu? Percaya atau tidak, energy iblis dari Yang Mulia Raja akan menyerap energimu, dan kekuatan yang ada di dalam tubuhmu. Meski Yang Mulia Raja tidak ingin dan tidak sadar dengan itu. Semakin kau bersentuhan dengannya, semakin dia akan menyerap energimu dengan sangat nyata. Kau adalah manusia, dan aku sendiri juga takjub. Bagaimana bisa manusia sepertimu bisa bertahan dengan Yang Mulia Raja dan sehat bugar seperti ini disaat, aku pasti yakin setiap malam Yang Mulia memintamu untuk melayaninya."     

"Aku baru tahu tentang ini,"     

"Dan aku rasa Yang Mulia Raja pun tidak menyadari tentang ini. Karena dia baru di istana ini, Anqier. Dan aku rasa juga, selama dia menjadi Raja, dia nyaris tak meminum darah manusia, dia juga tak melakukan ritual yang sama seperti kami. Mungkin, itu salah satu penyebab kenapa di setiap malam merah pertama dia akan kehilangan kekuatannya, sampai malam bulan merah kedua,"     

"Kehilangan kekuatannya?" tanya Liu Anqier lagi. Lee Huanran menganggukkan kepalanya semangat.     

"Di setiap malam bulan merah pertama, Yang Mulia Raja akan bersemedi di sebuah goa, dia akan ditunggui oleh Penasihat Li sampai semedinya itu selesai. Dan dalam semedi itu, tak lain adalah karena dia telah kehilangan kekuatannya, dia mencoba untuk mengembalikan kekuatannya dengan bersemedi di sana. Dia menjadi sosok asli wujud iblisnya dengan sangat nyata. Itulah mengapa, biasanya di bulan merah pertama, sosok-sosok yang ingin melengserkan kedudukannya memiliki kesempatan untuk melakukannya. Biasanya, setelah perayaan istana akan menjadi sangat genting, istana akan berubah menjadi lautan darah karena perang internal istana sendiri. Terlebih antara Pangeran Wu, dan dengan kubu Yang Mulia Raja. Pangeran Wu merupakan keturunan langsung Raja terdahulu, dia seharusnya yang menjadi Raja sekarang. Tapi, perintah dari langit berbeda. Mereka mengirimkan Yabg Mulia Raja untuk menjadi Raja kamu berikutnya. Dan ya, kau tentu tahu bagaimana sakit hatinya Pangeran Wu, itu adalah satu alasan kenapa dia begitu membenci Yang Mulia Raja. Karena dia telah kehilangan haknya, tentu saja," jelas Lee Huanran dengan antusias.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.