TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Kembalinya Ingatan~



~Kembalinya Ingatan~

0"Yang Mulia, sebentar lagi rembulan ada di atas kepala, para Selir sudah menunggu kehadiran Yang Mulia di tempat acara," Li Zheng Xi memberitahu, membuat Chen Liao Xuan mengangguk.     
0

Setelah ingatannya kembali seutuhnya, dia sekarang benar-benar menjadi bingung dan tak bersemangat. Bagaimana tidak, mana mungkin dia akan peduli dengan Selir atau wanita mana pun, jika dia sudah tahu kalau Liu Anqier adalah wanitanya sedari dulu. Liu Anqier adalah takdirnya.     

Namun, bagaimana dia mengatakan ini kepada Li Zheng Xi atau pun Jiang Kang Hua. Di saat Chen Liao Xuan tak yakin jika Li Zheng Xi mengetahui masa lalunya sama sepertinya atau bahkan tidak mengetahuinya sama sekali. Chen Liao Xuan harus memastikan satu hal dulu. Ya, dia harus memastikan dalam kasus pembunuhan Liu Anqier di istana langit dulu, siapa dalang di balik semua itu. Apakah adik tirinya—Xie Ming Zen dengan penasihat ayahnya, atau malah sosok lain yang di luar dugaannya. Sebab dia ingat betul satu hal yang Li Qian Long katakana kepadanya sebelum dia diturunkan ke alam iblis. Jika, ada satu sosok yang menjadi otak, dan sosok itu adalah yang terdekat dengannya.     

Siapa?     

"Baiklah, Penasihat Li. Aku akan segera kesana," putus Chen Liao Xuan. Dia langsung mengenakan jubah kesebarannya, kemudian berjalan sambil meninggalkan Liu Anqier sendiri.     

Ya, dia sekarang harus hati-hati dengan Liu Anqier, dia tidak boleh melakukan kesalahan yang sama seperti dulu. Terlalu mengumbar cinta, terlalu mengumbar kemesraan dan terlalu mengabaikan tugas istana yang mungkin itu adalah pemicu semua orang tidak suka dengan hubungannya. Sekarang, Chen Liao Xuan harus tahu diri, sebelum semuanya benar-benar terbongkar. Sebab dia tak mau melakukan kesalahan yang sama. Menghukum sosok yang mungkin belum tentu bersalah atas kasus Liu Anqier dulu.     

Chen Liao Xuan kini masuk ke dalam sebuab tempat yang terbuka. Di sana jauh lebih riuh dengan banyak pertunjukan yang ada. Kemudian sebuah pengumuman atas kedatangannya pun datang, lalu dia duduk di kursi kebesarannya.     

Di sisi kanan dan kirinya sudah ada para Selir yang kini sudah duduk dengan manis dan terpesona memandangnya. Tapi ada sesuatu yang aneh di sini. Bagaimana pakaian dan riasan para Selir tampak biasa saja? Apakah mereka tak berniat untuk memenangkan malam bahagia bersamanya? Chen Liao Xuan melirik pada Cheng Wan Nian, dia terdiam sejenak melihat selirnya itu tersenyum ke arahnya. Dari pakaian serta dandanannya benar-benar sangat cantik, kemudian dia melirik Li Zheng Xi dengan mimik wajah sebal luar biasanya.     

"Apakah ini seperti sebuah dukungan dari Selir lain? Agar Selir Cheng bisa memenangkan kompetisi ini, Penasihat L?" tanta Chen Liao Xuan yang tampak kesal setengah mati.     

"Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba—"     

"Seharusnya sebelum mereka kesini, kau memastikan dulu bagaimana penampilan mereka. Jangan membuatku malu karena Selir Emo Shao Ye berdandan sangat memalukan seperti ini! Ataukah ini siasat dari Selir Cheng untuk memenangkan kompetisi ini?" todongnya lagi. Li Zheng Xi hanya meunduk. Dia sama sekali tak bisa berkata apa-apa lagi sekarang. Seharusnya dia mengonfirmasi kepada Kepala Dayang bagian para Selir istana, agar dia bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi di dalam istana para Selir. Intrik dan persaingan apa yang terjadi di sana.     

"Maafkan hamba, Yang Mulia."     

"Penasihat Li, aku akan mengatakan kepadamu satu kali. Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah memberi Selir Cheng keturunan. Jika pun aku harus menghadirkan seorang Putra Mahkota aku akan memilih selir lain. Sebab aku tidak mau, sosok buruk hati sepertinya menjadi Ratu dan mendampingiku duduk di singgasana. Aku ingin mencari Selir yang bisa mengayomi para selir lain. Agar mereka merasa aman, dan Ayah mereka memberikan dukungan penuh kepadaku. Tak peduli satu kekuatan Kasim Agung setara dengan empat kekuatan Selir yang lainnya. Tapi setidaknya aku memilih jalanku sendiri,"     

Li Zheng Xi kembali diam, dia tak menyangka jika rajanya kini bisa berpikir seperti ini. padahal setahuya dulu, rajanya hanya peduli dengan Cheng Wan Nian, tak terpikir olehnya sama sekali jika rajanya kini sangat membenci Selir kesayangannya. Apakah hal itu terjadi karena Cheng Wan Nian telah membuat calon Putra Mahkota yang telah dikandung oleh Liu Znqier dulu keguguran?     

Ya, benar… seharusnya jika Cheng Wan Nian tak bertindak seperti itu, bisa saja sekarang kedudukan Raja sudah sah dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Tapi apa daya dia harus berusaha lagi untuk memberikan keturunan kepada salah satu Selir agar dia bisa menjadi seorang Raja yang sesungguhnya. Membuh calon Putra Mahkota bahkan sebelum dia dilahirkan adalah kejahatan keji, dan Cheng Wan Nian bisa lolos dengan mudah karena kasus ini adalah olehnya. Dia yang terlalu penakut, dia yang terlalu berpikir hati-hati sehingga dia menekan rajanya untuk tidak bertindak banyak, untuk diam dan pura-pura tidak tahu. Li Zheng Xi benar-benar merasa kalau dirinya malah menjadi beban tersendiri untuk rajanya. Dia tak seharus berbuat seperti itu hingga membuat rajanya kesulitan sendiri.     

"Baiklah, Yang Mulia," jawab Li Zheng Xi kemudian.     

Kini Jiang Kang Hua memandang Lim Ming Yu, yang agaknya memiliki penampilan pantas. Jika Selir Lim yang menjadi pemenang, tentulah tidak akan pernah menjadi perdebatan.     

"Yang Mulia, bukankah Selir Lim bisa menjadi kandidat yang kuat? Dia adalah Selir yang paling melindungi Selir lainnya, terlebih juga Dayang Liu, dan penampilannya pun sama dengan Selir Cheng. Tidak akan menjadi perdebatan jika Selir Lim yang memenangkan kompetisi ini," kata Jiang Kang Hua memberi ide.     

Chen Liao Xuan melihat Lim Ming Yu, dia tampak sedang bergurau dengan Selir lainnya. Kenapa, dia tak pernah sama sekali melihat Lim Ming Yu selama ini? Hanya karena dia berada di strata paling rendah dari kalangan bangsawan, sehingga kedudukannya paling lemah di istana ini. Namun meski demikian, dia adalah stau-satunya Selir yang berani menentang Cheng Wan Nian dalam hal apa pun. Meski pada akhirnya, dia harus menerima mendapatkan hukuman karena tindakan terlalu beraninya itu.     

"Penasihat Li, umumkan jika Selir Lim adalah pemenang dari malam perayaan malam ini," putus Chen Liao Xuan. Dia langsung bangkit dari duduknya kemudian berjalan pergi meninggalkan tempat acara. Bahkan, sebelum dia menyelesaikan menonton perayaan yang ada di sana. Li Zheng Xi masih di sana untuk menyelesaikan tugasnya, sementara Jiang Kang Hua bergegas untuk mengikuti langkah rajanya.     

"Yang Mulia…," kata Jiang Kang Hua saat mereka berdua. Chen Liao Xuan menghentikan langkahnya, dia berdiri di tepi sungai sambil melihat bunga teratai dari kertas dan diberi lilin tampak berjalan mengikuti arus. "Apakah Yang Mulia sedang ada masalah?" tanya Jiang Kang Hua kemudian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.