TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Kembalinya Ingatan -Part 3



Kembalinya Ingatan -Part 3

0Lim Ming Yu agaknya tampak resah, dia terus mondar-mandir di dalam kamarnya. Bagaimana tidak, bahkan sampai detik ini rajanya itu masih belum berkunjung. Sebentar lagi fajar datang, dan perayaan purnama merah akan berakhir. Dan pada akhirnya dia tidak akan sama sekali bertemu dengan suaminya.     
0

Lim Ming Yu tampak berjalan mendekati pintu, dia melirik di depan pintunya ada Zhao Mimi masih setia di sana.     

"Kepala Dayang Zhao, apakah Baginda Raja masih belum ada tanda-tanda untuk datang kemari?"     

"Maaf, Selir Lim. Tapi, Yang Mulia masih belum menampakkan diri sama sekali," jawab Zhao Mimi.     

Lim Ming Yu agaknya penasaran. Tak biasanya rajanya itu akan ingkar janji. Sambil mengenakan mantelnya, dia pun langsung keluar. Membuat para Dayang pribadinya menundukkan kepalanya dalam-dalam.     

Ini adalah musim dingin, sama seperti di alam manusia, di alam iblis pun ada. Bahkan salju sering muncul dengan sangat indah nan kelam di sini.     

"Selir Lim,"     

"Aku ingin menemui Yang Mulia Raja!" putus Lim Ming Yu. Dia langsung berjalan keluar dari kediamannya, menuju pavilion utama. Jujur dia sangat penasaran, kenapa sampai suaminya tega membiarkanya sendirian di malam yang seharusnya suaminya ada bersama dengan dirinya.     

Setelah melewati taman utama istana, dia pun langsung berada di depan pintu kamar Chen Liao Xuan. Dia berdiri di sana, bahkan penasihat Raja pun tidak ada di sana sama sekali.     

"Di mana Penasihat Li?" tanya Lim Ming Yu kepada prajurit yang berjaga di depan pintu.     

"Penasihat Li sedang menghadiri jamuan minum arak bersama dengan beberapa kasim untuk menggantikan Yang Mulia, Selir Lim."     

"Lantas, di mana Yang Mulia Raja sekarang?" tanya Lim Ming Yu lagi. Ada cemas yang berusaha dia pendam, ada resah yang coba dia samarkan.     

"Semenjak kembalinya Emo Shao Ye dari perbatasan istana, Emo Shao Ye tidak keluar kamar setelahnya, Selir Lim."     

"Apakah ada yang masuk selain Yang Mulia?"     

"Tidak,"     

"Maka bukakanlah pintu untukku,"     

"Baik, Selir Lim!"     

Perajurit itu langsung membuka pintu dari kamar Chen Liao Xuan. Dan dengan cepat Lim Ming Yu melangkah masuk. Dia menebarkan pandangannya, harap-harap cemas dia melangkahkan kaki kesana. Sebab jujur, selama dia menjadi Selir di tempat ini, ini adalah kali pertama dia menginjakkan kaki di kamar suaminya. Dia mencoba mencari, tapi semuanya tampak sepi. Bahkan pintu belakang kamarnya yang langsung menuju pohon persik kesayangannya pun tertutup rapat-rapat.     

Apakah, suaminya sebenarnya tidak ada di dalam kamar?     

Lim Ming Yu hendak melangkah, tapi dia nyaris tersandung oleh sosok yang terkapar di lantai. Dan betapa kaget dia saat tahu jika Chen Liao Xuan terkapar di lantas sambil menggigil kedinginan. Dengan penuh rasa cemas dia langsung merengkuh tubuh siaminya. Wajah suaminya tampak pucat pasi, dia terus menggigil seolah udara di sekitar tubuhnya dingin. Dan tubuhnya terasa sedingin es sekarang.     

"Yang Mulia, apa yang terjadi kepada Anda? Apakah Anda baik-baik saja?" tanya Lim Ming Yu khawatir.     

Dia kemudian memandang arah pintu, karena merasa jika untuk menyelamatkan suaminya dia tidak bisa.     

"Kepala Dayang Zhao, bisakah kau kesini sebentar!" teriak Lim Ming Yu.     

Zhao Mimi pun masuk, dia tampak kaget melihat rajanya dalam kondisi yang mengenaskan itu.     

"Apa yang terjadi dengan Emo Shao Ye, Selir Lim?"     

"Aku juga tidak tahu, aku menemukannya dalam kondisi yang seperti ini. Tubuhnya sedingin es, apa yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan Yang Mulia Raja! Apakah ini berarti jika semedinya di malam merah seharusnya sudah harus dilakukan?" tanya Lim Ming Yu panik.     

"Biasanya semedi Yang Mulia Raja baru akan dimulai di hari ke tiga purnama, Selir Lim. Masih dua malam lagi untuk melakukannya. Dan itu nyaris tidak pernah meleset. Sekarang, coba hangatkan Yang Mulia Raja dengan tubuh Anda. Hamba akan segera memanggil tabib istana untuk memeriksa Yang Mulia Raja!" kata Zhao Mimi tegas.     

Lim Ming Yu langsung mengangguk, setelah Zhao Mimi pergi, dia langsung membuka pakaian suaminya, dan dia juga membuka pakaiannya. Dia merengkuh tubuh suaminya dengan erat, sambil berselimutkan mantel yang dia kenakan tadi. Sesekali dia mencium bibir suaminya, dan terus memancing suaminya agar suhu tubuhnya menghangat. Tapi percuma, suaminya bahkan tak merespon sama sekali.     

"An…qier…," lirih Chen Liao Xuan samar-samar. "An… qier...."     

Lim Ming Yu terkejut bukan main, dia tak menyangka jika yang ada di dalam bibir suaminya hanyalah nama Liu Anqier seorang. Akan tetapi dia juga ingat apa yang dikatakan oleh Zhao Mimi, jika suaminya dan Liu Anqier seolah memiliki sebuah hubungan yang sangat unik. Bahkan dulu saat suaminya terka racun sangat parah, hanya dengan Liu Anqier dia bisa sembuh dalam waktu semalam. Apakah ini berarti suaminya sedang menginginkan Liu Anqier untuk menyembuhkannya?     

"Prajurit! Kau mendengarkanku!" teriak Lim Ming Yu keras. Seorang prajurit muncul dari kejauhan, karena dia merasa tak pantas melihat seorang Selir memeluk Sang Raja dengan keadaan yang seperti itu.     

"Ya, Selir Lim."     

"Tolong panggilkan Dayang Liu kesini segera! Cepatlah!" perintahnya panik.     

"Baik, Selir Lim!"     

Sementara di sisi lain, Liu Anqier tak bisa tidur. Entah kenapa hatinya benar-benar resah. Sesekali tubuhnya mengeluarkan sinar dan sesekali sinar itu menghilang. Seolah kekuatan yang ada di dalam tubuhnya ingin keluar dari tubuhnya untuk selama-lamanya. Seolah kekuatan ini hanyalah titipan, dan ingin kembali ke tuannya.     

Lagi, Liu Anqier memandang telapak tangannya yang terus bersinar kemudian redup, untuk kemudian dia menghela napas panjang. Ini benar-benar sesuatu yang rumit, saat dia berada di posisi yang tidak benar-benar baik. Bagaimana bisa dia merasakan seperti ini, hingga tengkuknya kini terasa begitu berat.     

"Chen Liao Xuan, apa yang terjadi kepadamu? Apakah ini berarti jika mungkin kau membutuhkanku?" gumamnya. Namun, Liu Anqier menggeleng. Ini adalah hal yang tidak benar. Chen Liao Xuan adalah iblis, dan dia telah melewati batas itu sejauh yang dia tak tahu. Dia harus membenci tapi hatinya berkata lain, dia harus membalas dendam tapi hatinya berharap lain. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Liu Anqier bahkan tidak paham dengan dirinya sendiri.     

"Dayang Liu!" panggilan seorang prajurit membuat Liu Anqier membuka pintu kamarnya. Prajurit itu Liu Anqier tahu adalah prajurit penjaga kediaman dari Chen Liao Xuan.     

"Ada apa, Prajurit?"     

"Kau diminta untuk lekas ke kediaman Yang Mulia Raja. Karena Yang Mulia Raja sangat membutuhkanmu!" kata prajurit itu.     

Bagai dihantam palu berukuran besar, kepala Liu Anqier mendadak sakit. Dia sama sekali tak menyangka jika benar tubuhnya memiliki ikatan aneh dengan Chen Liao Xuan. Bagaimana bisa, setiap kali Chen Liao Xuan berada dalam bahaya, dia selalu saja bisa merasakannya? Ini benar-benar gila!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.