TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Kembalinya Ingatan -Part 5



Kembalinya Ingatan -Part 5

0Sementara itu, Chen Liao Xuan merasa kebebasan yang yang sangat bebas. Dia bisa melakukan apa pun dengan kekuatan penuhnya. Untuk kemudian, wujud naganya pun berubah. Menjadi manusia kembali dengan memakai jubah putihnya. Sinar itu masih terpancar pada dirinya dengan sangat sempurna. Dia terbang di atas langit, seperti sebuah cahaya matahari yang sangat menyilaukan. Untuk kemudian, Chen Liao Xuan memandang langit yang kelam, matanya terasa panas karena dia merasa jika dirinya sekarang sedang merasa menjadi Dewa yang paling buruk di dunia. Dikutuk oleh ayahnya sendiri menjadi sosok yang sangat mengerikan. Seorang Raja Iblis yang sangat jahat dan mengerikan.     
0

Chen Liao Xuan melihat pada kedua tangannya, dari tangan ini sudah berapa banyak manusia yang tak berdosa dia bunuh dengan tangannya. Tak terkecuali, nyawa dari Ayah Liu Anqier sendiri.     

Untuk kemudian otaknya kembali mengingat Liu Anqier. Dia langsung kembali ke kamarnya, melihat tubuh Liu Anqier yang tak sadarkan diri.     

Dia harus kembali memberikan setengah sari kehidupannya, sebab jika tidak, Liu Anqier akan mati dengan sangat sempurna. Dengan itu dia tidak akan bisa melihat Liu Anqier lagi. Chen Liao Xuan kembali mencium Liu Anqier. Setengah sari kehidupannya sudah diberikan kembali kepada Liu Anqier. Chen Liao Xuan tampak terbatuk. Untuk kemudian dia menghirup udara dalam-dalam. Ini seperti dia sedang sehat bugar kembali, menjadi sehat seolah tanpa pernah merasakan sakit sedikit pun.     

Chen Liao Xuan tampak melihat wajah Liu Anqier yang terpejam, kemudian dia mengulu, senyum dengan begitu bahagia. Dia yakin jika Liu Anqier adalah takdirnya, takdir yang sangat begitu dia rindukan setengah mati.     

"Anqier, aku kembali. Tidak ingatkah kau denganku? Putra Mahkota Xie Liao Xuan. Kekasihmu yang sampai kapan pun akan menjadi takdir hidupmu," lirih Chen Liao Xuan.     

Kemudian dia memeluk Liu Anqier dalam tidurnya. Sebuah hal yang sangat dia rindukan, bisa seperti ini dengan gadis kecilnya. Gadis kecil yang sempat hilang dari ingatannya. Gadis kecil yang selalu aku cinta dan manja. Ya, dia adalah Liu Anqier. Hanya Liu Anqier yang bisa menenangkan hatinya, yang dia cinta. Tidak ada wanita lainnya lagi. Namun seperti itu, Chen Liao Xuan agaknya bingung. Dia tak tahu harus berbuat apa untuk membuat semua ini menjadi lebih baik. Sekarang dia memiliki beberapa Selir, yang harus dia berikan haknya secara adil dan rata. Chen Liao Xuan apakah bisa melakukan itu semua? Jujur, Chen Liao Xuan tidak akan pernah mampu untuk melakukannya.     

Tak berapa lama setelah itu, Jiang Kang Hua pun masuk ke dalam kamar Chen Liao Xuan. Dia melihat rajanya itu sedang berbaring di atas ranjang bersama dengan Liu Anqier. Mengelus pipi Liu Anqier dengan begitu lembut.     

"Maaf, Yang Mulia. Apakah ada sesuatu yang telah terjadi?" tanya Jiang Kang Hua sambil menundukkan kepalanya. Bukan apa-apa, dia hanya ingin tahu. Dia hanya ingin mendengar jawaban dari Chen Liao Xuan. Apakah rajanya akan jujur dengan apa yang terjadi. Ataukah ranjanya masih tidak mengetahui kalau dirinya adalah Putra Mahkota. Meski jujur, Jiang Kang Hua sangat penasaran. Bagaimana bisa Putra Mahkota Kerajaan Langit bisa menjadi Raja Iblis di sini.     

"Tidak ada, Panglima Jiang. Semuanya baik-baik saja," dusta Chen Liao Xuan. Jiang Kang Hua hanya tersenyum tipis. Dia bisa apa memang selain diam saja. Toh, dia ingin nengatakan apa yang dia lihat pun percuma. Semuanya tidak ada gunanya lagi sekarang ini. Untuk kemudian dia mengangguk patuh.     

"Baiklah, Yang Mulia. Kalau seperti itu hamba pamit undur diri. Hamba akan membereskan beberapa pekerjaan yang belum selesai,"     

"Pergilah."     

Jiang Kang Hua akhirnya keluar, dia lantas memgembalikan para Dayang, Selir dan siapa pun agar bisa dalam posisi istirahat di kamar mereka masing-masing. Untuk kemudian dia berjalan di taman istana, dia termenung sejenak memandang langit yang kelam. Sebenarnya, apa yang hendak langit inginkan? Dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi sekarang. Dia merasa menjadi sosok yang sangat bodoh dan dungu. Hingga dipermainkan oleh langit dengan begitu nyata. Lagi, Jiang Kang Hua menghela napas panjang. Rajanya yang begitu dia kagumi tak lain adalah Putra Mahkota Kerajaan Langit yang tak lain adalah sosok yang telah membunuh rajanya yang tedahulu. Bukankah jika dipikir-pikir, rajanya yang sekarang merupakan musuh yang harus dia bunuh? Tapi, kenapa takdir langit memutuskan untuk melahirkan sosok Putra Mahkota Kerajaan Langit untuk menjadi penerus dari Raja Iblis? Apakah itu sebuah hukuman yang harus diemban oleh Putra Mahkota Kerajaan Langit, sebelum dia kembali mengingat siapa jati dirinya dan dia pada akhirnya kembali lagi ke langit. Jadi, apakah sebenarnya Raja yang sesungguhnya adalah Wu Chong Ye? Dia adalah Raja Iblis yang tertunda karena takdir yang dipermainkan oleh langit kepada setiap makhluknya? Sayang… sayang seribu sayang, kenapa semuanya harus terjadi seperti ini. Padahal, dia sangat menaruh simpati yang sangat dalam kepada rajanya ini. Raja yang sangat membuatnya kagum, satu-satunya Raja Iblis yang tidak seperti sosok iblis, dia adalah sosok yang sangat sempurna. Sosok yang bisa mengayomi masyarakat banga iblis, tidak pernah egois dan berat sebelah sama sekali. Jauh berbeda dari Raja Iblis terdahulu. Jauh berbeda dari Raja Iblis yang bisanya membuat huru-hara. Bahkan, memperbudakkan manusia pun, semenjak rajanya yang sekarang ada, hal itu tidak lagi yang berani melakukannya. Kecuali dari kalangan Wu Chong Ye dan para penguasa yang congkak lainnya.     

Meski dia adalah seorang iblis, Jiang Kang Hua juga tidak begitu peduli dengan masalah yang bersifat egois dan sikap yang selalu mencari keburukan. Meski dia sendiri adalah seorang iblis, agaknya dia lebih menyukai kedamaian dan keseimbangan antara makhluk apa pun itu bentuknya.     

Setelah dia beberapa saat menghela napas panjang, Jiang Hua kembali terbang ke atas langit, dia memutuskan untuk pergi ke sebuah bukit yang ada di tempat tertinggi kawasan bangsa iblis. Setelah dia berada di bukit itu, dia agaknya kaget, saat dia melihat sosok berambut putih panjang, dengan jubah panjang yang menjuntai.     

Jiang Kang Hua tampak menahan napas, lantas dia berjalan mendekat, memandang sosok itu kemudian dia menyamakan pandangannya kepada sosok itu.     

"Bagaimana bisa seorang Dewa tinggi sepertimu bisa ada di sini, Dewa Li. Apakah Anda sedang menunggu Putra Mahkita Kerajaan Langit kembali ke kerajaan langit agar semuanya bisa kembali seperti dulu?" sindir Jiang Kang Hua. Dia lantas tersenyum, melihat sosok itu yang tampak masih diam. Mengikat kedua tangannya di punggung. Kemudian mulai menoleh ke arahnya.     

"Memang benar kedatanganku kesini adalah untuk melihat Putra Mahkota, Panglima Jiang. Tapi ketahuilah, sekarang belum saatnya dia kembali ke langit. Ada banyak hal yang terjadi, yang harus bisa dia selesaikan sendiri sebelum dia kembali."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.