TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Sebuah Siasat -Part 6



Sebuah Siasat -Part 6

0"Apa maksudmu, Tabib Istana? Jelaskan secara rinci kepadaku!" bentak Chen Liao Xuan.     
0

"Yang Mulia, ternyata selama ini Dayang Liu sedang mengandung. Calon penerus Yang Mulia. Namun, hari ini Dayang Liu sedang mengalami keguguran. Pendarahan yang dialami oleh Dayang Liu bukan karena dia datang bulan, Yang Mulia. Melainkan karena keguguran janinnya. Sepertinya, karena Dayang Liu meminum suatu ramuan yang bisa menyebabkan Dayang Liu tidak akan pernah bisa memiliki keturunan. Hamba memeriksa itu dari bekas mangkuk yang ada di samping Dayang Liu. Masih tersisa sedikit dan hamba tahu apa saja yang ada di dalam ramuan itu."     

"Ramuan? Ramuan apa? Siapa yang memberikan ramuan itu?" tanya Chen Liao Xuan agaknya bingung. "Siapa yang bertugas untuk mengurusi makanan dari Dayang Liu? Siapa!"     

"Maaf Yang Mulia, hamba yang bertugas untuk mengurus hidangan Dayang Liu…," jawab Lee Huanran ketakutan. "Tapi hamba sama sekali tidak pernah memberikan ramuan seperti itu kepada Dayang Liu. Hamba hanya memberinya makanan saja, Yang Mulia. Hamba bersumpah!"     

"Apa yang diucapkan oleh Dayang Lee benar, Yang Mulia. Sebab hamba yang selalu mengawasi makanan Dayang Liu sampai di kamarnya dan tidak ada apa pun yang mencurigakan sama sekali."     

"Lantas siapa yang melakukan hal ini? Siapa yang menginginkan Dayang Liu tidak bisa punya anak dan yang lebih lagi, siapa yang telah membunuh calon keturunanku!" murka Chen Liao Xuan.     

"Bukankah hal itu sudah jelas, Yang Mulia," Lim Ming Yu masuk ke dalam kediaman Liu Anqier, Dayang-Dayang itu langsung menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Siapa yang tidak menyukai jika Dayang Liu hamil keturunanmu. Beberapa waktu yang lalu aku melihat Dayang Tan kecil sedang bertemu dengan Selir Cheng, dia membawa mangkuk yang sama persis seperti apa yang ada di kamar ini. Selain itu dia juga Dayang Tan kecil diberikan sebuah kotak perhiasan. Dia kemudian datang ke kediaman Dayang Liu, keluar tanpa membawa apa pun."     

"Anda jangan main fitnah, Selir Lim. Apa yang Anda ucapkan tanpa bukti adalah sebuah kejahatan besar. Terlebih, Selir Cheng adalah putri dari Kasim Agung istana. Jika Selir Cheng tidak terima dan tuduhan Anda palsu maka Anda akan mendapatkan hukuman berat."     

"Penasihat Li, setakut itukah kau kepada Selir Cheng? Hanya karena berharap akuisi dari kekuatan Kasim Agung kau rela menjadi rendah di depan Selir Cheng dan menutupi semua tabiat buruknya di depan Yang Mulia? Baiklah, jika kau tak percaya kepadaku. Biarkan Dayang Liu sadarkan diri, tanpa memberitahu ramuan itu, tanyakan kepadanya siapa yang setiap hari memberikan ramuan itu kepadanya. Jawabannya adalah bukti dari apa yang sebenarnya terjadi," Lim Ming Yu kemudian melirik Tabib Istana, kemudian dia kembali tersenyum tipis. "Bukankah seperti itu, Tabib Istana? Aku dengan beberapa waktu terakhir Selir Cheng sering memngunjungimu, karena dia ingin segera memiliki keturunan dengan Yang Mulia Raja, dan dia bertanya kepadamu tentang ramuan apa saja yang harus dia hindari, dan salah satunya adalah ramuan yang bisa membuat mandul. Mungkin, niatmu hanyalah ingin memberi pengetahuan kepada Selir Cheng, siapa sangka jika pengetahuan itu telah disalah artikan. Seharusnya, untuk mengamankan dirimu di sini. Kau harus menjadi seorang Tabib Istana yang lurus tanpa memihak siapa pun, Tabib Istana. Sebab pun begitu, roda berputar dengan mudah. Mungkin saat ini mungkin masa dari Kasim Agung yang menentukan kuasanya. Namun siapa tahu, kasih sayang dari Yang Mulia Raja akan menguburkan hal itu, sehingga kekuatan Kasim Agung akan lenyap, dan Yang Mulia menjadi Raja seutuhnya tanpa harus mengemis dari Kasim dan kekuatan mana pun itu,"     

Tabib Istana itu hanya bisa menundukkan wajahnya, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi, sementara Lim Ming Yu memandang Chen Liao Xuan dengan tatapan kesalnya. Bukan… bukan karena dia cemburu suaminya merengkuh Liu Anqier, tapi dia ingin jika suaminya itu sedikit tegas kepada Cheng Wan Nian agar Selir lain tidak merasa dianak tirikan. Bahkan, Lim Ming Yu tahu kalau Chen Liao Xuan ada hati dengan Liu Anqier. Tak bisakah suaminya itu memperjuangkan kebenaran atas apa yang terjadi dengan gadis yang dia cintai?     

"Yang Mulia, hamba permisi dulu," putus Lim Ming Yu. Dia pun langsung keluar disusul oleh para dayangnya. Sementara itu, Chen Liao Xuan melihat Liu Anqier mulai membuka mata. Tatapannya tampak sayu dan sangat lemah, yang seolah tak berdaya sama sekali.     

"Dayang Liu! Sungguh suatu kebahagiaan jika kamu sudah sadarkan diri!" Zhao Mimi, Zheng Hana, dan Lee Huanran pun langsung berteriak dengan sangat bahagia.     

"Anqier, kau tidak apa? Apa yang terjadi kepadamu?" tanya Chen Liao Xuan panik.     

Liu Anqier tampak menelan ludahnya, kemudian dia menggeleng lemah. Untuk kemudian, Chen Liao Xuan kembali mengingat apa yang baru saja dikatakan oleh Lim Ming Yu.     

"Bolehkah aku bertanya kepadamu tentang satu hal?"     

"Ya, Yang Mulia," jawab Liu Anqier pelan.     

"Apakah kau minum suatu ramuan setiap hari akhir-akhir ini? Siapa yang memberikan ramuan itu kepadamu?" tanyanya kemudian.     

Li Zheng Xi dan Jiang Kang Hua agaknya penasaran juga, tentang siapa gerangan yang sudah mencoba untuk membuat Liu Anqier menjadi seperti ini. Terlebih Jiang Kang Hua, dia tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang sudah menyakiti Liu Anqier.     

"Dayang Tan kecil, Yang Mulia. Dia selalu datang memberikan ramuan itu, katanya itu adalah ramuan kesehatan yang dikirim khusus oleh Selir Cheng untukku. Sebagai permohonan maaf atas tindakannya yang keliru waktu dulu,"     

Semua orang yang ada di sana pun tercengang karena jawaban dari Liu Anqier. Ya, Lim Ming Yu tidak berbohong. Apa yang dikatakannya adalah benar. Chen Liao Xuan meremas tangannya, matanya tampak menyala kemerahan karena memendam amarah yang membuncah.     

"Panggil Selir—"     

"Yang Mulia, mohon jangan ambil tindakan gegabah! Saat ini posisi Yang Mulia masih belum aman. Jika Yang Mulia menghukum Selir Cheng, itu sama saja dengan Yang Mulia bunuh diri! Jika ingin menghukum, hukum saja Dayang Tan Kecil, Yang Mulia. Dengan seperti itu, Selir Cheng pasti akan merasa kalau rencananya telah Yang Mulia ketahui. Dan dengan hal itu juga, Selir Cheng akan berpikir dua kali untuk menyakiti Dayang Liu lagi."     

"Apa yang dikatakan oleh Selir Lim benar," Chen Liao Xuan agaknya kesal dengan Li Zheng Xi. Sifatnya yang terlalu penakut dan penjilat, adalah hal yang paling dibenci oleh Chen Liao Xuan. "Kau terlalu takut jika kedudukanku sebagai Raja hilang hanya karena aku menghukum Selir Cheng. Kau sadar Penasihat Li, apa yang telah terjadi akibat ulahmu memanjakannya? Dia menjadi Selir yang tak tahu diri sekarang ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.