TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Malam Perayaan~



~Malam Perayaan~

Malam ini, Chen Liao Xuan tidur di kamar Liu Anqier, dia ingin menemani gadisnya yang dalam keadaan lemah ini. Bahkan sampai detik ini, Liu Anqier tak mau makan dan minum apa pun, yang dia lakukan hanya memejamkan mata, karena dia merasa tubuhnya benar-benar tak berdaya.     

Padahal, Chen Liao Xuan sudah memberinya tenaga dalam. Tapi entah mengapa sekarang tubuh Liu Anqier tampak lemah. Bahkan kekuatan yang ada di dalam dirinya, seolah tak bisa berfungsi sama sekali.     

Dan dia juga tak bisa berbuat banyak, bagaimana dia bisa berbuat banyak. Jika dia tak bisa menghukum Cheng Wan Nian. Yang bisa dia lakukan adalah, memberi hukuman kepada Dayang yang telah memberi ramuan kepada Liu Anqier. Dan sialanya, Dayang itu memilih meminum racun dan mati sebelum dia mengaku siapa gerangan yang telah menyuruhnya untuk melakukan hal menyebalkan ini.     

Chen Liao Xuan tidak akan pernah melepaskan Cheng Wan Nian setelah ini. Namun demikian dia juga tahu, jika penasihatnya sangat menjunjung tinggi dan sangat mendukung Cheng Wan Nian. Hanya karena Cheng Wan Nian anak dari Kasim Agung yang memiliki pengaruh tertinggi. Dan karena obsesinya itu telah membuat gadisnya dalam bahaya.     

Tidak, Chen Liao Xuan tak bisa berbuat apa-apa. Dia harus lebih realistis dan lebih memikirkan semua hal terlebih dahulu sebelum dia benar-benar berani melangkah. Sebab jika dia dilengser dari kedudukannya menjadi Raja, maka dia tak punya kekuatan untuk melindungi dan memperjuangkan gadisnya. Ya… Liu Anqiernya.     

"Yang Mulia, apakah Anda sudah istirahat?" Jiang Kang Hua tampak berdiri di depan pintu, membuat Chen Liao Xuan memutuskan untuk keluar dari kamar Liu Anqier. Dia melihat panglimanya itu sudah tak mengenakan seragam kebesarannya, dia berdiri seolah sedang menunggunya.     

Chen Liao Xuan pun turun, kemudian Jiang Kang Hua memandang di balik pintu itu seolah dia ingin tahu bagaimana keadaan Liu Anqier sekarang.     

"Dia sedang tidur, Panglima Jiang. Sepertinya dia terlalu banyak mengeluarkan darah. Tubuhnya benar-benar lemas, dan bahkan tubuhnya tak sanggup mengeluarkan kekiuatannya itu."     

Jiang Kang Hua tampak mengangguk, agaknya dia paham apa yang terjadi dengan Liu Anqier. Untuk kemudian dia kembali memandang rajanya, keduanya berjalan di taman istana dengan langkah pelan-pelan.     

"Hamba pikir, menjadikan Dayang Liu semakin dekat dengan Anda akan semakin membuatnya menjadi aman. Tapi rupanya, hamba telah keliru. Semakin dia dekat dengan Yang Mulia, Dayang Liu malah semakin tak nyaman. Nyawanya malah semakin terancam, Yang Mulia. Hamba khawatir, jika suatu saat Yang Mulia Raja sedang pergi berperang, apakah Dayang Liu akan baik-baik saja? Apakah dia tidak dijaili oleh orang-orang seperti Selir Cheng?"     

Chen Liao Xuan tampak sedang memikirkan suatu hal, dia sendiri juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia seolah tak berdaya, menjadi kedudukan seorang Raja juga bukanlah hal yang mudah. Dia seolah terikat oleh banyak hal, terikat oleh kedudukan yang harus dijaga beserta aturan-aturan yang harus dia lakukan sampai dia tak berdaya karenanya.     

"Selir Cheng, aku masih belum menemui titik di mana aku bisa melakukan sesuatu kepadanya, Panglima Jiang."     

"Karena ayahnya adalah Kasim Agung, dan itulah yang membuat Yang Mulia tidak bisa berkutik. Akan tetapi, seharusnya Yang Mulia juga bisa menghukumnya, agar dia bisa mendapatkan efek jera. Dengan diam saja seperti ini, dia akan semakin tinggi hati, Yang Mulia. Dan sungguh, aku benar-benar geram dengannya karena hal ini."     

"Karena kita tidak punya bukti, Dayang yang telah memberi ramuan itu juga sudah bunuh diri. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk membuat Selir Cheng jera? Bukankah apa yang dikatakan oleh Penasihat Li masuk akal untuk saat ini? Meski sungguh, aku ingin memberikan ramuan yang sama kepada dia agar dia tak bertingkah lagi," kesal Chen Liao Xuan.     

Jiang Kang Hua kemudian tersenyum getir, kemudian dia memandang rajanya yang tampak sedang berdiri mematung sambil memandang bulan purnama yang hampir merah itu.     

"Sebentar lagi, purnama merah akan tiba, Yang Mulia. Apa yang akan Yang Mulia lakukan? Apakah Yang Mulia akan pergi untuk memulihkan kekuatan Yang Mulia lagi? Ataukah Yang Mulia akan tetap di sini dan memulihkan diri dengan kekuatan Dayang Liu?" tanya Jiang Kang Hua.     

Chen Liao Xuan kembali diam, dia sendiri juga bingung harus berbuat apa nanti, bulan purnama merah akan segera datang. Kalau dia tidak segera melakukan sesuatu, yang ada dia akan kehilangan banyak kesempatan. Jika dia pergi, dia akan memikirkan kondisi Liu Anqier yang sekarang lemah. Tapi kalau dia tetap tinggal apakah kekuatan Liu Anqier akan bisa membuatnya kembali pulih seperti saat pertama kali dia bertemu dengan Liu Anqier? Terlebih kondisi dari gadis itu benar-benar dalam keadaan yang tidak stabil sama sekali sekarang.     

"Untuk itu aku juga belum tahu pasti, Panglima Jiang. Sebab aku masih memikirkan banyak hal. Dan masalah Selir Cheng kau tak perlu secemas itu. Jika dia bermaksud membuat Dayang Liu mandul. Maka aku juga tidak akan pernah memberikan keturunan kepadanya. Alasanku selama ini mengosongkan tahta Ratu di istana, bukan karena aku enggan. Hanya saja aku tak mau kalau sampai dia, sebagai Selir pertama menduduki pangkat itu. Aku sedang menunggu sosok yang bisa memberiku keturunan, sehingga dengan adanya keturunan itu bisa kujadikan alasan untuknya naik tahta."     

"Apakah Yang Mulia maksud itu Dayang Liu?" tanya Jiang Kang Hua lagi. Chen Liao Xuan kembali diam, dia tak berkutik karena pertanyaan itu. "Jika Dayang Liu, itu hampir mnustahil. Selama sejarah dan peraturan istana mana pun tidak ada ceritanya seorang Dayang bisa menjadi seorang Ratu, Yang Mulia. Meskipun dia telah memberikan Yang Mulia keturunan, paling tinggi adalah dia mendapatkan gelar sebagai Selir. Selir susu yang telah melahirkan keturunan Yang Mulia, dan yang lebih dari itu juga adalah, keturunan dari Dayang Liu akan dirawat oleh Selir pertama, dan jika keturnan Dayang Liu adalah seorang Putra Mahkota, dia harus menjadi anak dari Selir pertama, dan dia bisa menjadi seorang Pangeran hanya dengan satu syarat, yaitu menjadikan Selir pertama sebagai Ratu untuk memperkuat kedudukannya. Jadi hamba rasa, maju atau pun mundur Yang Mulia akan tetap masuk ke dalam perangkap dari Selir Cheng."     

"Lantas apa yang harus aku lakukan, Panglima Jiang?" tanya Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

"Ambilah salah satu Selir yang mendukung Yang Mulia dan baik dengan Dayang Liu. Berikan dia keturunan atasnya untuk Yang Mulia. Dengan demikian, dia bisa menjadi Ratu di kerajaan, dan dia bisa melindungi kedudukan Dayang Liu di istana ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.