TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Malam Perayaan -Part 2



Malam Perayaan -Part 2

0Chen Liao Xuan kembali terdiam, dari semua selirnya. Siapa gerangan yang memiliki kemungkinan seperti itu? Kira-kira Selir mana yang bisa dia percaya untuknya mengandung keturunannya? Chen Liao Xuan tampak berpikir, hingga Jiang Kang Hua menepuk bahu rajanya itu dengan hangat.     
0

"Yang Mulia, berhentilah untuk memikirkan apa pun sendiri. Karena hamba akan siap untuk membantu Yang Mulia apa pun yang Yang Mulia inginkan. Bukankah, hamba adalah Panglima Anda, Yang Mulia? Hamba adalah orang yang seharusnya bisa Anda suruh-suruh?" kata Jiang Kang Hua. Chen Liao Xuan masih diam, hingga Jiang Kang Hua menampilkan seulas senyum kepadanya. "Tenanglah, Yang Mulia. Hamba ini bukanlah Penasihat Li, yang akan mengatur Anda dan memaksa Anda untuk melakukan sesuatu yang Yang Mulia tidak sukai. Sebab, hamba juga tidak suka terikat, jadi aku tidak ingin kalau sampai Raja hamba juga terikat selamanya seperti ini. Hamba ingin mengabdi kepada Anda, Yang Mulia. Hamba ingin menjadi kaki beserta tangan Yang Mulia, tangan dan kaki telanjang, tangan dan kaki yang Yang Mulia inginkan sendiri, bukan karena perintah atau keharusan untuk berbuat apa pun,"     

"Kau benar-benar baik, Panglima Jiang. Ketahuilah, jika mungkin di dalam aula agung istana semua Kasim bilang kepadaku jika Penasihat Li adalah tangan kanan yang paling diidamkan oleh semua Raja di seluruh alam. Namun bagiku, bukan itu. Dia tak bisa menjadi kawan, dia tak sepertimu,"     

Jiang Kang Hua kembali tersenyum, kemudian dia mengangguk paham. Berbincang dari hati ke hati dengan rajanya adalah hal yang begitu dia nikmati. Meski dia tahu apa yang terjadi bahkan lebih pelik dari ini.     

Terlebih, sebentar lagi adalah purnama merah, di mana saat purnama itu, kekuatan rajanya akan menurun drastis, dan bagi sosok-sosok yang menginginkan kedudukan rajanya akan mencoba sekuat tenaga mencaei cerah untuk menurunkan rajanya dari singga sana.     

"Yang Mulia, jika memang harus. Pergilah ke gua bersama dengan Dayang Liu, dan Penasihat Li. Urusan istana biar hamba yang akan melindunginya. Sama seperti biasanya, hamba akan melindunginya sepenuh hati, Yang Mulia. Sekarang tidak ada peperangan, siluman rubah agaknya telah jera, pun dengan siluman air. Yang Mulia bisa memulihkan kekuatan Yang Mulia dengan tenang tanpa merasa terbebani dengan hal apa pun," kata Jiang Kang Hua mencoba meyakinkan rajanya.     

Chen Liao Xuan akhirnya mengangguk, kemudian keduanya menikmati malam purnama yang sangat indah. Seolah bulan itu sedang menggantung tepat di atas pohon persik.     

*****     

Pagi ini para Dayang sedang sibuk, ada banyak hal yang harus mereka lakukan sebab sebentar lagi adalah perayaan besar-besaran di istana untuk menyambut bulan merah. Sama seperti yang lainnya, para Selir juga seolah tengah bersiap, mempercantik diri mereka karena pada malam itu tepat sebelum Sang Raja pergi untuk mengembalikan kekuatannya, Raja mereka akan menunjuk satu selir untuk diajaknya menghabiskan malam bersama, pun seperti saat kepulangan Sang Raja setelah mengasingkan diri.     

Dan dari semua Selir, agaknya Cheng Wan Nian yang paling percaya diri untu itu. Bagaimana tidak, sebab selama ini dia selalu menjadi pemenang dari segala apa yang diinginkan oleh Selir lainnya. Yang berakibat membuat Selir lainnya harus gigit jari karena ulah dari Cheng Wan Nian tersebut. Tak tepikir sama sekali oleh para Selir jika untuk perayaan hari ini mungkin akan sedikit berda. Ya, bagaimana tidak, ketika Chen Liao Xuan sekarang tak memiliki pandangan sama lagi terhadap Cheng Wan Nian, dna dia berpendapat jika dia ingin mencari salah satu Selir untuknya mendapatkan keturunan agar dia bisa melindungi Liu Anqier dari cengkeraman Cheng Wan Nian.     

"Kau tahu, seharusnya kau bisa memiliki keturunan dengan Pangeran Wu. Jika kau memilikinya, kau akan hidup sangat bahagia, Dayang Lim," kata salah satu Dayang yang ada di sana.     

Lim Jimgmi tampak mengulum senyum, kemudian dia merapikan rambutnya. Senyumnya yang khas membuatnya tampak merasa jika dirinya adalah Dayang yang paling istimewa di kerajaan iblis ini. Namun sayang, fokus Lim Jingmi bukanlah Wu Chong Ye, akan tetapi Emo Shao Ye.     

Selian Wu Chong Ye memiliki paras yang buruk, Lim Jigmi agaknya sadar. Untuk apa dia menjadi Selir dari seorang Pangeran jika dia bisa menjadi Selir untuk seorang Raja. Hanya saja dia masih mencari celah untuk melakukan itu. Dia harus bisa mencari cara bagaimana dia bisa bertemu langsung dengan Emo Shao Ye, dan agar dia bisa melayani Emo Shao Ye di atas ranjang.     

Tapi, bukankah perayaan awal purnama merah adalah hal yang terbaik? Pasti, kekuatan Emo Shao Ye dalam kondisi yang sangat menurun drastis, jika dia bis amengambil satu langkah atas kelemahan Emo Shao Ye, maka dengan mudah dia bisa mengambil kesempatan untuk berada di dalam kamar Emo Shao Ye.     

"Dayang Shao, apakah bukan menjadi hal yang lancang ketika aku bermimpi untuk diperistri oleh Pangeran Wu yang agung itu? Pangeran Wu adalah sosok yang agung, sementara aku hanyalah seorang Dayang dapur istana semata."     

"Sebentar lagi…," kata Dayang itu yang agaknya dia sangat mengidolakan Lim Jingmi. "Bukankah Selir Cheng telah merekomendasikanmu untuk menjadi Dayang aula agung istana? Jika Yang Mulia Raja dan Penasihat Li mengizinkan, maka sebentar lagi kau akan sangat mempesona, Dayang Lim. Dan Pangeran Wu akan terpesona dengan kecantikanu yang luar biasa ini."     

"Kurasa sedari dulu dia sudah terpikat olehku, Dayang Shao."     

"Jadi bagaimana? Bagaimana rasanya melayani sosok yang sangat tinggi itu? Bukan sosok rendahan seperti prajurit dan pengawal-pengawal istana yang baud an menjijikkan. Pasti kau sangat betah melayaninya di atas ranjang, kau benar-benar sangat kuat, Dayang Lim."     

Lim Jingmi kembali tersenyum. Mungkin bagi bangsa iblis, sosok Wu Chong Ye adalah salah satu yang tertampan di sini. Tapi, bagi Lim Jingmi adalah berbeda. Dia menyukai manusia, tentu saja. Makhluk dengan bentuk normal dari pada para iblis yang ada di sini. Meski mungkin akan berbeda cerita jika sosok iblisnya seperti Raja, Penasihat, atau Panglima kerajaan, yang entah mengapa mereka menyerupai manusia normal pada umumnya. Hanya saat ketika mereka merubah diri, mereka baru menampakkan wujud aslinya sebagai seorang iblis. Namun bagaimana bisa, Wu Chong Ye tidak pernah melakukannya? Agar setidaknya Lim Jingmi akan bisa berharap lebih atau akan betah bersama dengan Wu Chong Ye selama bermalam-malam. Sebab baginya, melayani Wu Chong Ye di atas ranjang, akan menjadi perkara yang pelik. Sebab, di sisi lain dia enggan dengan paras Wu Chong Ye, namun di sisi lainnya dia tahu kalau Wu Chong Ye adalah sosok yang sangat perkasa. Ya, sosok yang paling bisa untuk membuatnya menjerit dengan bahagia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.