TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Sebuah Siasat~



~Sebuah Siasat~

0"Kau tahu, bagaimana kabar dari saudara tirimu itu, Ming Zhen? Bukankah dia adalah seorang Raja Iblis sekarang? Sudah berapa puluh ribu tahun berlalu, tapi kenpa ayahmu masih enggan mengangkatmu menjadi Putra Mahkota, Ming Zhen? Apakah dia ingin menunggu Liao Xuan untuk kembali ke sini? Karena dia tidak mau menjadikanmu penerusnya di tahtanya?"     
0

Xie Ming Zhen tampak diam, rahangnya mengeras, kedua tangannya mencengkeram kuat kursi yang ia duduki.     

Ya, setelah kejadian menyenangkan itu. Diusirnya Putra Mahkota untuk menjadi seorang Raja Iblis, makhluk paling mengerikan di alam semesta ini, ayahnya sama sekali tak membahas masalah pergantian jabatannya sama sekali. Bahkan setiap kali dia mencoba untuk mengungkit ini, ayahnya selalu mengalihkan pembicaraan.     

"Hamba juga tidak tahu, Ibunda. Hanya saja hamba merasa jika memang Baginda Raja enggan untuk menjadikan hamba Putra Mahkota. Tapi, Ibunda tenang saja, jika benar itu terjadi, maka hamba akan melakukan hal yang membuat Ayahanda kehilangan kandidat satu-satunya yang menjadi penerus tahtanya. Sehingga dia sendiri tidak akan punya pilihan lain selain menjadikan hamba seorang Putra Mahkota di sini,"     

"Lantas, apa yang akan kau rencanakan Ming Zhen?" tanya ibunya yang agaknya penasaran dengan rencana besar anaknya itu.     

"Hamba akan membuat suatu intrik yang akan membuat kesalah pahaman antara Kerajaan Iblis dan Kerajaan Langit. Sehingga pada akhirnya perang tidak akan terhindari, dan hamba akan membunuh Putra Mahkota dengan tangan hamba sendiri. Dengan Putra Mahkota mati, tidak ada lagi sosok yang menjadi kandidat dalam menduduki tahta kerajaan, Ibunda. Hamba sudah berhasil membuat dia menjadi Raja Iblis. Hanya membunuhnya bukanlah perkara sulit untuk hamba,"     

Selir dan anaknya itu tampak menyeringai, seolah semua rencana besar yang ada di otak mereka adalah jalan keluar atas permasalahan yang mereka hadapi. Mereka harus melakukan sesuatu, dan secepat mungkin. Atau bila perlu, menyingkirkan Raja adalah hal yang harus mereka lakukan.     

*****     

Pangi ini, Liu Anqier tampak sedang menyulam pohon persik yang ada di belakang aula agung pada sebuah kain. Pohon persik ini telah kembali mengembang, bunga-bunga tampak bermerkaran dengan sangat indah. Liu Anqier sedang menampilkan gambar indah itu, sebuah rembulan dengan seekor naga yang terbang tepat di atas pohon persik itu.     

Entah kenapa dia sangat menyukai naga, terlebih melihat tanda naga yang ada di dada Chen Liao Xuan. Liu Anqier sangat menyukainya, tanda lahir itu bahkan kadang-kadang mengeluarkan sinar keemasannya. Liu Anqier diam sejenak, kemudian dia mengelus hasil sulamannya itu.     

Ya, kain itu adalah jubah milik Chen Liao Xuan, yang Liu Anqier buat dengan tangannya sendiri dengan bantuan beberapa dayang. Jubah itu tak berwarna hitam, tapi berwarna putih dengan garis silver yang berada di serip-serip bajunya. Dan di bagian depannya dia berikan sulaman pohon persik itu dengan cukup besar. Sulaman dari berbagai benang dengan warna keemasan yang sangat indah.     

"Anqier," panggil Chen Liao Xuan. Ya, kini Raja Iblis itu tak lagi memanggil Liu Anqier dengan sebutan Dayang Liu ketika mereka berdua. Dia sekarang memanggilnya dengan nama. Liu Anqier menolah, dia langsung menyembunyikan hasil sulamannya itu.     

Chen Liao Xuan tampak menarik sebelah alisnya kemudian dia duduk di samping Liu Anqier.     

"Apa itu?"     

"Tidak, bukan apa-apa," jawab Liu Anqier, masih menyembunyikan pakaian yang dia buat untuk Chen Liao Xuan.     

"Aku adalah rajamu di sini, jadi berikan padaku benda apa itu?"     

"Tidak,"     

"Berikan!" paksa Chen Liao Xuan, dia langsung mencoba mengambil benda yang ada di belakang Liu Anqier, hingga akhirnya dia memeluk Liu Anqier dengan tanpa sengaja.     

Liu Anqier berontak, keduanya langsung terjatuh dengan sempurna. Lagi, mata keduanya bertemu, Liu Anqier memandang Chen Liao Xuan yang sudah berada di atasnya.     

Chen Liao Xuan terdiam, dia menelan ludahnya yang mendadak kering, matanya tertuju pada bibir Liu Anqier, dadanya menekan empuk dada milik Liu Anqier.     

Liu Anqier langsung menyerah, dia melepaskan pakaian itu. Kemudian dia mendorong Chen Liao Xuan kemudian dia mengambil posisi duduk.     

Chen Liao Xuan tampak tersenyum kecut, dia kembali memandang Liu Anqier yang memalingkan wajahnya. Tampak jelas jika dadanya kini naik turun dengan cepat. Gadis ini sedang gugup karenanya, dan itu semakin membuat Chen Liao Xuan bersemangat untuk menggodanya.     

Chen Liao Xuan lanntas mengibaskan benda yang dia pegang, matanya terpaku saat tahu jika itu adalah sebuah jubah. Dan begitu sangat indah, terlebih ada sulaman tangan dari Liu Anqier sebagai hiadan jubah itu.     

"Apakah kau yang membuat ini?" tanya Chen Liao Xuan.     

"Memangnya Yang Mulia pikir tikus-tikus yang melakukannya?" sindir Liu Anqier, Chen Liao Xuan tampak mengulum senyum melihat itu.     

"Apakah ini untukku?"     

"Tidak… tentu saja tidak!" jawab Liu Anqier, wajahnya tampak bersemu merah. Tapi, Chen Liao Xuan tak percaya. Dia kemudian berdiri, memandang Liu Anqier yang masih bersimpuh di sana.     

"Lepaskan jubahku, dan pakaikan jubah ini untukku," perintah Chen Liao Xuan.     

Liu Anqier memandang Chen Liao Xuan sambil mendongak membuat Chen Liao Xuan memalingkan wajahnya.     

Tidak, dia tidak bis amelihat mimik wajah sok malaikat milik Liu Anqier. Karena hasratnya selalu bangkit setiap kali melihat Liu Anqier memasang mimik wajah seperti itu.     

Liu Anqier pun berdiri, dia mulai membuka ikat pinggang dari jubah Chen Liao Xuan, melepaskan jubah kebesarannya kemudian menggantinya dengan jubah pemberiannya itu.     

"Sebenarnya pakaian ini akan lebih cocok jika Yang Mulia gunakan untuk di luar istana," kata Liu Anqier. Chen Liao Xuan sangat bahagia, mendapatkan pakaian dari Liu Anqier. Bahkan para selirnya pun tidak pernah yang peduli sampai seperti ini kepadanya. Jangankan peduli sampai seperti itu, yang mereka inginkan hanyalah dia bermalam dengan mereka agar mereka mendapat keturunan darinya. Sehingga gelar Ratu akan dimiliki oleh mereka dengan mudah.     

"Anqier,"     

"Hm?"     

"Sebenarnya waktu aku pulang berperang, aku tidak sengaja dengan Nyonya Liu dan Nona Yang," kata Chen Liao Xuan yang berhasil menghentikan jemari munglil Liu Anqier saat membenahi bagian dada jubah milik Chen Liao Xuan.     

"Bagaimana keadaan mereka?" tanya Liu Anqier kemudian. "Kenapa kau bisa bertemu mereka? Kau masih bis amelihat gubuk itu?" selidik Liu Anqier. Chen Liao Xuan pun mengangguk. "Mustahil, karena Dewa tertinggilah yang datang kepada kami dan mengaburkan gubuk itu. Tidak akan pernah ada yang bisa menemukannya kecuali Dewa tertinggi. Kau kan seorang Iblis," jelas Liu Anqier.     

Chen Liao Xuan tak bisa berkata apa pun. Semuanya mengatakan hal yang sama, bagaimana bisa Raja Iblis bisa melihat gubuk itu? Suatu hal yang sangat mustahil. Tapi, dia bisa melihat gubuk itu dengan sangat mudah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.