TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Ingat Kembali~



~Ingat Kembali~

0 Dan saat Chen Liao Xuan hendak melihat apa yang terjadi selanjutnya, bayangan itu sudah sirna. Tidak ada lagi kelanjutan dari kilasan-kilasan yang dia lihat yang dia sendiri tak tahu, bagaimana bisa dia melihat adegan itu. Sebab dia merasa benar-benar tak pernah mengalaminya sebelumnya. Terlebih, tempat-tempat yang dia lihat di sana. Benar-benar tidak ada satu pun tempat yang Chen Liao Xuan ketahui keberadaannya. Sebab tempat itu terlalu menyilaukan dan indah.     
0

"Anqier, bagaimana bisa aku merindukan gadis tengik sepertimu," lirih Chen Liao Xuan. Menengadahkan wajahnya ke langit, yang purnama merahnya hampir habis.     

*****     

Siang ini, Anqier tampak duduk di tepi danau yang ada di belakang rumahnya. Mimik wajahnya tampak benar-benar kusut dan tak bergairah. Entah kenapa, setelah kepergian Xhen Liao Xuan secara tiba-tiba dan bahkan tak memberitahunya itu benar-benar terasa sesak dan menyakitkan. Membuat Anqier agaknya kecewa dengan apa yang dilakukan pleh Chen Liao Xuan.     

Seharusnya, dia bangun pagi waktu itu, atau malah dia tak usah tidur sekalipun. Agar dia bisa melihat kepergian dari Chen Liao Xuan, atau sekadar mengucapkan salah perpisahan. Tapi, bukanlah hal seperti ini seharusnya jauh lebih baik? Chen Liao Xuan pergi tanpa mengatakan apa pun kepadanya. Itu akan lebih mudah, Anqier pun mulai tak yakin, jika dia bertemu denganChen Liao Xuan dan dia mengatakan salam perpisahan dia masih bisa menjadi baik atau bahkan tidak sama sekali.     

Lagi, Anqier menghela napasnya, dia kemudian menyentuh kalung yang diberikan oleh Chen Liao Xuan kepadanya. Berkali-kali dia mengembuskan napasnya berat, untuk kemudian dia memasang mimik wajah murungnya.     

"Hey, Nona Liu! Mau sampai kapan kau berada di sana, ha! Hampir setiap waktu kau menghabiskan harimu di danau itu! Apa kau pikir di sana ada seorang Dewa Agung yang mungkin akan mempertemukanmu kembali dengan Tuan Chen Tao!"     

Anqier menoleh, Yang Si Qi tampak mendekat dengan mimik wajah bahagianya. Dia kembali mengembuskan napasnya berat, lalu dia kembali memandang danau yang ada di depannya.     

Yang Si Qi kini duduk di sebelah Anqier, kemudian dia menyenggol tubuh sahabatnya itu. Anqier hanya diam, seolah enggan untuk mengatakan apa pun. Selain, melempar kerikil-kerikil kecil yang ada di tangannya, pada danau yang ada di depannya.     

"Ayolah, calon pengantin tidak boleh merenung seperti itu. Kau harus bahagia! Apa kau tak tahu bagaimana mitos jika ada calon mempelai wanita merenung saat mendekati hari bahagianya?" kata Yang Si Qi. Anqier pun menoleh sambil mengerutkan keningnya.     

"Maksunya? Apa yang kau katakana Si Qi? Mendekati hari bahagia? Aku benar-benar tak mengerti!" kata Anqier yang agaknya bingung dengan ucapan dari sahabatnya itu. "Dengar, memang aku akan menikah dengan Kepala Polisi Lin Qian Long, tapi aku tak tahu kapan dia akan datang kembali ke rumah. Sebab, ucapannya yang terakhir kali malah tepat sebelum Ayah tiada,"     

"Justru itu aku ingin mengatakannya kepadamu, Anqier," Yang Si Qi kini menarik tubuh sahabatnya agar menghadapnya dengan sempurna. "Dengar, aku mendengar dari beberapa pekerja di rumahmu dan mendengar dari Bibi Liu, kalau malam ini Tuan Muda Lin akan datang ke kediamanmu, dan kau tahu hal menarik apa yang akan terjadi nanti malam?" Anqier menggeleng, sambil memandangi Yang Si Qi yang sudah tampak lebih antusias dari padanya itu. "Bahkan Baginda Raja pun akan berkunjung ke kediamanmu, Anqier! Ini benar-benar luar biasa! Yang Mulia Raja Han berkunjung ke kediamanmu! Apa kau pikir ini bukanlah hal yang sangat istimewa? Di saat rakyat lain begitu ingin melihat Baginda Raja. Tapi kau, kau malah akan ditemui secara langsung!"     

"Kenapa Yang Mulia Raja mau bertandang ke kediamanku, Si Qi?" tanya Anqier yang agaknya bingung. Yang Si Qi langsung memukul kepala Anqier dengan keras.     

"Apa kau tak tahu ini? Tuan Muda Lin adalah Kepala Kepolisian yang saat ini paling berjasa di Negeri ini, dan lebih dari itu, calon suamimu juga menjadi pengawal kepercayaan Yang Mulia Raja. Bahkan kabarnya, Tuan Muda Lin akan naik jabatan dan bekerja di dalam istana sebagai salah satu petinggi kerajaan yang penting. Atau bahkan dia akan dijadikan Panglima Perang kerajaan. Dan karena semua pencapaiannya itu, Yang Mulia Raja menempatkan diri sebagai orangtua dari Tuan Muda Lin. Beliau akan ke sini untuk mengantar Tuan Muda Lin bertemu denganmu,"     

Ya, ini adalah pertemuan Liu Anqier dengan Lin Qian Long yang pertama kali. Karena saat orangtua dari Lin Qian Long bertandang ke kediamannya dulu, Anqier tak ada di rumah. Lin Qian Long hanya melihat wajah Anqier melalui lukisan yang dikirim dari utusannya karena mengingat betapa baik hubungan baik dari keluargan Liu dan leluarga Lin.     

"Benarkah begitu, Si Qi? Bukankah sekarang menjadi hal yang sangat merepotkan di rumahku karena harus menyambut Yang Mulia Raja Han?" tanya Anqier. Yang Si Qi pun mengangguk semangat, membuat Anqier bangkit dari duduknya. Ya, Chen Liao Xuan hanyalah fatamorgana untuknya. Kenapa dia harus berlarut dalam kesedihan mendalam dan merasa kehilangan akan laki-laki itu? Jodohnya adalah Lin Qian Long, tentu saja. Dan itu sudah menjadi ketetapan langit yang tak bisa diganggu gugat oleh siapa pun itu.     

Dengan memantab Anqier mengusir semua kenangan singkat bersama dengan Chen Liao Xuan. Kenangan yang bahkan jauh dari kata romantis dan harmonis. Benar-benar sebuah kenangan seperti kenalan yang baru saling kenal pada umumnya.     

Namun kenapa, hatinya selalu mengatakan rindu? Namun kenapa hatinya selalu menginginkan Chen Liao Xuan? Namun kenapa dengan kurang ajar dia merasa begitu dekat dengan Chen Liao Xuan sampai dia sendiri tak tahu kenapa dia bisa merasakan seperti itu?     

"Ayolah! Kita harus bergegas kembali ke kediamanmu, Nona Liu. Karena tamu agung akan segera datang. Kau harus bedandan yang cantik dan memakai pakaian terbaikmu! Kau tahu, aku dan Bibi Liu sudah mempersiapkan banyak hal. Dan nanti, akulah yang akan mendandanimu. Aku jamin, bukan hanya Tuan Muda Lin, tapi Baginda Raja akan berdecak kagum melihat kecantikanmu yang setara dengan kecantikan Dewi Langit itu."     

"Terimakasih atas semua pujianmu itu, Nona Yang!" ketus Anqier.     

Yang Si Qi tampak tertawa dengan ucapan dari sahabatnya. Tapi, memang itu benar adanya. Bahkan seluruh kota Han tahu, siapa gadis yang memiliki kecantikan di atas rata-rata itu. Bahkan dia baru lahir pun telah memiliki banyak kelebihan dan keistimewaan. Ya, sosok itu adalah sahabatnya, Liu Anqier. Yang memiliki julukan gadis dengan kecantikan abadi yang menandingi cantiknya Dewi tertinggi di kerajaan langit. Yang bahkan para siluman rubah yang mengaku dirinya cantik pun akan merasa iri dengan kecantikan dari sahabatnya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.