TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Mengintip Takdir -Part 2



Mengintip Takdir -Part 2

0"Tapi, tak sengaja, setiap pertemuan Anqier dengan Kepala Polisi Lin, Raja Han selalu turut serta. Hingga akhirnya, Raja Han tertarik dengan Anqier. Beliau meminta kepada Kepala Kepolisian Han untuk melepaskan Anqier untuknya, agar bisa ia jadikan salah satu selirnya. Atau jika Kepala Kepolisian menolak, dia dan keluarganya akan dianggap sebagai pengkhianat bangsa dan akan dihukum mati. Karena Kepala Kepolisian Lin tidak punya pilihan lain, dia menyuruh Anqier untuk pergi dan mencari tempat persembunyian yang aman, hingga Raja Han melupakan Anqier dan berhenti untuk mencarinya lagi. Jadi, aku dan Si Qi akhirnya ada di sini, Tao."     
0

Mendengar cerita Liu Ding Han membuat Chen Liao Xuan sesak. Ternyata Liu Anqier di alam manusia begitu banyak yang menyukainya. Bahkan, Raja Han pun ingin menjadikannya salah satu Selir kesayangannya. Chen Liao Xuan agaknya kesal, entah kenapa hatinya terbakar api cemburu karena hal itu.     

"Tapi, bagaimana kau bisa ada di sini, Tao? Kau sedang apa?" tanya Liu Ding Han lagi.     

"Oh, aku kebetulan lewat, Nyonya Liu. Aku sering lewat ke sini untuk beberapa hari terakhir…," jawab Chen Liao Xuan berdusata. "Tapi, bagaimana kau hidup di sini? Makanan, kau bisa makan dengan baik?" tanyanya kemudian.     

Liu Ding Han mengangguk dengan senyuman hangatnya, kemudian dia memandang Chen Liao Xuan dengan lembut.     

"Tao, kau adalah sosok yang sangat baik. Aku baik-baik saja di sini bersama dengan Si Qi. Meski sebenarnya kami juga sering ketakutan, ketika kami tidak sengaja bertemu dengan pasukan Iblis yang berada di hutan persik itu."     

"Tapi, Nyonya Liu tidak sampai ke sana kan?" tanya Chen Liao Xuan. Liu Ding Han pun menggeleng.     

"Meskipun aku dan Si Qi kadang-kadang tergiur dengan buah-buah persik yang ada di sana. Tapi aku cukup tahu diri untuk tidak memetik buah-buahan itu, Tao."     

Senyum itu tersungging dari kedua ujung bibir Chen Liao Xuan, kemudian dia memegang kedua pundak wanita yang tingginya hanya sedadanya itu.     

"Nyonya Liu, kembalilah ke pondok dulu. Aku akan menyusulmu setelah ini,"     

"Tapi—"     

Ucapan Liu Ding Han Terhenti saat Chen Liao Xuan sudah memacu kudanya dengan begitu cepat. Liu Ding Han pun menuruti ucapan dari Chen Liao Xuan. Dia memutuskan kembali ke pondoknya. Yang Si Qi yang sedari tadi berada di pondok pun tampak tersenyum senang melihat Liu Ding Han pulang.     

"Bibi Liu, akhirnya kau pulang juga. Lihatlah! Aku telah berhasil menangkap ikan di sungai!" semangat Yang Si Qi.     

"Lekaslah memasak, Si Qi, ada tamu untuk kita!" Liu Ding Han langsung menaruh tasnya, dia lantas menggulung lengan pakaiannya sesiku lalu dia bersiap untuk memasak.     

Yang Si Qi agaknya heran, kemudian dia ikut membantu Liu Ding Han memasak di dapur.     

"Bibi Liu, memangnya siapa yang akan datang? Tamu siapa?" tanya Yang Si Qi bingung.     

"Chen Tao, dia akan datang ke sini, jadi cepatlah memasak," jawab Liu Ding Han lagi.     

Yang Si Qi agaknya terkekeh dengan ucapan darui Liu Ding han itu, kemudian dia menepuk punggung Liu Ding Han dengan tawa renyahnya.     

"Bibi Liu, apa kau lupa ucapan dari Dewa yang datang ke sini dulu? Tempat ini tidak akan pernah bisa ditemukan oleh siluman atau makhluk apa pun selain Dewa tertinggi kerajaan langit. Hanya para Dewa tertinggilah yang akan melihat tempat ini. Chen Tao bukanlah manusia, kemungkinan dia dari bangsa siluman. Bagaimana mungkin bangsa siluman bisa masuk ke sini? Sementara manusia pun tidak mungkin bisa tahu tempat ini."     

Mendengar ucapan dari Yang Si Qi, Liu Ding Han pun agaknya terdiam. Apa yang dikatakan oleh Yang Si Qi adalah benar.     

Liu Ding Han hendak berjalan keluar dari pondok untuk menjemput Chen Liao Xuan. Tapi, kedua langkah kakinta terhnti, saat melihat Chen Liao Xuan ada di depannya sambil membawa sekeranjang buah persik.     

Liu Ding Han tampak mundur, matanya tampak berkaca-kaca, pun dengan Yang Si Qi yang agaknya terkejut dengan kedatangan Chen Liao Xuan.     

Keduanya tahu kalau Chen Liao Xuan memiliki aura hitam. Tapi kenapa dia bisa masuk ke dalam pondok?     

"Tuan Chen, kenapa kau bisa masuk ke sini? Bagaimana bisa kau mengetahui tempat ini?" tanya Yang Si Qi penuh selidik.     

"Aku menemukan tempat ini, tentu saja. Tempat sebesar ini bagaimana aku tidak melihatnya, Nona Yang," jawab Chen Liao Xuan agaknya bingung.     

Liu Ding Han tampak saling pandang dengan Yang Si Qi kemudian keduanya memandang Chen Liao Xuan.     

"Sebenarnya kau ini dari bangsa siluman atau salah satu Dewa tertinggi di langit?" tanya Yang Si Qi lagi. Chen Liao Xuan diam, dia tidak mungkin mengatakan kalau dirinya adalah Raja Iblis kan?     

"Maksudnya?" tanyanya pada akhirnya.     

"Karena tempat ini telah diberikan kekuatan penyegel oleh salah satu Dewa tertinggi, yang katanya selain kami, tidak akan pernah ada manusia, siluman dan makhluk apa pun yang bisa melihat tempat ini kecuali Dewa tertinggi yang bahkan jumlahnya hanya bisa dihitung jari, Tuan Chen."     

Mendengar hal itu Chen Liao Xuan kaget bukan main. Bagaimana bisa dia mengetahui tempat ini?     

"Mungkin karena dulu aku pernah kesini?" jawab Chen Liao Xuan yang agaknya bingung.     

"Itu tidak mungkin, Tuan. Itu adalah hal yang mustahil,"     

Chen Liao Xua pun tak bisa berkata apa-apa, membuat Liu Ding Han agaknua terdiam.     

"Tanda di dadamu itu, dari mana kau mendapatkannya, Tao?" tanya Liu Ding Han pada akhirnya. Chen Liao Xuan pun lagi-lagi hanya terdiam karena dia sendiri tidak tahu apa pun tentang tanda lahir itu. "Kau tahu, naga adalah lambang bagi seorang Putra Mahkota Kerajaan Langit, yang mana ketika dia berada posisi tertinggi dalam ilmunya dia bisa berubah menjadi seekor naga raksasa yang agung. Dan tidak sembarang keturunan Raja Langit yang memiliki tanda itu. Karena tanda itu diberikan sendiri oleh langit pada keturunan yang paling abadi dan yang akan menjadi Raja Langit untuk selamanya,"     

Mendengar hal itu Chen Liao Xuan kembali diam, kalimat terakhir yag diucapkan oleh Liu Ding Han sama persis dengan kalimat yang diucapkan oleh Li Qian Long. Tapi untuk kemudian, Chen Liao Xuan tersenyum mendengar hal itu.     

"Nyonya Liu, kau jangan bercanda. Aku adalah siluman yang paling mengerikan di bangsaku. Dan kau tahu hiasan kepala yang ada di rambutku? Itu tandanya jika pangkatku bukan sembarangan. Jadi bagaimana mungkin, seorang Dewa Tertinggi bahkan seorang Putra Mahkota Langit bisa menjadi sosok yang bodoh dan paling kelam di alam semesta ini. kau jangan bercanda."     

"Tapi, Tao—"     

"Ini adalah buah persik yang aku ambilkan untuk kalian, buatlah manisan atau apa pun, untuk persediaan makan kalian jika sedang sulit mencari makan, dan aku akan sering berkunjung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.