TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Mengintip Takdir -Part 3



Mengintip Takdir -Part 3

0"Tao, bagaimana kau bisa mengambil buah persik ini? Ini buah berada pada wilayan bangsa iblis. Kau akan berada dalam bahaya jika tertangkap oleh mereka," kata Liu Ding Han.     
0

Chen Liao Xuan kembali tersenyum getir, andai saja wanita ini tahu jika dia adalah Raja Iblis. Apa yang akan wanita ini lakukan? Faktanya, Chen Liao Xuan adalah pembunuh suaminya.     

"Tidak apa-apa, Nyonya Liu. Semuanya aman denganku," jawaban itu tampak mengambang.     

Yang Si Qi kemudian berdehem, memandang penampilan Chen Liao Xuan yang tampak gagah. Jubah hitam dengan sulaman naga, dengan hiasan kepala yang menyerupai mahkota benar-benar sangat gagah sekali.     

"Tuan Chen, kau benar-benar tampak gagah sekali. Pakaianmu ini, kau seperti seorang Raja,"     

Liu Ding Han pun memikirkan hal yang sama. Memangnya siapa lagi yang memiliki hiasan kepala itu kalau tidak seorang Raja.     

"Apa benar yang dikatakan oleh Si Qi, Tao?"     

"Itu tidak benar, Nyonya Liu. Mungkin Nona Yang telah keliru. Benar jika aku memiliki kedudukan penting di alamku. Tapi aku bukan seorang Raja," dusta Chen Liao Xuan lagi.     

Yang Si Qi kemudian melirik Liu Ding Han, dia ingin bercakap berdua dengan Chen Liao Xuan. Dan dia harus mencari cara untuk bisa melakukannya.     

"Bibi Liu, kau bilang akan memasak untuk Tuan Chen? Memasaklah, aku akan mengantar Tuan Chen berkeliling tempat kita,"     

"Baiklah, aku akan memasak. Kau tunggu dulu, Tao. Aku akan memasak untukmu," putus Liu Ding Han.     

Chen Liao Xuan kembali ke dapur, kemudian Yang Si Qi memandang Chen Liao Xuan yang memandangnya dengan tatapan anehnya itu.     

"Tuan Chen, bukankah kau merasa ada yang kurang dan hilang dari tempat ini?" tanya Yang Si Qi.     

"Apa?" tanya Chen Liao Xuan. Yang Si Qi tampak menepuk keningnya.     

"Anqier… Liu Anqier tak tampak sama sekali dan kau merasa biasa saja? Tak rindukah kau dengannya, Tuan Chen?"     

Chen Liao Xuan langsung berdehem, kemudian dia memandang Yang Si Qi lagi, berjalan meuju perkebunan yang ada di belakang gubuk, dan disusul oleh Yang Si Qi.     

"Nyonya Liu sudah memberitahuku, kakau Nona Liu kini sedang berlatih seni bela diri," jawab Chen Liao Xuan dengan mimik wajah ragunya.     

"Kau salah, Tuan Chen. Anqier tidak pergi belajar ilmu bela diri,"     

"Lantas?" tanya Chen Liao Xuan lagi. Dia duduk di teras gubuk itu, yang di depannya sudah penuh dengan bunga-bunga, serta sungai kecil yang mengalir di sana dengan sangat indah.     

"Anqier masuk ke dalam banga iblis, dan dia berencana untuk membunuh Emo Shao Ye!"     

"Uhuk!"     

Chen Liao Xuan langsung tersedak mendengar ucapan dari Yang Si Qi, membuat Yang Si Qi langsung mengambil air untuk Chen Liao Xuan.     

"Tuan Chen, kau tidak apa-apa? Kau baik-baik saja? Minumlah," katanya.     

Chen Liao Xuan hanya tersenyum, kemudian dia meminum air yang diberikan oleh Yang Si Qi.     

"Kalau boleh, Tuan Chen. Aku ingin meminta satu hal kepadamu. Kau adalah bangsa siluman, bukan? Tolong carikan Anqier untukku, pastikan dia selamat, jangan biarkan dia mati di tangan Emo Shao Ye. Pastikan dia kembali dengan aman dan selamat, aku mohon kepadamu. Sebab, aku telah berbohong kepada Bibi Liu tentang kepergian Anqier. Aku tidak mau kalau sampai Bibi Liu kehilangan anggota keluarganya untuk yang kedua kalinya."     

Chen Liao Xuan tampak menelan ludahnya, kemudian dia mengangguk pelan. Dia akan memastikan keselamatan Liu Anqier, tentu saja. Tapi Chen Liao Xuan juga tidak tahu, apakah yang lainnya mampu menjaga Liu Anqier untuknya.     

"Baiklah, Nona Yang. Aku akan mencoba mencari Nona Liu untukmu,"     

"Oh ya, satu lagi," Yang Si Qi langsung masuk ke dalam lagi, kemudian dia mengambil sebuah kertas yang di sana ada sebuah tulisan. "Ini adalah surat yang dibuat oleh Anqier, yang aku temukan beberapa waktu yang lalu. Dan ternyata surat ini ditujukan untukmu. Ini adalah milikmu yang tak tersampaikan, Tuan Chen. Dan percayalah aku tak membaca surat itu. Aku hanya memaca namamu di balik surat ini. Bawalah bersamaku, agar setidaknya Anqier merasa jika persaannya telah tersampaikan."     

"Apa maksudmu, Nona Yang?" tanya Chen Liao Xuan yang agaknya tak mengerti.     

"Aniqier telah jatuh hati kepadamu, Tuan Chen. Apa kau tak bisa melihat rasa cinta yang mandalam itu dari dalam mata indahnya itu? Bahkan dia terus melamun setiap malam setelah kepergianmu itu."     

Mendengar hal itu, Chen Liao Xuan tampak tersenyum getir. Cinta? Chen Liao Xuan tahu jika yang dicintai Liu Anqier bukanlah sosoknya seutuhnya. Tapi, Chen Tao, sosok ramah tamah yang baik hati di mata Liu Anqier.     

"Percayalah, perasaannya telah keliru. Dia hanya akan merasa kecewa jika jatuh hati denganku."     

"Namun begitu, hati tetaplah hati. Dia sangat murni dan tak mampu didustai, terlebih Anqier adalah gadis murni yang memiliki separuh kekuatan Dewa. Sekali dia jatuh hati, maka selamanya dia tidak akan pernah melepaskan orang yang dia cintai,"     

Chen Liao Xuan memandang Yang Si Qi, matanya tampak nanar, untuk kemudian dia kembali menundukkan kepalanya lagi. Untuk kemudian, Yang Si Qi pergi menemani Liu Ding Han memasak, dan Chen Liao Xuan pun membuka surat dari Liu Anqier itu.     

Chen Tao, ada banyak hal yang ingin kusampaikan kepadamu namun aku ragu….     

Dan raguku telah membuatku berpisah denganmu untuk selamanya….     

Pohon persik di rumahku, seolah tengah menyambut kedatanganmu….     

Dia mekar dengan begitu indah saat kau berada di kediamanku….     

Padahal biasanya, jangankan bermerkaran dengan kelopak-kelopaknya yang jatuh….     

Bahkan selama aku hidup pohon itu nyaris tak berbunga sama sekali….     

Entah kenapa aku selalu mengingat dengan jelas,     

Saat aku hendak mengantarkan buah ke kamarmu, kau berdiri dengan begitu mempesona di bawah pohon persik yang bunganya sedang berguguran itu….     

Rambut hitam legammu tampak menjuntai panjang dan indah, bergerak seirama semilir angina yang membawa kelopak-kelopak bunga persik itu terbang….     

Wajahmu yang secantik sinar rembulan pada bulan purnama, bahkan indahnya nyaris tanpa celah….     

Chen Tao, aku nyaris tak pernah bisa melupakan waktu di mana kau menggenggam tanganku di perbatasan Kota Han itu….     

Aku tak pernah melupakan saat kau merengkuhku dengan wajah khawatirmu itu….     

Terlebih, aku tak pernah bisa melupakan saat kau membawaku terbang ke atas pohon persik yang berbunga, dan kau menciumku di sana….     

Chen Tao, itu adalah ciuman pertamaku….     

Dan kau juga cinta pertamaku….     

Chen Liao Xuan tampak tersenyum kecut, air matanya menetes di atas surat cinta itu. Dia merasa telah menghancurkan hati Liu Anqier, terlebih saat Liu Anqier tahu siapa dia yang sesungguhnya.     

"Aku tak pantas untuk cintamu yang tulus, Nona Liu. Tapi aku juga tahu, jika aku tak bisa untuk melepaskanmu. Lantas, apa yang harus aku lakukan untuk tetap membuatmu berada di sisiku tanpa rasa dendammu kepadaku itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.