TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Pengakuan Tanpa Kata -Part 3



Pengakuan Tanpa Kata -Part 3

0"Dayang Liu, ada kalanya seorang laki-laki memiliki emosi terhadap wanita. Itu bukan berarti jika laki-laki tersebut membenci wanita itu. Bisa jadi, jika dia telah kecewa, atau bahkan ingin wanitanya paham kalau yang diinginkan adalah dirinya."     
0

Liu Anqier menoleh, dia kemudian mengusap wajahnya dengan kasar, memaksa seulas senyum kepada Li Zheng Xi kemudian dia memberikan hormat.     

"Jujur, ada banyak tanya di otakku untukmu, juga untuk Yang Mulia Raja. Pertanyaan yang pertama adalah, bagaimana bisa Raja Iblis tertarik oleh manusia sepertimu. Namun ketika melihat kecantikanmu, mungkin saja Yang Mulia terpikat karena itu. Namun jika menilik kalau Yang Mulia telah membunuh ayahmu itu sangat lain ceritanya, Dayang Liu. Karena sepertinya maksudmu datang ke sini adalah kurang baik,"     

Liu Anqier masih diam, dia tak membalas apa pun ucapan daru Li Zheng Xi. Membuat Li Zheng Xi mengulum senyum.     

"Dan yang kedua, tentang kekuatanmu itu. Aku benar-benar sangat penasaran. Kenapa kau dan Yang Mulia harus menyatu agar kekuatanmu bekerja kepadanya? Seolah kalian telah memiliki ikatan sebelumnya. Aku hanya khawatir akan satu hal, Dayang Liu. Jangan sampai kau adalah sosok dari masa lalu Yang Mulia Raja di kehidupannya terdahulu, sebab kalau iya, aku yang akan menyingkirkanmu langsung."     

Liu Anqier tampak kaget bukan main, dia memandang Li Zheng Xi dengan tatapan ketakutan yang luar biasa. Ternyata, sosok yang dia kira selama ini tenang dan lembut. Memiliki sisi yang sangat luar biasa.     

"Hamba tidak mengerti dengan yang Penasihat Li ucapkan," kata Liu Anqier kemudian.     

Li Zheng Xi tersenyum, dia langsung membuka kipasnya, memandang Liu Anqier dengan sangat ramah.     

"Untuk sekarang kau sangat dibutuhkan oleh Yang Mulia, jadi aku mendukungmu seutuhnya untuk bersama dengan Yang Mulia. Namun, jika kedatanganmu hanya untuk menggoyahkan tujuan Yang Mulia Raja untuk tetap menjadi Raja nomor satu di negeri ini, aku tidak segan-segan untuk menyingkirkanmu, Dayang Liu."     

Liu Anqier tampak tersenyum kaku, kemudian dia memilih untuk pergi dari sana. Berjalan masuk ke dalam dapur istana. Menaruh hidangan yang tak disentuh oleh Chen Liao Xuan.     

"Dayang Liu, apakah ada masalah?" tanya Jiang Kang Hua yang ternyata dia ada di sana juga.     

Liu Anqier mengulum senuum, bahkan sisa air matanya masih tampak jelas di pipinya. Jiang Kang Hua berjalan mendekat, kemudian dia mengusap ujung mata Liu Anqier.     

Liu Anqier tekesiap, matanya tampak memandang Jiang Kang Hua yang telah memandangnya sedari tadi.     

"Apakah menjadi Dayang kamar Emo Shao Ye sangat menyakiti hatimu?" tanya Jiang Kang Hua.     

Hati Liu Anqier bergetar, hingga Jiang Kang Hua langsung merengkuh tubuh Liu Anqier. Tanpa mereka sadari, di ujung sana, ada sosok yang menyaksikan kejadian itu.     

Sosok itu adalah… Chen Liao Xuan.     

******     

"Jadi, di mana Dayang Liu itu berada?" tanya Wu Chong Ye kepada Lim Jingmi. Keduanya sedang beradu kasih di atas ranjang, Lim Jingmi memberikan layanan terbaiknya kepada Wu Chong Ye.     

"Dia berada di dalam kediaman Yang Mulia Raja, Pangeran Wu. Percayalah, dia sangat menyukai menjadi Dayang kamar Yang Mulia."     

"Aku memiliki sebuah rencana, Dayang Lim. Tapi kau harus membantuku untuk itu," Wu Chong Ye kini mengangkat tubuh Lim Jingmi sampai berada di pangkuannya. Kemudian, dada besar Wu Cong Ye langsung dia kulum dengan sangat rakuas.     

"Segalanya, Pangeran Wu… segalanya akan hamba lakukan untuk Anda," Lim Jingmi mengerang penuh kenikmatan, atas apa yang dilakukan Wu Chong Ye kepadanya.     

"Bawa Selir Liu ke sini, aku ingin menodai Dayang kamar milik Emo Shao Ye. Agar dia tahu bagaimana rasanya tidur dengan Dayang yang telah aku tiduri,"     

Wu Chong Ye sudah tak sabar dengan rencananya itu, dia ingin membuat Chen Liao Xuan merasa tercoreng karena ini. Dengan tawa yang menggelegar dia terus menghujam Lim Jingmi. Sehingga Dayang itu langsung limbung karena tak bisa mengimbangi kekuatan Wu Chong Ye.     

Di sisi lain, Liu Anqier tampak kembali memberikan hidangan kepada Chen Liao Xuan. Wajah Raja itu tampak pucat pasi sekarang. Liu Anqier yakin jika Chen Liao Xuan tidak memakan apa pun semalaman dan sampai detik ini. Entah apa yang ada di otak rajanya itu.     

"Yang Mulia, makanlah meski sesuap…," kata Liu Anqier mencoba untuk merayu Chen Liao Xuan. Tapi Chen Liao Xuan tak mengatakan apa pun. "Hamba akan menyuapi Yang Mulia," Liu Anqier berdiri, sambil mengambil makanan pada sendok yang terbuat dari emas itu. Dia hendak memyuapi Chen Liao Xuan yang berdiri di pintu belakang kediamannya. Tapi makanan yang baru dia ambil dan mau dia suapkan kepada Chen Liao Xuan itu ditepis dengan kasar.     

Mata Liu Anqier tampak nanar, dia memandang Chen Liao Xuan dengan wajah kesalnya. Tnagannya kini menarik lengan Chen Liaoa Xuan untuk memandang wajahnya.     

"Sebenarnya maumu itu apa, hah? Aku telah berusaha menyingkirkan rasa benciku kepadamu dengan berbuat baik dan membuatkamu hidangan setiap hari! Aku selalu membuat hidangan untukmu dengan sepenuh hati! Tapi, saat hidangan itu di sini. Semua yang kulakukan seperti percuma! Semuanya seperti sia-siaa belaka dan aku tidak tahu kenapa semuanya menjadi seperti ini! Jika kau tak ingin makan, maka berhentilah menyuruhku untuk membawakanmu makanan. Maka aku akan menyibukkan diri di kamar dari pada membuang waktuku untuk memasakkanmu."     

"Lalu kau akan bersama dengan Panglima Jiang dan kalian akan berduaan seharian?" kata Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

Liu Anqier tampak menyeringai, dia kemudian mengusap air matanya debgan kasar, mengangguk kemudian menjawab dengan tegas.     

"Ya, aku akan menghabiskan seluruh siang dan malamku dengan Panglima Jiang," jawabnya.     

Liu Anqier hendak pergi, tapi Chen Liao Xuan langsung menahannya. Menarik tubuh Liu Anqier sampai tubuh itu berada di atas ranjangnya. Chen Liao Xuan mencium bibir Liu Anqier, tangannya tampak membelai tubuh Liu Anqier. Bibirnya mulau terbuka berusaha untuk menarik perhatian Liu Anqier. Dia ingin memuntahkan semua rasa kesal, dan panas yang ada di dadanya. Hingga akhirnya, air mata Liu Anqier mengalir, kedua tangannya langsung melingkar pada leher Chen Liao Xuan. Untuk kemudian dia membuka mulutnya, sehingga bibir Chen Liao Xuan memanggut bibirnya, menyesapnya dengan penuh cinta, dam memainkan lidah mereka.     

Tanpa basa basi, Chen Liao Xuan membuka pakaian Liu Anqier, dan dia pun melakukan hal yang sama. Hingga akhirnya bibir Chen Liao Xuan turun, menciumi leher hingga dada milik Liu Anqier. Liu Anqier melengku, dadanya membusung ke atas dengan sangat nyata, tapi dengan lembut Chen Liao Xuan menekan tubuh itu, kemudian tangannya tampak aktif pada milik Liu Anqier.     

Liu Anqier tak pernah mengerti, kenapa dirinya bisa sampai seperti ini. Terasa sesak jika Chen Liao Xuan bersikap dingin kepadanya, dan seola merindukan sentuhan dari jemari serta bibir manis milik Chen Liao Xuan.     

Liu Anqier menangkap wajah milik Chen Liao Xuan, kemudian air matanya kembali mengalir. Membuat rahang Chen Liao Xuan mengeras.     

"Kenapa… kenapa harus kau yang membunuh ayahku,"     

Liu Anqier menarik wajah Chen Liao Xuan, kemudian dia melumat bibir Chen Liao Xian. Hingga akhirnya dia tampak menahan napas, saat milik Chen Liao Xuan masuk pada miliknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.