TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Pengakuan Tanpa Kata -Part 4



Pengakuan Tanpa Kata -Part 4

0Jiang Kang Hua, tampak tertegun, saat dia masuk ke kamar Chen Liao Xuan. Melihat rajanya bercumbu dengan Liu Anqier di atas ranjang, sedikit membuatnya terdiam dengan rasa aneh yang ada di dadanya. Matanya bahkan tak bisa mengerjap untuk sesaat. Namun kemudian, dia langsung menundukkan pandangannya, dan memberi hormat kepada rajanya itu.     
0

Ya, seharusnya dia menyuruh prajurit yang berjaga di kamar rajanya untuk memberitahukan kedatangannya. Karena rajanya kini telah memiliki Dayang kamar. Kenapa Jiang Kang Hua tak paham dengan hal ini sama sekali? Dia malah menerobos masuk tanpa permisi dengan cara kurang ajar seperti ini.     

"Maaf, Yang Mulia," kata Jiang Kang Hua, yang berhasil membuat Chen Liao Xuan memandang Jiang Kang Hua dengan tatapan tak sukanya.     

Chen Liao Xuan lantas menurunkan tirai kamarnya, hingga kamar itu tertutup sempurna. Tampak seluet Liu Anqier yang duduk sambil memegangi selimut untuk menutupi dadanya.     

Chen Liao Xuan yang telanjang dada itu pun duduk, memiringkan wajahnya memandang Jiang Kang Hua yang baru saja masuk ke kamarnya.     

"Ada apa?" tanya Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

"Maaf, jika hamba mengangguk kesenangan Yang Mulia. Tapi, Pangeran Wu sedang bertingkah lagi, Yang Mulia. Balai latihan kita untuk para prajurit telah diambil alih. Bahkan, sebagian prajurit kita entah kenapa tiba-tiba mengikuti semua perintahnya. Sepertinya, separuh dari kekuatan militer kita telah diakuisi oleh Pangeran Wu. Bahkan sekarang, para petinggi kerajaan yang mendukung Yang Mulia tampak beradu pendapat dan saling menghunuskan pedang. Hamba khawatir akan terjadi pertumpahan darah. Terlebih jika Kasim Agung Cheng mengetahui akan hal ini, Yang Mulia. Dan jika masalah internal ini sampai bocor keluar, hamba khawatir para bangsa siluman lain akan menggunakan kelemahan ini untuk menyerang kita. Dengan cara bersekongkol dengan Pangeran Wu untuk menghancurkan Yang Mulia,"     

Chen Liao Xuan lantas mengambil pakaiannya, kemudian dia memakainya dan berdiri. Sambil dibantu oleh Jia Kang Hua lantas dia menggunakan jubah kebesarannya dan mengenakan mahkota keberasannya.     

Dia melirik pada Liu Anqier yang memandangnya di bali tirai itu, untuk kemudian dia memandang Jia Kang Hua lagi.     

"Keluarlah dulu, aku akan menyusul," perintahnya.     

"Baik, Yang Mulia," dengan patuh Jiang Kang Hua pun keluar dari kamar Chen Liao Xuan.     

Chen Liao Xuan kembali mendekat ke arah ranjangnya, kemudian dia menyibak tirai yang menutupi ranjangnya itu, dia memandang Liu Anqier yang sudah memandangnya dengan tatapan bingungnya itu. Sambil mendekatkan wajahnya, Chen Liao Xuan mencium bibir Liu Anqier. Mata keduanya terpejam, untuk kemudian keduanya membuka mata dengan serempak, tatapan mereka benar-benar sulit untuk diartikan.     

"Aku pergi dulu," pamit Chen Liao Xuan. Kemudian dia berjalan keluar dari kamarnya.     

Sementara Liu Anqier hanya bisa diam, untuk kemudian air matanya mengalir begitu saja di pipi. Tangan kanannya masih menggenggam belati miliknya, tapi sampai dia bercinta dengan Chen Liao Xuan berkali-kali, belati itu sama sekali tak ia gunakan untuk menikam Chen Liao Xuan.     

Dia langsung menyembunyikan wajahnya pada lututnya. Punggungnya yang polos tampak bergetar hebat.     

"Dayang Liu," Liu Anqier langsung mendongak, saat dia mendengar suara dari Zhao Mimi. Tirai itu terbuka sempurna, Liu Anqier agaknya malu dengan kondisinya sekarang.     

"Maafkan hamba Kepala Dayang Zhao. Hamba—"     

"Yang Mulia telah memperintahkanku dan juga Kepala Dayang Zhang untuk melayanimu di sini. Jadi ikutlah denganku, aku dan Kepala Dayang Zhang akan merawat tubuhmu."     

"Tapi, Kepala—"     

"Sudahlah, Dayang Liu. Apa yang salah dengan itu? Jangan pernah merasa tidak pantas atau apa pun. Sebagai Dayang kamar Yang Mulia Raja, ini adalah hak istimewamu,"     

Liu Anqier pun akhirnya menurut, takut-takut dia berjalan mengikuti langkah dari Zhao Mimi dan Zhang Hana.     

"Kepala Dayang Zhao, apa tidak apa-apa jika aku mandi di kamar mandi milik Emo Shao Ye?" tanyanya lagi. Ini adalah bilik mandi seorang Raja, bagaimana mungkin dia berani untuk masuk ke dalam sini. Meskipun beberapa waktu yang lalu rajanya itu mengajaknya melakukan hubungan intim di tempat ini.     

"Karena Yang Mulia sendiri yang meminta, jadi tidak akan jadi masalah, Dayang Liu."     

Liu Anqier masuk ke dalam, dia agaknya teregun. Pemandangan yang dia lihat beberapa waktu lalu agaknya berubah. Kini suasananya benar-benar tampak indah.     

Liu Anqier masuk ke dalam kolam mandi air hangat itu, membuat Zhao Mimi dan Zhang Hana mulai membatunya mandi. Memijatnya, dan memberinya lulur rempah dan dari beberapa sari bunga yang harum sekali. Rambutnya diasapi dengan wangi-wangian serupa.     

Zhao Mimi dan Zhang Hana tampak tertegun melihat bekas-bekas percintaan antara Liu Anqier dengan Chen Liao Xuan. Tidak seperti dengan Selir-Selir lain. Tanda-tanda itu benar-benar nyaris tanpa luka. Semuanya adalah tanda-tanda cinta, yang seolah mereka melakukannya atas dasar suka sama suka.     

"Dayang Liu, sepertinya Yang Mulia memperlakukanmu dengan sangat lembut," kata Zhao Mimi. Dia tampak tersenyum memandang Zhan Hana dengan senyuman yang sama.     

"M… maksudnya?" tanya Liu Anqier bingung. Wajahnya kembali bersemu merah, kemudian dia menundukkan wajahnya dalam-dalam.     

"Apakah kau malu, Dayang Liu?" goda Zhang Hana. "Maka, biasakan dirimu mulai dari sekarang,"     

"Kepala Dayang Zhao, Kepala Dayang Zhang, kenapa kalian pandai sekali membuatku malu," protes Liu Anqier kemudian.     

Keduanya kini terkekeh, lalu menghela napas panjang mereka sambil masih merawat tubuh dari Liu Anqier.     

"Dayang Liu, selama ini Yang Mulia seolah enggan menyentuh istri-istrinya. Dia melakukan hubungan suami istri dengan Selir Cheng pun karena Ayah Selir Cheng merupakan Kasim Agung yang memiliki kedudukan tertinggi di sini. Sikap cakap dan pintar dari Selir Cheng memang membuat Yang Mulia antusias, karena dia merasa telah memiliki teman dengan pemikiran yang sama. Namun demikian, kami juga melihat jika julukan Selir kesayangan Raja agaknya sedikit berlebihan. Sebab setiap kali mereka melakukan hubungan badan Chen Liao Xuan tampak tak sepenuhnya menikmatinya. Bisa dibilang hanya sekadar penyaluran dari nafsunya semata. Bahkan setiap kami melayani Selir Cheng setelah melakukan hubungan itu dengan Yang Mulia, kami melihat banyak sekali luka di tubuhnya. Atau entah karena Selir Cheng dan Selir lainnya adalah dari bangsa iblis sementara kau dari bangsa manusia. Akan tetapi kurasa bagi seorang Emo Shao Ye, dia tidak akan pernah peduli, wanita itu manusia atau iblis pasti dia akan melakukan hal yang sama. Sebab saat malam pengantin dari selir lainnya pun, ada beberapa Selir yang sampai menangis karenanya,"     

"Dan satu lagi, Dayang Liu. Setelah malam pengantin itu, Yang Mulia Raja tidak menyentuh para Selir itu lagi sampai detik ini," imbuh Zhao Mimi.     

Liu Anqier tampak diam, dia tak bisa mengatakan apa-apa sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.