TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

SSRI -Part 2



SSRI -Part 2

0 Lama, Liu Ding Han memandang Chen Liao Xuan. Seolah, dia sedang mengamati, apa yang membuatnya agaknya aneh dengan sosok di depannya ini.     
0

"Kau tak memiliki aura hangat seperti manusia, Tao. Kau tahu, setiap manusia yang hidup dan bernapas yang ada di bumi ini mereka memiliki aura hangat yang terlihat jelas di sekitar tubuhnya. Kau dingin, dan putih, semuanya bercampur menjadikan auramu tak terdeteksi. Sebenarnya kau ini dari alam apa? Apa benar kau manusia? Atau kau adalah makhluk abadi? Sebab, dari wajah tampan dan perawakanmu, kau seperti bangsa rubah, yang memiliki ketampanan dan kecantikan abadi. Atau kalau tidak, kau adalah seorang Dewa yang dikutuk oleh Dewa tertinggi sehingga bisa berada di dunia ini?"     

Mulut Chen Liao Xuan terkatup sempurna. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Liu Ding Han.     

Bagaimana dia bisa menjawab? Bahkan, dia bukanlah bagian dari apa pun yang disebutkan oleh Liu Ding Han. Dia adalah bangsa iblis, dan lebih dari itu adalah, dia merupakan pimpinan tertinggi dari bangsa iblis. Yaitu, Raja Iblis.     

Tapi, kenapa wanita paruh baya ini tahu kalau dia tak memiliki aura hangat seperti manusia? Padahal, Chen Liao Xuan menutupi aura kematian tubuhnya dengan sangat sempurna. Pasti, Ibu dari Liu Anqier bukanlah orang sembarangan.     

"Aku—"     

"Tidak perlu kau jawab…," potong Liu Ding Han. Chen Liao Xuan langsung terdiam. "Kau telah menyelamatkan putriku. Jadi kau telah berjasa pada keluarga kami. Aku akan menutupi identitasmu di depan Anqier."     

Chen Liao Xuan pun mengangguk kaku, kemudian dia dipersilakan untuk berjalan ke rumah keluarga Liu.     

"Aku dan ayahnya sangat menjaga Anqier sejak dari kecil. Sejak lahir dia memiliki keistimewaan yang bahkan kami tidak tahu itu apa," cerita dari Liu Ding Han pada akhirnya.     

"Apakah itu tentang cahaya yang keluar dari dalam tubuhnya?" tebak Chen Liao Xuan. Liu Ding Han pun agaknya kaget, kemudian dia memandang pemuda berparas tampan yang tinggi jangkung itu.     

"Dari mana kau tahu, Tao? Apakah dia dalam keadaan bahaya saat kau menolongnya?" panik Liu Ding Han pada akhirnya.     

Chen Liao Xuan pun menggeleng, kemudian dia mulai mengingat kembali hal yang sebenarnya terjadi.     

"Waktu itu, akulah yang terluka parah. Dia yang menyelamatkanku saat aku kalah dalam sebuah pertempuran. Aku hampir mati, lalu dia memberikan sari abadi atau apa pun itu aku tak tahu. Tentu, kau juga tahu jika ramuan semacam itu tidak akan berguna untukku. Tapi anehnya, saat tanganku tak sengaja menyentuhnya, cahaya dari dalam tubuhnya mulai tampak nyata. Kemudian aku memeluknya, karena ingin mengembalikan tenagaku. Dan ternyata benar adanya, kekuatan dari dalam tubuhnya telah menyembuhkanku."     

Liu Ding Han agaknya terkejut mendengar hal itu. Bahkan, ini adalah kali pertama dia mengetahui jika keajaiban yang dimiliki oleh putrinya bisa memberikan efek kepada orang lain. Sebab selama yang dia tahu, cahaya itu tidak akan berguna sama sekali kepada siapa pun. Selain kepada diri Liu Anqier sendiri.     

"Jadi, maafkan aku. Tubuh putrimu jadi lemah mungkin karena dia telah kehabisan energi untuk menolongku. Kau tahu, aku bukan dari bangsa kalian. Proses penyembuhanku pasti membutuhkan tenaga yang jauh lebih besar dari kalian."     

"Tapi, Tao, kesinilah…," ajak Liu Ding Han kepada Chen Liao Xuan. Keduanya tampak duduk di dalam salah satu pondok pengobatan milik keluarga Liu. Bahkan, asap mengepul dari perapian yang di atasnya sedang ada sebuah teko yang berbahan dasarkan keramik. Aromanya yang khas membuat hidung Chen Liao Xuan agaknya tak cukup kuat mengendus itu. "Kau tahu, aku baru mendengar hal semacam ini darimu. Selama ini, aku dan ayahnya berusaha mencari cahaya apa yang ada di dalam tubuh putri kami. Dia bisa menyembuhkan dan melindungi diri Anqier dengan sangat sempurna. Akan tetapi, kami pernah menyobanya kepada manusia, bahkan dari salah satu bangsa siluman sekalipun. Tapi kekuatan Anqier sama sekali tak berfungsi kepada mereka. Lalu, bagaimana bisa denganmu kekuatan itu bisa berguna. Kau bisa menjelaskan hal itu, Tao?"     

Chen Liao Xuan hanya bisa apa, dia sama sekali tak tahu harus menjawab apa ucapan dari Liu Ding Han ini. Fakta kekuatan Liu Anqier yang bisa menyembuhkan lukanya pun dia baru tahu. Terlebih dengan kekuatan aneh itu.     

"Dengar, dulu… suamiku pernah bertapa demi untuk mendapatkan jawaban ini. Hingga akhirnya, seorang Dewa tertinggi di langit datang. Dewa itu mengatakan jika, yang ada di dalam diri putriku sebenarnya bukanlah kekuatan. Akan tetapi, separuh hal yang paling penting di alam semesta ini yang tetap berada di tubuhnya selama dia terus reinkarnasi dan sebelum dia bertemu dengan takdirnya. Dan saat suamiku bertanya bagaimana cara putri kami bisa bertemu dengan takdirnya. Ada sebuah tanda yang sangat nyata di alam semesta. Tepat di malam mereka bersatu, di malam itu pula cahaya yang ada di dalam tubuh putri kami akan menyatu dengan cahaya di dalam tubuh takdirnya. Sebab, sebenarnya keduanya memiliki setengah dari hal itu. Dan cahaya itu menembus sampai ke istana langit."     

Chen Liao Xuan kaget luar biasa mendengar hal itu. Ucapan yang dikatakan oleh Liu Ding Han, langsung membuat telinganya berdengung menyakitkan. Pandangannya menjadi nanar, sampai-sampai dia nyaris ambruk di tempat.     

Dengan cepat, Liu Ding Han menangkap tubuh Chen Liao Xuan. Wajah paniknya melihat sosok yang ada di depannya ini hampir ambruk benar-benar sangat nyata.     

"Kau kenapa, Tao? Apakah kau belum pulih benar?" tanya Liu Ding Han. Chen Liao Xuan pun menggeleng, dia tampak menahan diri agar tidak disentuh lagi oleh Liu Ding Han.     

"Tidak. Hanya saja, ucapanmu membuat otak dan telingaku tiba-tiba sakit," jawabnya kemudian. Dia lalu bangkit dari duduknya. Lalu pergi sendirian.     

Sementara Liu Ding Han hanya bisa terdiam. Dia benar-benar merasa aneh dengan sosok ini. Lalu, otaknya seolah ditarik kembali di malam terakhir suaminya masih bernapas waktu itu.     

"Ding Han, ada yang ingin aku katakana kepadamu. Sebelum aku mungkin mati atau pergi entah ke mana," suara suaminya terdengar lirih, sambil meracik beberapa obat dia mulai merancau dengan nada yang tak karuan.     

"Kenapa seorang tabib suci sepertimu selalu bicara mengada-ada. Apakah kau pikir, kau mengetahui kapan ajalmu datang, Ming Tse?"     

Liu Ming Tse tampak tersenyum samar, lalu dia memandang paras cantik istrinya yang sedang memilah-milah tumbuhan yang baru saja dia selesai keringkan itu.     

"Ketahuilah, aku lebih hebat dari kamu…," ledeknya. Istrinya langsung tersenyum. "Kelak, jika putrimu bertemu dengan seseorang yang tak dikenal. Kau bisa mencaritahu tentang hal ini, untuk mengetahui apakah dia merupakan takdir putrimu atau tidak. Tepat di dada sebelah kanan sosok itu, kabarnya ada lambang naga berwarna putih keemasan. Namun jika sampai kau hidup tak menemui sosok seperti itu. Mungkin saja, takdir dari putri kita ada di kehidupannya yang akan datang. Lagi pula, sebentar lagi Anqier akan menikah dengan putra dari Panglima Lin. Tapi, tidak ada salahnya untuk berjaga-jaga, bukan? Setidaknya untuk memastikan, sebenarnya apa yang terjadi kepada putri kita,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.