TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

SSRI -Part 4



SSRI -Part 4

0Anqier tampak bersenandung sambil menyisir rambut panjangnya di balik cermin. Dia terus tersenyum tak jelas mengingat apa yang terjadi tadi. Kemudian, dia menyentuh bibirnya. Membuatnya kembali tersenyum dengan sempurna. Untuk kemudian, dia menggelengkan kepalanya. Hingga sahabatnya—Yang Si Qi datang, bertopang dagu tepat di depan Anqier bercermin.     
0

"Apa yang terjadi? Kenapa tingkahmu seperti orang yang tengah jatuh cinta, Anqier?!" selidik Yang Si Qi.     

"Oh, tidak! Siapa yang bilang seperti itu, Nona Yang!" elak Anqier. Menarik tubuhnya kemudian dia meletakkan sisirnya itu. Memberi pemerah di bibir serta pipinya, kemudian dia kembali tersenyum.     

"Kau sedang berdandan, Nona Liu. Dan kau tak bisa membohongiku kalau kau sekarang sedang jatuh cinta, apa kau paham?"     

Anqier langsung beranjak dari tempatnya duduk, sambil mengelus rambut panjangnya dia memalingkan wajahnya dari sahabatnya. Kemudian, dia tampak mengulum senyum manisnya.     

"Jangan bilang jika pemuda itu adalah Chen Tao?" tebak Yang Si Qi, yang berhasil membuat Anqier nyaris tersedak karenanya.     

"Apa kau gila?" ucapnya kemudian, masih mengelak tentang rasa yang sudah mulai merayap di hatinya.     

"Kaulah yang gila, Nona Liu. Apa kau tak ingat jika kau telah memiliki seorang jodoh dan kalian akan menikah? Kepala polisi kerajaan, yaitu Tuan Lin Qian Long. Kau harus tahu itu, Nona Liu!"     

Mendengar hal itu, Anqier tampak terdiam. Iya, dia tahu, jika dia sudah menjadi milik Lin Qian Long. Meski dia sendiri masih belum bertemu dengan sosok itu. Tapi perjanjian pernikahan itu sudah berlangsung bahkan saat ayahnya hidup dulu.     

Anqier kemudian terdiam, senyum merekah di bibirnya langsung pudar begitu saja. Dia harus menghadapi kenyataan. Sebagai seorang putri dari tabib suci yang dulu pernah bekerja pada kerajaan dia tak boleh mengecewakan dan mencoreng nama orangtuanya di depan banyak orang. Terlebih, calon suaminya adalah petinggi kerajaan yang tidak main-main. Seharusnya dia merasa bangga, karena bisa dipinang oleh petinggi kerajaan seperti Lin Qian Long. Padahal yang lain belum tentu memiliki kesempatan yang sama seperti apa yang dia peroleh.     

"Si Qi, apakah makan malamnya sudah siap? Jika belum, aku ingin membantu Ibu," putus Anqier. Dia hendak pergi, tapi tangannya ditarik oleh Yang Si Qi. Membuatnya berhenti melangkah, kemudian memandang sahabatnya dengan senyum yang kaku.     

"Aku mohon, jangan pernah jatuh hati kepada laki-laki misterius itu, Anqier. Terlepas kau telah memiliki jodoh atau apa pun itu. Apa kau tak merasa, jika laki-laki itu benar-benar misterius dan aneh? Bahkan, berada di dekatnya saja membuatku merinding. Aura kematian terasa sangat tajam dari tubuhnya,"     

Anqier hanya mengangguk, kemudian dia keluar dari kamarnya. Kemudian, matanya kembali terpaku, pada sebuah kamar yang berhadap-hadapan dengan kamarnya. Sosok itu kini sudah berganti baju, sebuah jubah berwarna putih dengan hiasan rambut berwarna senada benar-benar membuatnya tampak begitu sempurna. Laki-laki itu tampak memejamkan matanya, untuk kemudian, pandangannya tertuju kepada Anqier.     

Betapa gugup Anqier ketika dia tertangkap basah melihat diam-diam Chen Liao Xuan. Dia langsung menunduk dan bergegas menuju tempat ibunya memasak.     

Sementara Chen Liao Xuan hanya bisa menelan ludahnya, sambil memandang Anqier yang pergi dari hadapannya. Jika gadis kecil itu tahu apa yang telah ia perbuat kepadanya malam itu, dan andai gadis kecil itu tahu siapa dirinya. Apakah tatapan itu masih akan tetap sama?     

Chen Liao Xuan tersenyum getir. Semua rasa mulai bergemuruh aneh di dadanya. Dan yang paling aneh atas semua ini adalah, dirinya sendiri.     

Dia adalah Raja Iblis, kenapa dia harus berada di sini? Pura-pura menjadi manusia dan ikut dengan Anqier ke rumahnya. Seharusnya dia kembali ke alamnya, terlebih kenapa dia bisa melakukan hubungan tak wajar dengan manusia? Kenapa perasaannya aneh ketika melihat Anqier? Chen Liao Xuan benar-benar tak paham dengan dirinya sendiri. Bukankah dia seorang iblis? Seharusnya dia tak perlu memiliki perasaan seperti ini? Perasaan lemah seperti manusia dan itu sangat menjijikkan sekali.     

Lagi, dia menengadahkan wajahnya ke atas. Rembulan sudah mulai tampak, warna merah mulai menyelimuti langit itu. Sebentar lagi, ya… sebentar lagi dia harus kembali ke alamnya, atau jika tidak, kerajaannya akan porak-poranda, dan semua pengikutnya akan sirna.     

*****     

Setelah jamuan makan malam yang diberikan oleh keluarga Liu. Malam ini, Liu Ding Han menyuruh Chen Liao Xuan, Anqier beserta Yang Si Qi untuk ke kota. Dia memerlukan beberapa bahan ramuan obat yang penting, dan itu hanya dijual di pusat kota Han. Dan jika tidak dibeli sekarang, takutnya barang itu akan habis. Mengingat barang itu adalah barang yang sangat langka, yang dibawa oleh salah satu pedagang dari Negeri Sakura. Terlebih, mumpung ada Chen Liao Xuan, laki-laki yang menurut Liu Ding Han bisa melindungi dua gadis kecil yang tengah menjalankan tugasnya itu.     

Dan tak ada alasan untuk menolak, Chen Liao Xuan menyetujui sebagai ucapan terimakasihnya atas makanan yang diberikan oleh Liu Ding Han kepadanya. Padahal jelas, dia tak paham dengan jenis-jenis makanan yang terpaksa ia makan itu.     

Sekarang, dia sedang berjalan sambil mengikat kedua tangannya di belakang punggung. Di belakang dua wanita belia yang tengah sibuk menikmati indahnya kota Han. Ramainya kota di malam ini agaknya sangat menyejukkan mata mereka. Meski semuanya tampak berbeda bagi Chen Liao Xuan.     

"Hey, Anqier… kau memiliki kalung bagus. Beli di mana? Kenapa aku tak pernah melihat kalungmu ini sebelumnya?" tanya Yang Si Qi. Chen Liao Xuan hanya melirik sekilas, ketika Anqier melihatnya, memegang kalung itu kemudian Anqier tersenyum manis.     

"Ya, salah satu benda terbaik yang kupunya," jawabnya ambigu.     

Dan tak lama setelah itu, sebuah keributan membuat semua orang yang ada di sana berteriak dan kalang-kabut. Menepikan diri mereka masing-masing dari jalanan yang sebelumnya ramai.     

Chen Liao Xuan agaknya kaget, ketika dia mendengar suara langkah kaki kuda yang terdengar begitu cepat. Dia menolah pada dua wanita yang ada di sana, dengan cepat dia langsung menarik keduanya untuk menepi bersama dengan penduduk yang lainnya.     

"Utusan Emo Shao Ye datang!" teriakan itu melengking sempurna.     

Semua yang ada di sana menundukkan kepalanya dalam-dalam, gemetar ketakutan tampak sangat nyata.     

Sementara Chen Liao Xuan menyadari, gerombolan itu adalah gerombolan dari bangsanya. Dengan cepat dia mengambil salah satu kipas dari penjual kipas yang ada di sana, kemudian dia membukanya dan menutup bagian dari wajahnya agar tak terlihat oleh para prajuritnya.     

Di sana, ada Panglima Perang Jiang Kang Hua. Naik kuda hitamnya yang gagah tampak berjalan mendekat. Panglima itu kini menghentikan langkahnya, saat dia menyadari akan sesuatu. Dia memejamkan matanya, merasakan aura pekat khas dari rajanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.