TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

SSRI -Part 6



SSRI -Part 6

0 "Emo Shao Ye…."     
0

Chen Liao Xuan langsung menangkap tubuh Anqier yang hampir ambruk, kemudian dia membawa Anqier ke dalam dekapannya, sambil melawan beberapa penyamun yang tersisa. Untuk kemudian, semuanya menyerah. Pergi kalang kabut dari sana atau mereka semua akan mati, sebelum apa yang menjadi tujuan mereka tercapai.     

"Nona Liu, kau tak apa?" tanya Chen Liao Xuan, yang kini dia sedang duduk sambil memangku tubuh Anqier.     

Anqier tampak tersenyum, tangannya mencengkeram kuat jubah Chen Liao Xuan. Darah Anqier itu terus merembes dari tubuhnya, membuat jubah putih dari Chen Liao Xuan berubah menjadi merah. Darah Anqier benar-benar mengusik indera penciuman Chen Liao Xuan, darah Anqier benar-benar membuatnya candu. Tapi, dia tidak boleh menunjukkan sisi aslinya, dia adalah manusia di mata dua wanita ini. Dan dia harus sebisa mungkin menahan diri aroma menyegarkan dari darah milik Anqier. Darah Anqier benar-benar sangat unik, sangat suci dan wangi. Bahkan Chen Liao Xuan baru mengetahui jika ada jenis darah seperti ini di dunia ini.     

"Aku tidak apa-apa, percayalah," kata Anqier. Dia memejamkan matanya, tubuhnya mengeluarkan sinar keemasan itu. Untuk kemudian, dengan ajaib, luka yang ada di tubuhnya pelan-pelan sembuh dan menghilang.     

Betapa terkejut Chen Liao Xuan melihat hal itu terjadi di depan matanya. Untuk ukuran sosok manusia, tentu saja ini adalah hal yang sangat aneh. Bahkan obat terhebat di dunia ini pun, tidak akan mampu membuat luka separah itu bisa tiba-tiba sembuh.     

"Kenapa bisa seperti ini?" tanya Chen Liao Xuan yang merasa takjub dengan semua ini. Anqier tersenyum, kemudian dia menganggukkan kepalanya.     

"Memang seperti itu, Tuan. Percayalah, tubuhku ini diberkati Kaisar Langit," jawab Anqier percaya diri.     

Chen Liao Xuan pun mengangguk, kemudian dia mengulum senyum. Lalu, dia melirik Yang Si Qi yang masih sangat histeris dengan mimik wajah ketakutannya yang luar biasa.     

Lingkaran pelindung Yang Si Qi langsung dihilangkan oleh Chen Liao Xuan, membuat Yang Si Qi ambruk di tempatnya.     

Pelan, Anqier tertatih untuk kemudian dia mendekati sahabatnya, membuat Yang Si Qi langsung menarik tubuh sahabatnya itu dan memeluknya erat-erat. Seolah memberi perlindungan kepada sahabatnya, agar tidak disentuh oleh Chen Liao Xuan.     

"Kau tidak apa-apa, Si Qi? Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Anqier kemudian, dia bisa melihat mimik wajah cemas dan ketakutan dari sahabatnya. Tapi, dia sendiri juga tidak tahu, alasan kenapa sahabatnya bisa ketakutan seperti itu.     

"Dengarkan aku, Anqier. Aku—"     

"Kurasa kita harus kembali ke kota Han dan membeli salah satu tumbuhan langka itu. Kemudian kita pulang. Aku yakin Nyonya Liu sudah sangat cemas menantikan kedatangan kita."     

"Tidak, kami akan pergi sendiri. Kau… kau, lekaslah pergi dari kami!" teriak Yang Si Qi kesetanan. Chen Liao Xuan tampak kaget melihat ekspresi ketakutan luar biasa dari Yang Si Qi. Lalu dia menangkap memori, saat tadi Yang Si Qi melihatnya berubah menjadi sosok yang mengerikan.     

Chen Liao Xuan tersenyum kecut, memandang Yang Si Qi dan menghapus ingatan dari gadis kecil itu untuk beberapa waktu tadi.     

Sejenak Yang Si Qi seperti orang bingung, yang dia ingat adalah dia tadi sedang ketakutan ketika ada sejumlah penyamun yang menyerang. Kemudian, dia memandang Anqier, meraba tubuh sahabatnya itu dengan teliti.     

"Kau tak apa, Anqier?" tanya Yang Si Qi. Anqier tampak bingung bukan main, bagaimana bisa ekspresi dari sahabatnya berubah total. Setelah tadi dia tampak sangat ketakutan setengah mati memandang Chen Liao Xuan, sekarang dia berubah panik dan meneliti tubuhnya.     

"Ya, tentu, kau juga tahu kalau aku baik-baik saja, bukan?" jawab Anqier samar. Kemudian, Anqier melihat Yang Si Qi memandang Chen Liao Xuan dengan tatapan yang berbeda.     

"Tuan Chen, apa kau baik-baik saja? Aku sangat berterimakasih kepadamu karena telah menolongku dan juga Nona Liu. Sekali lagi, terimakasih!" ucapnya kemudian.     

Anqier hanya bisa terdiam melihat semua hal yang terjadi kepada sahabatnya. Tapi dia berusaha menepis semua kejanggalan ini jauh-jauh. Mungkin saja jika sahabatnya sangat syok atas apa yang terjadi tadi. Itu sebabnya dia tampak sangat aneh. Dia tahu itu bisa saja terjadi, sehingga membuat sahabatnya mengucapkan hal-hal yang tak masuk akal.     

"Tentu saja aku baik-baik saja, Nona Yang. Terimakasih karena telah mempedulikanku," jawab Chen Liao Xuan dengan seringaiannya.     

"Baiklah, lebih baik kita kembali ke kota Han sekarang lalu kita pulang. Tidak akan menjadi baik membuat Ibu menunggu,"     

Anqier mengajak Yang Si Qi untuk bangkit dari duduknya, kemudian mereka mulai berjalan kembali ke kota Han.     

Chen Liao Xuan memandang Anqier nyaris tanpa kedip, kemudian dia tersenyum kecut. Sebuah nuansa yang sangat menyakitkan, bagi rasanya yang tak pernah bisa dia pendam. Untuk kemudian, getaran-getaran di dadanya mulai terasa sangat menyakitkan.     

Chen Liao Xuan tampak mengambil sesuatu dari balik jubahnya, sebuah kelopak bunga persik berbentuk hati yang jatuh pertama kali dari kediaman keluarga Liu. Hanya ini, bisakah dia tetap menggenggamnya seerat mungkin benda yang sangat berarti bagi hidupnya ini?     

Pelan, Anqier memutar kepalanya, melihat sosok rupawan yang kini sedang berjalan di belakangnya. Jubah putihnya kini terkena noda darahnya. Akan tetapi, penampilan itu tak bisa menutupi paras rupawannya yang sangat gagah. Dari caranya berjalan, dari parasnya yang tampan, semuanya tampak seperti seorang kalangan bangsawan dengan strata tinggi. Bahkan, dari semua gerak-gerik tubuhnya pun tampak diperhitungkan dengan sangat nyata.     

Anqier tampak memekik, saat matanya bertemu dengan mata Chen Liao Xuan. Wajahnya tampak terasa panas, terutama saat bibir merah Chen Liao Xuan menyunggingkan seulas senyum kepadanya.     

Apa? Apa dia tak salah lihat? Apakah benar si kaku dan si dingin Chen Liao Xuan tersenyum? Jika iya, maka ini benar-benar hal yang luar biasa? Bagaimana bisa seorang Chen Liao Xuan tersenyum kepadanya? Apakah itu mungkin?     

Anqier tampak menggenggam kalung pemberian dari Chen Liao Xuan, kemudian dia menundukkan wajahnya, mengulum senyum dengan semburat merah jambu di kedua pipinya.     

Malam ini, mungkin ada sebuah kejadian yang sangat menegangkan, ketika ada gerombolan bangsa iblis yang berkeliaran entah sedang apa. Kemudian, ada sekelompok penyamun yang hampir saja mengancam nyawanya. Namun bagi Anqier malam ini adalah malam yang sangat istimewa, pohon persik di hatinya sedang berbunga dengan begitu lebat, sehingga menciptakan hujan kelopak bunga persik dengan sangat nyata. Ya, benar… pohon persik yang berbunga di dalam hatinya sama persis dengan pohon persik yang ada di rumahnya. Tampak sangat indah, ketika kelopaknya mulai berguguran, diterpa semilir angin malam, dan diterangi sinar terang sang rembulan. Pohon persiknya yang berbunga, semoga tidak akan pernah layu untuk selama-lamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.