TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

SSRI -Part 11



SSRI -Part 11

0 Dewa Li Qian Long kini tampak menghela napasnya, dia berjalan ke arah luar, memandang Anqier yang sedang sibuk memasak, kemudian dia tersenyum getir.     
0

"Sebab bagaimanapun, Dewi Liu adalah sebuah reinkarnasi, dia tidak akan mengingat apa pun yang terjadi di alam langit sebelum dia menyadari wujud aslinya. Akan tetapi Putra Mahkota Xie Liao Xuan bukanlah sosok yang telah reinkarnasi, dia masih memiliki beberapa ingatan dari langit itu. Lama-lama jika kekuatan langitnya bangkit dari alam bawah sadarnya, ingatan-ingatan itu akan semakin jelas, dan jelas. Hingga akhirnya dia akan menyadari siapa dirinya sendiri,"     

Setelah bergumam seperti itu, Dewa Li Qian Long tersenyum, menghela napas panjangnya untuk beberapa kali.     

"Dewi Liu, kau adalah sosok baik. Bahkan di alam manusia pun kau tetap menjadi sosok yang polos dan baik. Sangat disayangkan sosok yang telah membunuhmu, hingga takdirmu menjadi rumit seperti ini. Seharusnya kau bisa bahagia dengan Putra Mahkota, tapi setengah manusiamu harus kau lebur dengan kesakitan ini. Lekaslah bersatu dengan Putra Mahkota. Kerajaan langit benar-benar sudah menunggu kedatangannya, sebelum yang memiliki niat buruk menggantikan kedudukannya dengan segera,"     

Setelah mengatakan itu, sosok Dewa Li Qian Long pun langsung menghilang. Membuat Anqier yang sedari tadi sibuk memasak tampak kebingungan. Ini sudah lebih lama, bahkan masakan yang ia masak sudah hampir siap semua. Tapi kenapa, ibunya masih juga belum kembali? Di mana gerangan ibunya itu berada?     

Setelah menyajikan sarapannya, Anqier bergegas memeriksa kamar ibunya yang separuhnya terbuka. Matanya cukup kaget melihat banyaknya buku-buku dan kitab-kitab yang berserakan hampir menyebar ke seluruh ruangan. Untuk kemudian, Anqier memekik, melihat tubuh ibunya terkapar tak berdaya di lantai.     

"Ibu! Apa yang terjadi, Ibu!" teriak Anqier, merengkuh tubuh ibunya dengan begitu erat.     

*****     

Malam purnama merah yang ditunggu-tunggu sudah datang, dan itu benar-benar membuat keresahan di hati Pangilima serta Sang Penasihat Raja. Mereka mencoba untuk bersikap tenang, tapi apa yang mereka rasakan jauh berbeda dari itu. Keduanya tampak sedang menghela napas panjang, sambil tak luput dari pandangannya akan kelopak-kelopak dari bunga persik yang masih berguguran. Rahang mereka mengeras, tapi mereka tak tahu harus berbuat apa untuk ini semua.     

"Panglima Jiang, apakah ada kabar dari Yang Mulia Raja? Kenapa sampai detik ini beliau tidak juga ada kabarnya? Tinggal beberapa jam sebelum purnama merah muncul, dan jika Yang Mulia Raja tidak juga datang, akan muncul gunjingan dari petinggi-petinggi kerajaan yang sedari awal ingin menggulingkan kedudukannya,"     

Seorang wanita memakai hanfu berwarna gelap dengan sisi-sisinya yang menjuntai. Hiasan di kepalanya tidak main-main, sebuah mahkota kecil menyempurnakan penampilannya.     

Panglima Jiang Kang Hua serta Penasihat Li Zeng Xi dengan para prajurit pun langsung berlutut di depan sosok yang bertanya itu. Untuk kemudian, Panglima Jiang Kang Hua mendongkakkan sedikit pandangannya, dan kembali menunduk lagi.     

"Maafkan hamba, Selir Cheng. Hamba benar-benar belum bisa menemukan di mana keberadaan Yang Mulia Raja. Akan tetapi, waktu hamba mencoba berjalan di alam manusia beberapa waktu yang lalu, untuk sekelebat hamba mencium aroma khas dari Yang Mulia Raja. Serta melihat pohon persik ini sedang berbunga, setidaknya membuat hamba cukup yakin, kalau Yang Mulia Raja dalam keadaan baik-baik saja. Dan hamba percaya, kalau Yang Mulia Raja akan kembali dengan segera," jawab Panglima Jiang Kang Hua dengan patuh.     

Selir Cheng Wan Nian, yang merupakan selir pertama dari Raja Iblis pun tampak melirik Penasihat Li. Untuk kemudian dia kembali memandang lurus-lurus pohon persik yang ada di sampingnya itu.     

Ya, Selir Cheng Wan Nian, adalah selir yang memiliki kedudukan tertinggi di sini. Kepandaiannya, dan ide-ide hebatnya membuat dia dijadikan yang tersayang untuk Sang Raja. Hanya menunggu Sang Raja memberi titah, untuk dia naik pangkat menjadi Ratu di kerajaan iblis ini. Sebab dari ke lima selirnya, tidak ada satu pun yang bisa menandingi selir Cheng Wan Nian dalam kandidat yang pantas menduduki posisi itu.     

"Beritahu aku kalau Yang Mulia Raja sudah kembali. Aku telah menyiapkan malam yang indah untuknya jika dia kembali malam ini," setelah mengatakan itu, Selir Cheng Wan Nian mengibaskan jubahnya, kemudian dia berjalan diiringi oleh para dayang-dayang itu hendak kembali ke paviliunnya.     

Namun, langkahnya terhenti, saat rombongan para petinggi kerajaan itu sudah mulai datang. Selir Cheng Wan Nian hanya bisa menahan napasnya. Dia melihat Panglima Jiang Kang Hua dengan Penasihat Li Zheng Xi dengan mimik wajah tegangnya. Wajahnya yang cantik kini tampak gelisah, untuk kemudian dia memundurkan langkahnya dan menunduk.     

Tapi, para petinggi kerajaan itu seolah enggan untuk sekadar memandangnya, mereka beserta dengan keturunan dari Raja Iblis terdahulu berjalan melewatinya sambil lalu.     

Keturunan Raja Iblis—Pangeran Wu Chong Ye tampak berhenti sejenak di hadapan Selir Cheng Wan Nian, untuk kemudian dia mengambil rambut Selir Cheng Wan Nian dan menciumnya. Dengan ketus Selir Chen Wan Nian mengibaskan rambutnya, kemudian dia memalingkan wajahnya dari Pangeran Wu Chong Ye.     

"Pangeran Wu Chong Ye, apakah menjadi hal yang sangat tidak pantas, telah melecehkan selir tertinggi dari Yang Mulia Raja Chen Liao Xuan seperti ini? Seharusnya Anda tahu bagaimana harus bersikap, sebelum Yang Mulia Raja tahu dan memberikan hukuman berat kepada Anda. Bukankah Anda tahu jika hamba adalah selir kesayangan Baginda Raja?"     

Mendengar hal itu, rahang Pangeran Wu Chong Ye mengeras, untuk kemudian dia terbahak dengan ucapan angkuh dari Selir Cheng Wan Nian.     

"Kau duduklah dengan manis di paviliunmu, Selir Cheng. Karena sebentar lagi kedudukannya akan berbeda. Laki-laki cantik bernama Chen Liao Xuan itu akan dilengser dari singgasananya, dan akan digantikan denganku. Kau tahu, dan paham, bukan. Bahkan sampai detik ini dari dia dikalahkan oleh siluman rubah dan para makhluk dari kerajaan air laki-laki cantik itu tidak kunjung pulang? Apakah kau tak berpikir jika suamimu yang tampan itu mungkin telah musnah? Kabarnya, dia terkena senjata yang dibuat dari tembaga langit, dan jika bangsa iblis terkena senjata itu maka dia tidak akan pernah selamat. Yang ada, tubuhnya akan menjadi debu dan hilang untuk selamanya," Pangeran Wu Chong Ye tampak menyeringai, ketika dia melihat Selir Cheng Wan Nian tampak memasang mimik tegangnya, untuk kemudian dia mendekatkan wajahnya sampai aroma wangi milik Selir Cheng Wan Nian tercium dengan sempurna di hidungnya. "Tunggulah aku dengan santai di kamar, sebab malam ini, kau akan menjadi milikku seutuhnya," setelah mengatakan itu, Pangeran Wu Chong Ye langsung berjalan sambil terbahak. Membuat Selir Cheng Wan Nian nyaris ambruk kalau tidak dengan cepat oleh para dayang-dayangnya.     

"Selir Cheng Wan Nian, apakah Anda tidak apa-apa?" tanya para dayang itu panik. Selir Cheng Wan Nian mengangkat tangannya, dia tampak menata napasnya dengan tenang, untuk kemudian dia memandang pada aula istana dengan mata nanarnya.     

"Kita kembali ke balai agung!" putus Selir Cheng Wan Nian dengan mantab.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.