TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ingat Kembali -Part 2



Ingat Kembali -Part 2

0Dan hingga waktu yang ditunggu pun datang, dari kejauhan keluar dari kota Han ada rombongan arak-arakan. Mulai mereka yang berkuda, yang di belakangnya ada sebuah kereta dengan hiasan yang sangat mewah. Dan di belakangnya ada arak-arakan para pejalan kaki. Beserta beberapa peti serta karung-karung, yang dibawa oleh gerobak yang ditarik oleh kerbau-kerbau.     
0

Anqier memandang dari kejauhan, dari kediamannya yang memang bertempat di bukit. Jadi, sangat tampak begitu jelas orang-orang yang ramai itu. Tak pernah menyangka, jika orang-orang penting yang ada di sana akan berkunjung ke rumahnya. Dalam rangka memberikan penawaran akan sebuah pernikahan yang agung. Anqier sungguh terharu, andai saja ayahnya masih hidup, pasti ayahnya akan sangat bangga kepadanya. Pasti ayahnya akan sangat bahagia. Dilirik lagi pohon persik yang ada di pekarangan rumahnya. Kini bunga-bunga itu sedikit demi sedikit menghilang, bahkan hanya ada beberapa biji yang berbuah. Anqier tak pernah menyangka jika masa pohon persik berbunga di tempatnya akan menjadi masa yang jauh lebih singkat dari yang lainnya. Dan kemudian akan menyisakan kembali sebuah pohon yang layaknya mati suri seperti dahulu kala.     

Tapi, Anqier tak begitu merisaukan tentang pohon persik. Sembari menjinjing pakaiannya dia tampak berlari dari kamarnya menuju balai utama rumahnya. Di sana sudah ada begitu banyak sajian yang telah disediakan oleh ibunya. Bahkan, ada beberapa ramuan herbal yang sangat langka, yang sengaja ibunya siapkan sebagai cindera mata untuk Sang Kaisar dan calon menantunya.     

"Hey, Bodoh! Kenapa kau ada di sini? Ayo lekas kembali ke kamarmu dan biarkan mereka datang dulu! Apa kau mau pamer kecantikanmu itu di depan balai utama, Nona Liu?"     

Anqier tampak memicingkan matanya pada Yang Si Qi, untuk kemudian dia berdecak. Berjalan cepat bahkan setengah terseok saat Yang Si Qi terus menariknya untuk kembali ke kamarnya lagi.     

"Kau bisa melukai kakiku, Si Qi, percayalah!" ujar Anqier. Tapi Yang Si Qi seolah tak peduli. Dia kembali memandang wajah sahabatnya itu dengan seksama.     

"Oke, semuanya sudah sangat sempurna. Kau memakai pemerah pipi yang kubuatkan kemarin, bukan?" tanya Yang Si Qi, Anqier pun mengangguk. "Hiasan rambutmu, kenapa dari semua bentuk kau memilih bentuk bunga persik, Anqier?"     

"Karena mirip dengan pohon persik di halaman rumah. Kau tahu, saat mereka bermekaran dan kelopaknya jatuh, itu adalah hal yang paling indah yang pernah kulihat,"     

Yang Si Qi tampak menarik sebelah alisnya, kemudian dia merapikan anak-anak rambut yang mulai berjatuhan di kening sahabatnya. Setelah itu dia mengacungkan dua jempol tangannya.     

"Kau tampak benar-benar sangat canti, kau tahu. Dan aku yakin kalau Tuan Muda Lin bahkan tidak akan pernah bisa berkedip hanya karena melihat kecantikanmu ini."     

Anqier mengibaskan tangannya, pakaian berwarna senada dengan warna indahnya bunga persik di rumahnya. Begitu lembut dan sangat serasi dengan kulit putihnya yang halus. Bahkan mata bundarnya kini begitu undah, bulu-bulu matanya yang lentik terlihat sangat mempesona. Pemerah pipi dan bibir yang dibuatkan oleh Yang Si Qi benar-benar begitu cocok di wajah putih bersemu merah milik Anqier.     

"Yang Mulia Raja Han, dan Kepala Kepolisian kota Han—Lin Qian Long berkunjung!"     

Anqier dan Yang Si Qi tampak menoleh, saat suara itu menggema di telinga mereka. Dan entah mengapa tiba-tiba tangan Yang Si Qi menjadi panas dingin. Mata indahnya menangkap sosok Raja yang berjalan dengan begitu gagahnya, dan seorang yang memakai pakaian biasa di sampingnya. Warna putih bersih yang dikenakan oleh laki-laki itu benar-benar sangat pantas di tubuhnya yang begitu bersih. Rambut hitamnya yang menjuntai itu tampak sangat indah diberi hiasan perak dengan ukuran-ukiran yang Anqier tak begitu jelas melihatnya. Hingga saat pandangan pemuda itu menoleh ke arahnya, mata Anqier sejenak terbelalak tanpa kedip. Wajah pemuda itu benar-benar begitu tampan. Anqier langsung menunduk dengan wajah merah padamnya, saat pemuda itu tersenyum ke arahnya. Dengan cepat Anqier masuk ke dalam kamarnya, dia merasakan degupan kencang yang terus terpompa dari jantungnya. Degupan apakah ini? Bagaimana bisa Anqier merasakan degupan yang seperti ini.     

Anqier memegangi dadanya yang tampak terengah, senyum tersungging dari sudut bibirnya. Apakah ini yang dinamakan dengan jatuh cinta?     

"Hey Nona Liu, apakah kau melihat wajah Tuan Muda Lin? Ya Tuhan, dia benar-benar sangat tampan! Aku tak pernah menyangka jika ada manusia setampan dia!" pekik Yang Si Qi kegirangan.     

Anqier langsung berdecak, dia menuntuk kepala Yang Si Qi agar sahabatnya itu diam dan tak banyak tingkah.     

"Diamlah, Si Qi. Kenapa setiap ada pemuda tampan kau selalu bilang seperti itu? Yang pertama kau menyebutkan jika Chen Tao memiliki ketampanan di atas manusia. Sekarang kau menyebutkan Tuan Muda Lin yang memiliki ketampanan di atas manusia. Apa kau pikir, semua pemuda memiliki ketampanan di atas manusia semua?"     

"Dengarkan aku, Anqier," Yang Si Qi kini memegang pundak sahabatnya. "Benar memang Chen Tao memikiki ketampanan yang di atas manusia. Ketampanannya itu seperti bersinar, wajahnya yang tampan dan cantik itu seperti abadi dan tidak akan pernah pudar. Jika orang biasa berdiri di sebelahnya mungkin saja mereka akan merasa ketakutan dengan ketampanannya. Tapi kalau Tuan Muda Lin ini, ketampanannya pas pada porsinya. Bisa dibilang dia adalah manusia tertampan di dunia."     

"Lantas Chen Tao apa? Hantu? Atau siluman?" tanya Anqier. Yang Si Qi pun tak bisa menjawab. Bagaimana dia bisa mengatakan kalau Chen Liao Xuan bukanlah dari bangsa manusia? Meski tanpa sepengetahuannya Anqier jauh lebih dulu tahu kalau Chen Liao Xuan bukan manusia. Sebab, bagaimana mungkin ada manusia yang bertarung di langit, kemudian dia jatuh seperti bintang ke bumi dan tubuhnya masih utuh. Dia tidak mati sama sekali.     

"Ya mungkin Chen Tao adalah biri-biri," celetuk Yang Si Qi pada akhirnya. Anqier pun menggelengkan kepalanya.     

"Nona Liu, Tuan Muda Lin ingin mengajak Anda jalan-jalan ke taman," suara panggilan dari salah satu pelayan keluarganya pun menggema, membuat Anqier dan Yang Si Qi tampak saling pandang. Anqier tampak memegangi kedua tangan Yang Si Qi, bahkan kedua tangan itu terasa begitu dingin.     

"Apa kau merasa gugup?" tanya Yang Si Qi, Anqier pun mengangguk.     

"Bisakah kau menemaniku? Bahkan aku belum memberikan penghormatan kepada Yang Mulia Raja. Bagaimana bisa Tuan Mua Lin malah mengajakku jalan-jalan?"     

"Ah, sudahlah, jangan banyak pikir!" Yang Si Qi langsung mendorong tubuh sahabatnya itu sampai Anqier keluar dari kamarnya. "Memangnya kau pikir aku apa sampai harus menemanimu berkencan dengan Tuan Muda Lin, bodoh!"     

Anqier pun berdecak, ingin rasanya dia memukul kepala Yang Si Qi karena tingkahnya yang benar-benar menyebalkan. Tapi rupanya di belakangnya sudah Lin Qian Long. Berdiri sambil mengikat kedua tangannya di belakang punggung sambil memandang Anqier tanpa kedip.     

"Nona Liu, bisakah kita jalan-jalan sebentar?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.