TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ingat Kembali -Part 12



Ingat Kembali -Part 12

0"Tempat ini, kalian tak perlu cemas sama sekali. Aku sudah memberikan lapisan sihir pada tempat ini, sehingga tak akan pernah ditembus oleh manusia bahkan siluman kelas tinggi sekalipun. Meski sebenarnya, apa yang Tuan Liu lakukan juga sudah lebih dari cukup untuk menyamarkan tempat ini. Hanya saja aku ingin memastikan agar lebih aman lagi."     
0

"Tapi, Dewa, ada satu hal yang hamba tidak mengerti. Jika memang tempat ini aman dan tidak ada makhluk pun yang tahu, kenapa ada pemuda yang bisa menembus tempat ini? Apakah pemuda itu memiliki ilmu yang cukup tinggi? Pemuda itu adalah sosok yang aku tolong saat dia kalah dalam perangan,"     

"Apakah itu Tuan Chen?" tebak Dewa itu. Liu Anqier pun mengangguk kuat-kuat. Membuat Dewa itu kini terkekeh. "Karena dia bukan makhluk biasa, Nona Liu. Jangankan kekuatan ayahmu, kekuatanku ini pun bisa ditembus dengan mudah. Bahkan, kekuatan Raja Langit pun bisa dia tembus dengan mudah. Tapi kau tak perlu cemas, dia tidak akan pernah membahayakanmu sama sekali. Justru kau lah yang akan membahayakannya,"     

"Maksudnya?" tanya Liu Anqier lagi. Dewa itu kembali tak menjawab.     

"Baiklah, sepertinya langit sedang mencariku. Aku permisi dulu!"     

Setelah mengatakan itu, Dewa Langit itu pun menghilang. Membuat ketiga wanita yang ada di sana agaknya bingung. Tapi, dari semua penjelasan itu, setidaknya beberapa penjelasan dasar sudah mereka kantongi. Mereka sekarang tampak tersenyum lega, dan mulai masuk ke pondok itu.     

Dan benar saja, pondok itu benar-benar sudah disulap dengan sebegitu indahnya. Dulu, hanya ada sebuah tempat tidur yang using dan langsung di sampingnya ada perapian untuk meramu obat dan memasak. Kini tampak begitu luas. Ada tiga kamar tidur yang berjejer rapi, kemudian sebuah meja untuk mereka makan, sebuah lemari untuk mereka menyimpan barang-barang, dan di samping ada ruang kecil. Di sana rupanya perapian dan dapur sekarang dipindahkan. Sehingga dua ruangan yang ada di pondok ini benar-benar menjadi hunian yang sangat nyaman dan tenang. Terlebih terasnya yang beralaskan kayu-kayuan benar-benar sangat menyenangkan untuk sekadar duduk menikmati sore hari yang indah sambil memandangi sayur-mayur dan buanga-bunga serta pohon buah di depan, tak lupa kolam ikan yang di dalamnya sudah banyak ikan-ikan segar yang siap untuk diolah di sana.     

"Kurasa, Dewa adalah salah satu keajaiban yang terjadi di alam semesta ini. Bagaimana bisa, Dewa tadi membuat semua hal ini dengan sangat sempurna seperti ini. Benar-benar hunian mungil yang cocok untuk kita bertiga," kata Liu Anqier lagi.     

"Anqier! Bahkan di belakang, ada satu bilik yang ditutup dengan baik, dan ada air hangat di sana. Sepertinya, itu adalah tempat mandi kita," kata Yang Si Qi histeris.     

"Ini benar-benar surga kecil untuk kita…," kini Liu Ding Han pun akhirnya bersuara. "Ya sudah, kalian tidurlah. Aku yakin kalian sudah sangat lelah. Ibu akan menata pakaian dan barang-barang kalian, kemudian akan ikut tidur bersama dengan kalian,"     

"Selamat malam, Ibu!"     

"Selamat malam, Bibi!"     

Liu Anqier dan Yang Si Qi pun tidur sambil berpelukan. Membuat Liu Ding Han menampilan seulas senyum melihat mereka berdua. Namun demikian, hatinya masih sangat penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Dewa tadi. Putrinya—Anqier, sepertinya ada satu rahasia langit yang tersembunyi di balik putrinya itu.     

Liu Ding Han tampak menggelengkan kepalanya, kemudian dia merapikan barang-batang dua gadis kecil itu. Saat dia membuka lemari, agaknya dia terkejut. Lemari itu benar-benar penuh dengan pakaian serta hiasan rambut. Dan itu benar-benar sangat indah.     

"Sepertinya, selera dari seorang Dewa memang benar-benar tidak diragukan lagi," gumam Liu Ding Han sambil tersenyum manis.     

*****     

Brak!!!     

"Aku tidak mau tahu! Kalian harus membawa gadis manusia itu di hadapanku, apa pun caranya!" bentak Wun Chong Ye dengan mata yang memerah. Dia kembali memukul meja yang ada di depannya, kemudian memandang para prajurit kerajaan dengan tatapan bengisnya. "Darah gadis itu… darah gadis itu adalah darah keabadian, kemungkinan besar dia bukanlah manusia biasa. Tapi reinkarnasi dari Dewi Langit yang dikutuk oleh kerajaan langit dan diturunkan ke bumi. Kalian harus mendapatkan gadis itu, agar kekuatanku bertambah dan abadi, agar aku bisa mengalahkan Emo Shao Ye secepat mungkin!"     

"Kau mau mengalahkanku?" Wu Chong Ye langsung menoleh, saat melihat Chen Liao Xuan berjalan memasuki kediamannya. Semua prajurit yang ada di sana langsung berlutut, tapi Wu Chong Ye bahkan enggan untuk melakukannya sama sekali.     

Rahang Chen Liao Xuan mengeras, dahinya pun berkerut. Dari pedang Wu Chong Ye dia mencium bau darah khas milik Liu Anqier, membuat Chen Liao Xuan langsung mendekati Wu Chong Ye tanpa aba-aba.     

"Siapa yang sudah kau lukai dengan pedangmu ini?" geram Chen Liao Xuan, dia mencengkeram pakaian Wu Chong Ye, tapi Wu Chong Ye langsung menepisnya dengan kasar.     

"Kenapa? Apakah kau juga mencium bau keabadian pada darah itu? Ataukah kau malah berpikir untuk merebut gadis itu dari tanganku?" kata Wu Chong Ye sambil menyeringai, dia kemudian memandang Chen Liao Xuan lagi, menarik sebelah alisnya kemudian dia menyeringai. "Maafkan hamba, Yang Mulia. Kau boleh saja merebut tahtaku sebagai Raja Iblis. Tapi untuk gadis ini, jangan harap kau bisa melakukannya. Aku akan memilikinya, bersenang-senang dengannya, dan meneguk darahnya agar aku menjadi—"     

Blum!!     

Chen Liao Xuan mengibaskan tangannya, membuat Wu Chong Ye langsung terpental dengan sempurna di ranjangnya. Ranjangnya pun langsung ambruk dengan sempurna dan hancur berkeping-keping. Wu Chong Ye mengeluarkan banyak darah segar, dan Chen Liao Xuan bisa mengendus, jika tadi Wu Chong Ye telah merasakan darah dari Liu Anqier. membuat Chen Liao Xuan semakin emosi dibuatnya.     

"Dengarkan aku, Pangeran Wu. Sekali lagi kau dekati gadis itu dan menyentuh kulitnya sedikit saja, aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu. Tidak peduli jika kau keturunan dari raja sebelumnya atau pun bukan," ancam Chen Liao Xuan. Dia memegangi pedang itu kemudian dia memejamkan matanya. Melihat kejadian peperangan itu sekilas, ketika lengan Liu Anqier tersayat dengan sangat sempurna dengan pedang ini. Lengan sebelah kiri? Batin Chen Liao Xuan. Itu adalah lengan yang dia rasakan sakit yang teramat tadi. Dan kejadiannya pun di waktu yang sama. Apakah sekarang dia bisa merasakan apa yang telah dialami oleh Liu Anqier? Lantas kenapa? Kenapa Chen Liao Xuan bisa merasakan apa yang dialami oleh Liu Anqier? Lalu, kenapa dadanya sakit? Kenapa hatinya tiba-tiba sakit? Dan saat Chen Liao Xuan kembali memejamkan mata, dia melihat sosok pemuda menolong Liu Anqier. Pemuda itu memeluk tubuh Liu Anqier dan mengklaim jika Liu Anqier adalah calon istrinya. Tak sengaja, Chen Liao Xuan meremas pedang itu, hingga darahnya mengucur dengan sempurna di lantai. Membuat Wu Chong Ye dan para prajurit di sana kaget bukan main.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.