TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ingat Kembali -Part 20



Ingat Kembali -Part 20

0 Chen Liao Xuan tampak duduk sambil menulis beberapa sajak puisi di sebuah kain. Sesekali dia memandangi pohon persiknya. Entah kenapa sejak pagi tadi, pohon persik ini mulai bersemi kembali. Pelan-pelan bunganya tumbuh lebat dan sangat indah. Padahal beberapa waktu yang lalu, pohon persiknya tampak sangat gersang dan hampir mati.     
0

"Kelopak persik dari negeri Mang, terjatuh di permukaan sungai Mang yang indah. Dia perlahan mengalir, menuju muara sungai. Bertemu dengan bebatuan kecil, hingga akhirnya langkahnya terhenti. Hingga pada akhirnya, kelopak persik mulai busuk dan menghilang. Kelopak persik dari negeri Mang, indahnya tak bisa dimanfaatkan sama sekali,"     

Chen Liao Xuan tersenyum, dia menghentikan tulisannya. Meletakkan kuasnya di atas tempat tintanya. Sambil tangan kirinya memegang ujung jubahnya yang lebar.     

"Kurasa Panglima Perang sepertimu tak pantas untuk berpuisi. Lihatlah, puisimu tadi benar-benar tak indah sama sekali," celetuk Chen Liao Xuan.     

Jiang Kang Hua pun memberi hormat kepada rajanya. Kemudian, dia melangkah setengah duduk, kemudian duduk di sebelah rajanya. Ikut memandang pohon persiknya yang berbunga.     

"Yang Mulia Raja, hamba rasa pohon persik ini benar-benar sangat unik…," kata Jiang Kang Hua. Kemudian dia melihat, Chen Liao Xuan tampak menggenggam lengannya. "Apa yang terjadi pada Yang Mulia?" tanyanya kemudian.     

"Aku rasa ada yang terluka di sana. Beberapa waktu lalu saat lengannya tersayat pedang aku juga merasakan sakit yang sama. Dan sekarang ini aku merasakan hal yang sama juga," gumam Chen Liao Xuan.     

Ada yang terluka? Pikir Jiang Kang Hua. Dia lalu memandang lagi posisi lengan yang digenggam oleh Chen Liao Xuan. Kemudian dia mengingat sesuatu, jika tadi dia telah melukai Liu Anqier tepat di bagian yang sama yang dipegang oleh rajanya.     

Apa maksudnya ini semua? Apa ini berarti jika apa yang dirasakan oleh Liu Anqier akan dirasakan juga oleh rajanya? Bagaimana mungkin bisa? Keduanya seolah memiliki satu raga saja.     

"Panglima Jiang,"     

"Oh, hamba Yang mulia?" kata Jiang Kang Hua yang agaknya kaget bukan main dengan teguran dari Chen Liao Xuan.     

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Chen Liao Xuan kemudian. Jiang Kang Hua tampak menelan ludahnya dengan susah.     

Dia mana mungkin jujur. Tapi masalah Liu Anqier di sini akankah dia mengatakannya kepada Sang Raja? Akan tetapi kalau dia tidak mengatakannya, suatu saat rajanya tahu kalau Liu Anqier ke sini terlebih karena adanya sangkut pautnya dengan dirinya. Pasti hal ini tidak akan menjadi lebih baik.     

"Yang Mulia hamba hanya ingin memberitahu kepada Yang Mulia, jika ada hal penting yang hendak hamba sampaikan,"     

"Katakanlah," perintah Chen Liao Xuan.     

Sesekali Jiang Kang Hua tampak menelan ludahnya dengan susah. Dia bingung, benar-benar sangat bingung.     

"Liu Anqier, gadis kecil dari bangsa manusia itu diam-diam menyelinap masuk ke alam kita, Yang Mulia,"     

Chen Liao Xuan langsung menoleh. Kuas yang ia pegang untuk menuliskan bait-bait puisi bahkan tintanya langsung meleleh dengan sempurna di kain putih yang ada di depannya.     

Chen Liao Xuan diam, sejenak dia tak mampu berkata apa-apa lagi sekarang. Mulutnya tercekat mendengar ucapan Jiang Kang Hua itu.     

"Bagaimana—" ucapan Chen Liao Xuan terhenti. Dia ingat, ya… dia ingat. Jika Ayah dari Liu Anqier telah ia bunuh. Apakah itu berarti jika Liu Anqier sengaja datang ke sini untuk membalaskan dendamnya kepada Sang Ayah? Jika benar itu terjadi, lantas bagaimana? Bagaimana dia harus menjelaskan semuanya? Terlebih saat Liu Anqier tahu kalau dialah Sang Raja Iblis yang sebenarnya.     

"Yang Mulia,"     

"Jangan sampai dia tahu keberadaanku, Panglima Jiang. Biarkan saja dia di sini sesuka hatinya. Jika dia telah lelah berputar-putar di sini, maka kembalikan dia ke alamnya," puts Chen Liao Xuan.     

Lagi, mendengar hal itu, Jiang Kang Hua tampak memekik kaget. Dia benar-benar tak paham dengan ini semua. Ini seperti kepingan puzzle yang tidak bisa disatukan. Semuanya menjadi lebih membingungkan. Terlebih, bagaimana bisa Liu Anqier auranya bercampur dengan rajanya.     

"Yang Mulia, tentunya Yang Mulia Raja tahu kalau persyaratan untuk menjadi dayang di sini ada tiga. Yang pertama, mereka—bangsa manusia harus tidur dengan salah satu dari bangsa iblis, yang kedua darah mereka diminum oleh salah satu dari kita, dan yang terakhir dia harus meminum arak khas dari bangsa kita. Sementara Liu Anqier dia belum melaksanakan satu persyaratan itu pun…," pancing Jiang Kang Hua. Chen Liao Xuan tampak diam, rahangnya tampak mengeras membuat Jiang Kang Hua agaknya memancing satu pertanyaan lagi. "Yang Mulia, bagaimana untuk ritual pertama hamba saja yang melakukannya?"     

Chen Liao Xuan tampak menoleh, kedua tangannya tampak mencengkeram erat kuas yang dia bawa, bahkan sampai kuas itu hancur menjadi abu. Asapnya mengepul dengan sempurna di telapak tangannya. Jiang Kang Hua pun tampak menelan ludahnya dengan susah.     

"Syarat pertama dan kedua dia sudah melakukannya," kata Chen Liao Xuan pada akhirnya. Mata Jiang Kang Hua tampak melebar sekarang.     

"Maksud Yang Mulia?" tanyanya kemudian. "Apakah itu berarti jika darah Liu Anqier telah diminum dan Liu Anqier telah bersetubuh dengan seseorang yang ada di sini?"     

"Pangeran Wu sempat melulai Lu Anqier, dan sempat merasakan darahnya. Kemudian, bukankah tadi kau juga telah melakukannya?" ucap Chen Liao Xuan. Jiang Kang Hua tampak memekik kaget.     

Sial! Ternyata tangan tangan rajanya telah mengusap ujung bibirnya. "Dan masalah ritual yang pertama…," ucapan Chen Liao Xuan tampak terhenti. Kemudian dia menghela napasnya panjang. "Kami telah melakukannya,"     

"Kami telah melakukannya? Di mana Yang Mulia?" tanya Jiang Kang Hua sok polos.     

"Saat aku kalah dalam peperangan itu. Dia menolongku, dan aku sampai dalam keadaan sehat ini, karena tenaga dalamnya yang aneh itu. Untuk kemudian aku memanfaatkannya. Dia tidak tahu dengan kejadian yang sebenarnya," jelas Chen Liao Xuan.     

"Maksud Yang Mulia adalah, Yang Mulia telah memperkosa Liu Anqier? Yang Mulia memperkosa seorang gadis kecil dari bumi?" tanya Jiang Kang Hua yang berhasil membuat Chen Liao Xuan melotot ke arahnya. "Bukankah ini hal yang sangat mendebarkan? Bahkan di kerajaannya sendiri, Paduka Yang Mulia Raja memiliki banyak Selir yang sama sekali tak disentuh sama sekali. Bahkan Selir Cheng pun harus memohon-mohon agar disentuh oleh Yang Mulia Raja. Tapi untuk Liu Anqier, Yang Mulia suka rela memperkosanya? Hamba benar-benar salut dengan Liu Anqier, Yang Mulia. Dan bagaimana jika gadis manusia itu nantinya mengandung seorang Pangeran untuk Anda?"     

"Diamlah atau kupatahkan lehermu itu!" amuk Chen Liao Xuan.     

Jiang Kang Hua tampak mengulum senyum, kemudian dia menundukkan kepalanya dalam-dalam.     

"Hamba rasa hamba sudah paham sekarang, jika Nona Liu adalah sosok yang sangat berarti bagi Yang Mulia Raja,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.