TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Titah Baru~



~Titah Baru~

0"Hei, Dayang Liu, apa kau tak pernah menghidangkan makanan kepada petinggi kerajaan? Bagaimana bisa kau membuat makanan sampah seperti ini ke dalam hidangan Emo Shao Ye!" bentak salah satu dayang yang ada di sana. Dayang itu memakai seragam warna merah. Dan itu berarti dia harus menghindarinya apa pun yang terjadi. Meski sebenarnya tangannya cukup gatal untuk sekadar menampar dayang tidak tahu diri itu.     
0

Apa yang salah dari masakan buatannya? Dia hanya membuat bebek peking yang dia peroleh dari resep ibunya. Konon kata ibunya, ini adalah menu makanan kesukaan kekaisaran zaman terdahulu. Ah, iya… Liu Anqier lupa, jika ini di kerajaan iblis. Mana mungkin makhluk-makhluk yang ada di sini akan menyukai menu makanan manusia. Apakah mereka menyukai darah segar, daging segar, belatung atau sebagainya? Liu Anqier tak tahu sama sekali.     

Dia tersentak kaget saat makanannya dibuang oleh dayang itu, sambil berkacak pinggang dayang itu memandang Liu Anqier sambil membusungkan dadanya.     

"Jangan lagi-lagi kau berikan makanan sampah kepada Emo Zhao Ye! Ini adalah dapur kekaisaran istana, jangan main-main dengan dapur ini! Jangan hanya karena kau adalah dayang dari Panglima Jiang lantas kau bisa bertindak seenak jidatmu!"     

Liu Anqier terdiam, matanya terasa nanar sekarang. Dia sama sekali tak menyangka, jika hidangan yang sudah dia buat dengan begitu semangat harus hancur lebur seperti ini. Dia tampak menghapus air matanya dengan kasar, kemudian dia menundukkan kepalanya dalam-dalam. Dia tak tahu kalau bekerja menjadi dayang istana akan sesulit ini.     

Tidak… Liu Anqier tidak boleh menyerah, dia harus tegar. Dia ke sini karena misinya untuk membalas dendam kepada Emo Shao Ye. Dan dia tidak mau kalau sampai dia harus pergi atau tertangkap Pangeran Wu hanya karena hatinya yang lemah seperti ini.     

"Maafkan aku," kata Liu Anqier pada akhirnya.     

Namun dari arah luar masuk seorang dayang, pakaiannya jauh lebih bagus dari pada dayang-dayang yang ada di sini. Dia melirik kepada masakan yang hancur itu, dan sosok Liu Anqier yang memunguti masakan itu sambil mengusap air matanya. Lalu setelah itu dia memandang pada dayang yang telah memarahi Liu Anqier itu habis-habisan.     

"Dayang Lim, apa yang terjadi ini?" tanya dayang itu, Lim Jingmi tampak menundukkan kepalanya dengan hormat.     

"Maafkan hamba, Dayang Lu. Ada dayang baru yang telah menjatuhkan hidangan Emo Shao Ye, dan hamba sedang memberi peringatan kepadanya," jawab Lim Jingmi.     

Lu Jia Li—kepala dayang balai agung istana itu pun tampak diam, untuk kemudian dia menghela napasnya panjang.     

"Untuk menu makan malam hari ini, Emo Shao Ye menginginkan hidangan bebek peking. Siap hidangkan setelah kalian memasaknya dengan sempurna!" setelah mengatakan itu, Lu Jia Li pun pergi. Membuat semua dayang yang ada di sana saling pandang.     

Apa benar Emo Shao Ye yang meminta menu makanan itu untuk hidangan malam ini? Apakah ini sebuah kebetulan semata? Atau apa?     

Lim Jiangmi tampak memandang Liu Anqier dengan wajah merah padamnya, kemudian dia pergi dari sana. Sementara para dayang yang lain sudah mulai berkasak-kusuk.     

Lee Huanran pun kini membantu Liu Anqier untuk bangkit, kemudian dia tersenyum lebar kepada Liu Anqier.     

"Kau tahu, bahkan Emo Shao Ye sekarang berada di pihakmu. Apakah sebuah kebetulan, ketika kau ingin menghidangkan hidangan bebek peking untuk Emo Shao Ye, dan dengan hal sama pula Emo Shao Ye menginginkannya. Padahal selama ini Emo Shao Ye nyaris tak pernah menginginkan masakan apa pun secara khusus seperti ini, Dayang Liu. Bahkan dia nyaris makan,"     

Mendengar hal itu, Liu Anqier harus bangga atau apa? Dia membenci Raja Iblis dan secara kebetulan Raja Iblis sekarang membantunya. Bukankah ini sangat lucu?     

Di sisi lain, Lu Jia Li tampak menghadap pada Jiang Kang Hua. Dia kemudian menunduk dengan hormat di samping Jiang Kang Hua.     

"Panglima Jiang, hamba sudah melaksanakan perintah Anda. Sekarang saya akan pamit undur diri dulu,"     

"Tunggu, Kepala Dayang Lu. Tetap awasi dapur kekaisaran istana selama Dayang Liu ada di sana, sebab aku yang mengutusnya ke sana. Dan dia sangat istimewa untukku, apa kau tahu?"     

"Baik, Panglima Jiang,"     

Lu Jia Li akhirnya undur diri, meski dalam hatinya dia bertanya-tanya. Seistimewa itukah sosok Liu Anqier ini?     

"Yang Mulia Raja, hamba sudah menjalankan seperti titah Anda," kata Jiang Kang Hua.     

Rahang Chen Liao Xuan tampak mengeras, dia ingin sekali membunuh dayang yang telah membuat hal buruk kepada Liu Anqier tadi. Tapi, Jiang Kang Hua langsung datang untuk menahannya. Dia tidak boleh bertindak gegabah lagi, dia harus melindungi Liu Anqier dengan cara yang harus seperti ini.     

"Yang Mulia, hamba tahu jika Yang Mulia sangat mengkhawatirkan Dayang Liu. Akan tetapi akan menjadi tidak masuk akal jika Yang Mulia turun tanagan sendiri, nanti semuanya akan menjadi rumit. Dan Dayang Liu yang akan menanggung semuanya."     

"Bisakah dia dipindahkan ke balai agung istana? Atau ke istana utama sebagai dayang pribadiku?" kata Chen Liao Xuan yang berhasil membuat Jiang Kang Hua kaget bukan main.     

"Maaf Yang Mulia, jujur seharusnya ini adalah percakapan Anda dengan Penasihat Li. Akan tetapi menurut hamba, ini benar-benar tidak mungkin. Yang Mulia harus bersabar lebih lama lagi. Yang Mulia harus mengikuti alurnya. Seorang dayang tidak akan labgsung serta merta bisa berada di balai agung terlebih menjadi dayang pribadi Yang Mulia. Karena mereka harus melakui dapur istana, dan beberapa tahapan lainnya dulu,"     

Chen Liao Xuan kembali terdiam, kemudian dia mengibaskan jubahnya. Tak lama Li Zheng Xi pun masuk, kemudian dia memandang Jiang Kang Hua dengan tatapan tajamnya.     

"Panglima Jiang, aku mendengar jika kau telah memasukkan seorang dayang dari bangsa manusia langsung lewat Kepala Dayang Zhao. Apa itu benar?" tanya Li Zheng Xi tanpa basa-basi. Jiang Kang Hua tampak melirik Chen Liao Xuan kemudian dia memberikan hormat kepada Li Zheng Xi.     

"Maafkan aku, Penasihat Li. Masalah internal kerajaan seharusnya aku memberitahukan semuanya kepadamu. Jujur, kemarin aku benar-benar sangat sibuk di perbatasan kekuasaan kita, sehingga aku lupa memberitahumu. Dayang baru itu aku temukan di gerbang perbatasan kekuasaan kita. kemudian aku tertarik kepadanya dan membawanya kepada Dayang Zhao untuk kupasrahkan kepada Dayang Zhao menjadi salah satu dayang yang ada di sini."     

"Lantas apakah manusia itu sudah menjalankan semua ritual yang harus ia lakukan sebelum menjadio bagian dari kita?" tanya Li Zheng Xi lagi. Jiang Kang Hua kembali mengangguk.     

"Tentu saja, Penasihat Li. Aku sendirilah yang menjalankan ritual itu kepada Dayang Liu,"     

Setelah mengatakan itu, Li Zheng Xi memandang Chen Liao Xuan kemudian dia memberikan hormat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.